Ekonomi
KAI: Jumlah Penumpang Jarak Jauh Naik
Angkutan barang dalam tiga tahun tetakhir tidak mengalami dampak tekanan yang signifikan.
JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) melayani sebanyak 398.260 pelanggan atau rata-rata 132.753 pelanggan kereta api (KA) jarak jauh pada libur Idul Adha sejak Jumat (8/7) hingga Ahad (10/7). Angka tersebut naik 46 persen dibandingkan rata-rata volume pelanggan KA Jarak Jauh pada Juni 2022, yakni 90.913 pelanggan per hari.
“Secara keseluruhan, perjalanan kereta api lancar dan pelanggan telah mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan. KAI mengucapkan terima kasih atas kepercayaan seluruh masyarakat yang telah menggunakan angkutan kereta api selama masa libur Idul Adha tahun ini,” kata VP Public Relations KAI Joni Martinus di Jakarta, Senin (11/7).
Joni menyampaikan, pada periode tersebut KAI mengoperasikan rata-rata 229 perjalanan KA Jarak Jauh per hari. Adapun rute favorit pelanggan, antara lain, Jakarta - Bandung (pulang-pergi), Jakarta - Yogyakarta (pulang-pergi), Jakarta - Surabaya (pulang-pergi), Jakarta – Semarang (pulang-pergi), Jakarta – Purwokerto (pulang-pergi), Jakarta - Kutoarjo (pulang-pergi), Jakarta - Cirebon (pulang-pergi), Surabaya - Yogyakarta (pulang-pergi), Surabaya - Semarang (pulang-pergi), Surabaya - Jember (pulang-pergi), Surabaya - Madiun (pulang-pergi).
Update Persyaratan Naik KA Mulai 17 Juli 2022
Merujuk pada SE No. 72/2022 Kemenhub, penumpang KA antarkota yg sudah divaksin dosis ketiga (booster) tidak diwajibkan melakukan skrining.
Untuk detailnya, cek tabel di postingan ya.#KAI121#UpdatePersyaratanNaikKA#NaikKeretaLagi pic.twitter.com/UR29mRGrvQ — Kereta Api Indonesia (KAI121) July 11, 2022
Menurut Joni, antusiasme masyarakat dalam menggunakan kereta api pada masa libur Idul Adha ini sudah mulai tumbuh. KAI juga mengajak kepada masyarakat agar menggunakan layanan dengan tetap saling menghargai dan menghormati sesama pelanggan.
Sebelumnya, KAI mencatat kenaikan jumlah penumpang. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor transportasi tersebut sempat mengalami tekanan karena turunnya jumlah penumpang yang signifikan akibat pandemi dari 2020 sampai 2021.
“Selama dua tahun ini angkutan penumpang mengalami tekanan, namun 2022 sudah terlihat pemulihannya, terlihat sejak April 2022,” kata Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo.
Sementara itu, Didiek mengatakan, angkutan barang dalam tiga tahun tetakhir tidak mengalami dampak tekanan yang signifikan. Ia mengatakan, angkutan barang menjadi penopang KAI sejak terdampak pandemi Covid-19.
Didiek menjelaskan, angkutan penumpang KAI pada 2019 berhasil mengangkut 429 juta orang dalam waktu satu tahun. Kemudian, pada 2020 karena pandemi turun signifikan 56 persen. Alhasil, KAI hanya mengangkut 186 juta penumpang karena adanya pembatasan mobilitas.
Tren penurunan jumlah penumpang terus berlanjut pada 2021. Didier menyebutkan, pada 2021 tercatat jumlah penumpang KAI turun sekitar 70 persen dibandingkan 2020 atau hanya mengangkut 154 juta penumpang. “Ini karena pada 2020 efek pandemi pertengahan Maret ya, sementara pada 2021 sepanjang tahun adalah masa pandemi sehingga angkutan penumpang tertekan,” ujar Didiek.
Didiek menambahkan, pendapatan KAI mencapai Rp 15,5 triliun pada 2021. Pendapatan tersebut terdiri atas angkutan barang Rp 7,4 triliun, angkutan penumpang Rp 2,4 triliun, dan kompensasi penerintah mengenai public service obligation (PSO) dan IMO sekira Rp 4,9 triliun. Termasuk, pendapatan lainnya sekitar 12 persen atau Rp 1,8 triliun dari angkutan pendukung dan nonangkutan. “Total pendapatan pada 2021 meningkat dari 2020 sekitar delapan persen,” kata Didiek.
#RekanCommuters Saat menunggu KRL di peron sesuai tujuan dengan berdiri di belakang garis aman (garis kuning) yang telah ditentukan. Serta mendahulukan pengguna KRL untuk turun terlebih dahulu sebelum naik KRL. pic.twitter.com/OyRWZSdjSd — KAI Commuter (CommuterLine) July 11, 2022
Sementara itu, pada 2020, Didiek mengatakan, KAI menelan kerugian sebesar Rp 1,7 triliun karena angkutan penumpang turun signifikan. Kemudian pada 2021, KAI berhasil menekan rugi menjadi Rp 359 miliar. “Sekarang ini, transportasi berbasis kereta api masih rendah. Kami harapkan pemerintah bisa mendorong peningkatan angkutan menggunakan kereta api,” ujar Didiek.
Anak usaha KAI, yakni KAI Commuter, juga mengalami kenaikan jumlah penumpang, bahkan mencatat rekor jumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) sejak pandemi Covid-19. Meskipun rekor tersebut belum melampaui jumlah penumpang KRL sebelum pandemi Covid-19 yang mencapai 1 juta penumpang per hari, sudah mengalami peningkatan.
“Setelah pandemi, alhamdulillah Senin kemarin (4/7/2022) rekor terbaru kami bisa angkut 707 ribu penumpang per hari,” kata Direktur Utama KAI Commuter Roppiq Lutzfi Azhar.
Roppiq mengatakan, dalam dua tahun terakhir angka tersebut belum tercapai. Ia menargetkan pada Juli hingga Agustus 2022 rata-rata penumpang KRL akan tembus 750 ribu orang per hari.
Roppiq menambahkan, kondisi penumpang KRL pada 2019 mampu mengangkut 337 juta penumpang. Lalu saat pandemi, jumlah penumpang KRL turun signifikan hingga 40 persen. Ia mengatakan, pada tahun ini ditargetkan KAI Commuter dapat mengangkut 210 juta orang.
Terlebih, Roppiq menambahkan, Kementerian Perhubungan sudah menargetkan adanya pengembangan infrastruktur. Lalu, KAI Commuter diharapkan dapat mengangkut dua juta penumpang per hari.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Transaksi Kurban Melalui BSI Meningkat
Keseluruhan pembelian hewan kurban dihimpun melalui elektronik BSI Mobile.
SELENGKAPNYAStagflasi Global?
Inflasi kelak akan hilang dengan sendirinya dan pertumbuhan global akan kembali normal.
SELENGKAPNYAIdul Adha dan Tauhid Cinta
Tauhid cinta dapat menembus batas ruang dan waktu, melampaui orientasi duniawi.
SELENGKAPNYA