
Internasional
Wang: Perkuat Cina dan ASEAN
Retno menekankan pentingnya Beijing menghormati hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982.
BEIJING – Menteri Luar Negeri (Menlu) Cina Wang Yi mengatakan, negaranya akan berusaha memperkuat hubungan dengan negara-negara Asia Tenggara. Hal itu disampaikan setelah dia berpartisipasi dalam ASEAN Ministerial Meeting (AMM) ke-55 di Phnom Penh, Kamboja, Kamis (4/8).
Dalam pidatonya, Wang mengungkapkan, Cina dan ASEAN sudah mempererat kerja sama dalam beberapa tahun terakhir. “Kita telah menjaga oasis perdamaian dalam menghadapi turbulensi dalam situasi keamanan internasional,” ucapnya.
Dia berjanji, Cina akan terus berusaha mempromosikan pembangunan berkualitas, membangun pola pembangunan baru, serta memberikan momentum lebih besar untuk pemulihan ekonomi regional dan dunia. “Serta memberikan lebih banyak peluang pembangunan bagi negara-negara ASEAN,” ujar Wang.
ASEAN dan Cina menggelar ASEAN-China Ministerial Meeting di Phnom Penh, Kamboja, Kamis (4/8). Keamanan pangan dan stabilitas regional termasuk dalam kerja sama yang hendak diperkuat kedua belah pihak.
At the ASEAN-China Ministerial Meeting (04/08), put forward two areas of cooperation for ASEAN – China to strengthen: food security and regional peace and security#55AMMPMC pic.twitter.com/mfUYtPnJDV — Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu_RI) August 4, 2022
“Di ASEAN-China Ministerial Meeting, diajukan dua area kerja sama ASEAN-Cina untuk diperkuat; keamanan pangan serta keamanan dan perdamaian regional,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi lewat akun Twitter.
Retno menjelaskan, terdapat dua cara untuk memastikan keamanan pangan. Pertama, dalam jangka pendek, yakni dengan memastikan rantai pasok pangan. “Untuk jangka panjang; memperkuat ketahanan pangan kawasan melalui pendirian Regional Food Emergency Relief Mechanism, investasi untuk inovasi pertanian, dan pengembangan strategi keamanan pangan,” kata Retno dalam keterangan yang dirilis Kementerian Luar Negeri.
Dalam ASEAN-China Ministerial Meeting, Retno turut menyampaikan tentang pentingnya ASEAN dan Cina berkontribusi dalam menciptakan perdamaian serta stabilitas di kawasan. Dia secara khusus mengutarakan kekhawatirannya terkait meningkatnya rivalitas di antara kekuatan besar. Ia menilai, jika rivalitas itu tidak dikelola dengan baik, akan dapat berujung pada konflik terbuka. “Termasuk di Selat Taiwan,” ujarnya.
Selain itu, Retno turut menekankan tentang pentingnya menjaga kepercayaan. Dalam hal ini, dia menyebut, penting bagi Cina menjadi bagian dari pelaksanaan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific. Penting pula bagi Beijing menghormati hukum internasional, termasuk terhadap Konvensi PBB untuk Hukum Laut (UNCLOS) 1982.

Saat ini, Cina dan beberapa negara ASEAN terlibat sengketa klaim atas wilayah Laut Cina Selatan. Klaim Negeri Tirai Bambu atas wilayah perairan strategis itu dinilai tak sejalan dengan aturan UNCLOS 1982.
ASEAN Plus Three
Sementara itu, Retno juga menghadiri pertemuan ASEAN Plus Three (APT) Minister Meeting yang memfokuskan pembahasan kerja sama pangan, energi, hingga rantai pasok. Pertemuan ini melibatkan 10 anggota ASEAN dan tiga mitra, yaitu Jepang, Cina, dan Korea Selatan.
"Dua hal saya tekankan pada pertemuan ini adalah pentingnya ASEAN dan APT memperkuat kerja sama di bidang ketahanan pangan, energi, keuangan, hingga membangun rantai pasok yang lebih kokoh," kata Retno dalam rilis pers Kementerian Luar Negeri RI, Kamis.
Menurut Retno, APT merupakan mekanisme untuk bertahan dan tempat aman bagi masyarakat yang hidup di 13 negara. Oleh karena itu, penting bagi APT untuk meningkatkan koordinasi guna memperkuat upaya nasional dalam menghadapi krisis pangan, energi, dan keuangan.
Sementara itu, soal rantai pasokan, dalam pertemuan tersebut, Retno turut menekankan pentingnya kerja sama memperkuat rantai pasok mengingat hal ini merupakan salah satu kunci bagi pemulihan ekonomi. Penguatan kerja sama infrastruktur logistik dan diversifikasi basis pasokan juga Retno tekan untuk diperkuat.
Selain itu, Retno juga mengatakan, pentingnya dukungan APT bagi penguatan industri hilirisasi di negara-negara ASEAN. Pertemuan APT menyepakati Program Kerja APT untuk lima tahun ke depan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.