
Khazanah
Dekatnya Syekh Qaradawi dengan Ulama Indonesia
Pengaruh Syekh Qaradawi dirasakan dari Maroko hingga Merauke
Umat Islam berkabung atas wafatnya ulama sekaligus tokoh Ikhwanul Muslimin, Syekh Yusuf al-Qaradawi dalam usia memasuki awal 97 tahun. Al-Qaradawi merupakan ulama kelahiran Mesir yang memiliki kedekatan dengan ulama di Indonesia.
Hal itu diungkap oleh pendiri Pusat Dakwah Alqur'an Jakarta (al-Fahmu Institute), Ustaz Fahmi Salim. Melalui akun Instagram-nya, Ustaz Fahmi Salim mengunggah foto Syekh al-Qaradawi bersama Buya Hamka, Mohammad Natsir, dan KH Hasan Basri saat berkunjung ke kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 1979.

"Itu foto beliau (Syekh al-Qaradawi) bersama Buya Hamka, Mohammad Natsir, dan KH Hasan Basri tahun 1979 saat berkunjung ke kantor MUI. Semoga Allah merahmati mereka semua di alam barzakhnya dan menjadikan mereka semua ahli surga," kata Ustaz Fahmi kepada Republika, Senin (26/9).
Ia menyampaikan, pengaruh keilmuan Syekh al-Qaradawi telah dirasakan di seluruh dunia Islam dari Maroko hingga Merauke. Dalam karya tulisnya, menurut dia, Syekh al-Qaradawi mengusung Islam moderat.
"Murid-muridnya dan karya-karya tulisnya yang mengusung Islam yang wasathiyah (moderat), rasional, modern, bernuansa purifikasi akidah ubudiyah dan dinamisasi muamalah telah melampaui zamannya dan mencerahkan semesta hingga tersebar ke penjuru dunia dan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa dunia," ujar alumnus Universitas al-Azhar, Mesir ini.
Murid-muridnya dan karya-karya tulisnya yang mengusung Islam yang wasathiyah (moderat), rasional, modern, bernuansa purifikasi akidah ubudiyah
USTAZ FAHMI SALIM Pendiri Pusat Dakwah Alquran Jakarta
Menurut dia, selama 80 tahun berdakwah di dunia keilmuan, pendidikan, dan amal Islami, al-Qaradawi telah melahirkan 100 jilid ensiklopedia khazanah ilmu Islam. Melalui tangan dinginnya pula telah lahir belasan organisasi fatwa dan Islamic Center di Eropa, Amerika, Asia Timur, dan Timur Tengah.
Ia menilai, Syekh al-Qaradawi bukan hanya individu, tapi sudah menjelma menjadi madrasah pemikiran Islam di masa terpuruknya umat Islam di abad 20 dan 21 Masehi ini. Jasa Syekh al-Qaradawi, menurut dia, sebanding dengan gerakan madrasah Islah dan Tajdid Hujjatul Islam Abu Hamid al-Ghazali dan Syekh Abdul Qadir al-Jailani di masa genting kekalahan umat Islam di era Perang Salib abad 11 dan 12 Masehi.
"Selamat jalan wahai mujaddid, mujahid, murabbi, alim rabbani kembali kepada rahmat Ilahi yang luas," kata dia.

Untuk mengenang dan mendoakan Syekh al-Qaradawi, al-Fahmu Institute menggelar takziah virtual pada Selasa (27/9) malam. "Kita semua adalah milik Allah, kita semua akan kembali kepada Allah. Dunia Islam berkabung, wafatnya seorang ulama besar," kata Ustaz Fahmi Salim saat memimpin takziah virtual tersebut.
Dalam acara yang sama, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Alquran al-Multazam, Ustaz Dr Agus Setiawan Lc MA mengatakan, ada tiga hal yang istimewa pada Syekh al-Qaradhawi. Pertama, Syekh al-Qaradawi memiliki pemahaman Islam yang mendalam. Segala hal yang ditulis memiliki sumber yang jelas.
Kedua, ilmunya dianggap turut memahami situasi masyarakat secara luas. Ketiga, ia tidak hanya memahami kondisi Mesir, akan tetapi juga alam Islam, dan Syekh al-Qaradawi memiliki jam terbang dakwah yang tinggi.
“UAS (Ustaz Abdul Somad) bercerita berjumpa dengan beliau di Mesir. Pengalaman saya berjumpa dengan beliau di Qatar. Kita tunggu shalat Jumat, terasa bukan guru dan murid, bagai seorang ayah dan anak, dikatakan begitu indah dan hangat, dekapan ayah dan anak. Beliau mendoakan Indonesia,” kata Ustaz Agus.
Sukarno: Ini Gerakan Keblinger!
Setelah mendengar laporan itu, Presiden Sukarno memerintahkan agar gerakan G-30-S dihentikan.
SELENGKAPNYASaat Jenderal Jadi Tumbal
TNI-AD telah kehilangan putra-putra terbaiknya di pagi buta awal Oktober 1965.
SELENGKAPNYAPetaka Pujian
Enam petaka yang berpotensi ada dalam pujian. Empat akan menimpa si pemuji dan dua akan menimpa yang dipuji.
SELENGKAPNYA