Kalam Jabar
Guru Diminta Berkreasi
Gubernur mengimbau guru berani menerapkan gagasan baru dalam KBM.
BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyambut baik arahan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam peringatan Hari Guru Nasional. Arahan mendikbud itu dibacakan dalam upacara yang digelar di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Senin (25/11).
Dalam arahannya, Mendikbud mengajak guru melakukan perubahan kecil di tengah berbagai kendala yang ada. Guru diminta berkreasi dan berimprovisasi dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dan berupaya selalu melibatkan murid dalam kegiatan. Guru diharapkan dapat menemukan bakat dalam diri murid, juga menawarkan bantuan terhadap guru lainnya yang mengalami kesulitan.
Ridwan Kamil menilai Mendikbud memberikan arahan yang tepat. Kewajiban kami sebagai perwakilan dari pemerintah pusat adalah untuk menerjemahkan arahan dalam kebijakan di Jawa Barat, ujar kepala daerah yang akrab disapa Emil itu.
Emil sepakat dengan Mendikbud yang menilai sistem pembelajaran di sekolah masih cenderung kaku dan bersifat administratif. Menurut dia, hal itu dapat membuat kemampuan siswa luput dari pantauan.
Karena itu, ia mendorong para guru menerapkan gagasan baru dalam KBM. Ia mengakui, sering kali gagasan baru sulit diterima atau diimplementasikan karena aturan yang baku. Tapi, ia meminta guru tak ragu untuk mencoba. Setiap gagasan baru yang keluar dari zona nyaman itu sudah pasti ada dinamika, tapi kita harus yakin, kata dia.
Dalam upacara peringatan Hari Guru Nasional, sekaligus HUT ke-74 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Kota Sukabumi, Wali Kota Achmad Fahmi juga berharap guru dapat berinovasi dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Diharapkan inovasi yang dilakukan guru ini dapat mendorong lahirnya generasi muda yang inovatif dan kreatif. Para guru harus berinovasi, bekerja, dan berprestasi, dan melakukan perbaikan mulai dari kelas, sebagaimana amanat dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,ujar Fahmi.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik)Kabupaten Purwakarta Purwanto menga takan, sebagaimana disampaikan Mendikbud, para guru mesti berupaya melakukan perubahan untuk membawa dunia pendidikan ke arah lebih baik. Ia mengatakan, perubahan itu dapat dilakukan dalam proses belajar mengajar di ruang kelas. Dulu, kata dia, dikenal istilah guru sebaya. Kita harus terus semangat melakukan perubahan mulai dari kelas-kelas kita. Teruslah berinovasi untuk menyempurnakan pembelajaran, kata dia, lewat keterangan tertulisnya.
Guru honorer
Menyangkut guru honorer, Gubernur mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan berupaya secara bertahap melakukan penang gulangan. Seiring juga dengan upaya lainnya dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Tahun depan, pemerintah provinsi pun berupaya menggratiskan iuran sekolah bulanan. Jadi, di mana ada peluang, kita akan perjuangkan, termasuk dengan guru honorer, ujar dia.
Di Kabupaten Karawang, pemerintah daerah memberikan tambahan penghasilan pegawai (TPP) untuk guru dan tenaga kependidikan. Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengatakan, TPP ini dianggarakan lewat Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.
Dalam keterangan tertulisnya, disebut 95 pengawas sekolah jenjang muda mendapat tunjangan Rp 4 juta, jenjang madya Rp 5 juta, dan jenjang utama Rp 6 juta. Tunjangan akan diberikan November ini.
Untuk guru, termasuk calon guru, dan kepala sekolah, menurut Cellica, ada 6.298 orang yang diberikan TPP masing-masing Rp 500 ribu dan Rp 1 juta mulai tahun depan. Ini sudah dianggarkan dalam anggaran TPP 2020, kata dia, kemarin.
Cellica mengatakan, guru dan tenaga kependidikan non-ASN atau honorer juga mendapatkan tambahan penghasilan. Menurut dia, sebanyak 1.242 orang tenaga eks kategori II akan mendapatkan tambahan Rp 250 ribu mulai Januari 2020. Anggaran Peningkatan Mutu Manajemen Sekolah (PMMS) ini, kata dia, selama ini berkisar Rp 700 ribu-900 ribu. Adapun guru dan tenaga ke pendidikan honorer lainnya, sebanyak 1.290 orang, mendapatkan Rp 500 ribu. Selama ini belum mendapatkan insentif dari PMMS, kata dia. (zuli istiqomah ed: irfan fitrat)
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.