Kabar Utama
Presiden: Segera Kendalikan Harga Bahan Pokok
Mendag menargetkan dapat menyelesaikan persoalan minyak goreng dalam waktu satu bulan.
JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meminta jajarannya untuk mengendalikan harga kebutuhan pokok agar terjangkau bagi masyarakat. Jokowi juga menekankan pentingnya peningkatan produksi pangan sebagai langkah antisipasi di tengah ancaman krisis pangan global.
Dari tinjauannya di beberapa daerah, Jokowi menyebut harga untuk minyak goreng curah mulai stabil. Namun demikian, Jokowi meminta agar harga tersebut terkendali di seluruh provinsi. Menurut dia, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjatian dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan masih membutuhkan waktu hingga satu bulan agar harga-harga tersebut dapat merata di seluruh daerah.
“Tapi yang jelas, yang paling penting solusi pendeknya adalah menjaga harga di masyarakat supaya tetap stabil dan terjangkau,” ujar Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/6).
Presiden ingin jajarannya secepatnya dapat mengendalikan berbagai harga kebutuhan pokok. Untuk membantu beban masyarakat, Jokowi menyatakan pemerintah berkomitmen pemerintah untuk terus memberikan subsidi meskipun beban fiskal saat ini sudah berat. Subsidi tersebut juga diberikan untuk sektor energi seperti BBM, gas, dan listrik.
Terkait adanya ancaman krisis pangan global, Jokowi memerintahkan agar produksi pangan ditingkatkan. Jenis komoditas pangan yang ditingkatkan pun bisa disesuaikan dengan karakteristik masing-masing daerah.
“Saya minta kita fokus, pertama peningkatan produksi besar-besaran baik itu dari petani, korporasi, BUMN. Semua harus ditingkatkan, jangan mengikuti rutinitas harian, yang sering kita kejebak di situ,” kata Jokowi.
Ia mencontohkan alternatif pangan adalah tanaman sorgum. Tanaman ini, kata dia, hanya cocok ditanam di Nusa Tenggara Barat. Selain melakukan produksi besar-besaran, Jokowi juga meminta kementerian/lembaga untuk memastikan produksi para petani dapat diserap.
“Kedua, kalau produksi besar-besaran, bisa segera dipastikan siapa off taker-nya. Jadi petani produksi terus dan yang membeli juga ada,” kata dia.
Jokowi menegaskan, pengelolaan produksi pangan membutuhkan koordinasi yang baik antara kementerian, lembaga, BUMN, dan juga pihak swasta, serta daerah.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan, Presiden dalam Sidang Kabinet memberikan sejumlah arahan mengenai pengelolaan pangan. "Antisipasi pangan, harus terjangkau dan tersedia," kata Zulkifli sesuai mengikuti Sidang Kabinet.
Terkait persoalan minyak goreng curah, Zulkifli menargetkan dapat membenahi masalah kelangkaan dan kenaikan harga dalam waktu satu bulan. Untuk mempermudah distribusi minyak goreng curah ke berbagai daerah, Zulkifli akan membuat kemasan sederhana minyak goreng curah.
Ia menjelaskan, naiknya berbagai harga pangan saat ini disebabkan oleh geopolitik dunia, termasuk perang di Rusia dan Ukraina. Namun demikian, ia menilai tingkat inflasi di Indonesia saat ini merupakan yang paling rendah dibandingkan negara-negara lainnya.
“Pemerintah bekerja keras agar tidak membebani akibat memanasnya suhu politik geopolitik, tetapi tidak bisa dihindari ada yang terdampak,” jelas Zulkifli.
Kemarin, Zulkifli yang baru ditunjuk sebagai Mendag pada Rabu (15/6), menemui Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di kantor Kementerian Pertanian untuk berkoordinasi mengenai pangan. Ia menekankan, Kemendag dan Kementan harus berada di garda depan dalam melakukan perlindungan terhadap petani dan pedagang kecil.
Dia mengatakan, Kemendag siap mengikuti aturan dan semua program Kementan untuk meningkatkan pengelolaan pangan di Tanah Air. Syahrul Yasin Limpo menyampaikan terima kasih atas kunjungan Mendag. Menurut Syahrul, kolaborasi ini merupakan sesuatu yang baik dalam membangun sektor pertanian yang lebih kuat. "Ini sesuatu yang sangat bagus sekali untuk kita bersama-sama membangun sektor pertanian Indonesia," kata Syahrul.
Harga sejumlah komoditas pangan, seperti cabai dan bawang merah mengalami kenaikan cukup tinggi belakangan ini. Di beberapa daerah, harga cabai tercatat mencapai lebih dari Rp 100 ribu per kg. Secara nasional, harga rata-rata cabai rawit merah sebesar Rp 92.350 per kg per Senin (20/6) berdasarkan data Pusat Infomrasi Harga Pangan Strategis Nasional.
Kemendag memproyeksi lonjakan harga komoditas cabai dan bawang merah mulai mereda pada akhir Juli. Faktor cuaca, khususnya curah hujan tinggi. sangat menentukan kualitas panen yang berdampak langsung pada volume produksi.
Direktur Bahan Pokok dan Penting, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim mengatakan, berdasarkan prakiraan BMKG, peluang hujan cukup tinggi pada akhir Juni hingga awal Juli, termasuk di wilayah sentra penghasil cabai dan bawang di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Ia menyampaikan, kenaikan harga sulit dihindari mengingat sifat komoditas cabai dan bawang yang mudah rusak dan preferensi konsumen yang dominan pada produk segar. Dalam jangka pendek, upaya pendistribusian cabai dari sentra produksi lain seperti dari Wajo, Sulawesi Selatan ke Jabodetabek, biaya logistiknya ditanggung pemerintah.
Pasokan normal pertengahan Juli
Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) menyatakan, pasokan bawang merah akan kembali normal mulai pertengahan Juli. Sentra-sentra bawang merah di wilayah Jawa akan memulai masa panen raya sehingga pasokan diyakini akan melimpah.
Ketua Umum ABMI, Juwari, mengatakan, di sentra Brebes, Jawa Tengah, kemungkinan luasan panen bawang merah akan mencapai lebih dari 10 ribu hektare (ha) dengan produktivitas normal 9-10 ton per ha. Jumlah itu, menurut Juwari, belum ditambah dari wilayah sentra lainnya di sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur.
“Kalau pasokan sudah normal, harga akan turun. Sementara ini, kita akan memasok ke wilayah Jabodetabek melalui Toko Tani Indonesia, harga petani itu kita jual Rp 41 ribu sampai Rp 42 ribu per kilogram (kg),” kata Juwari kepada Republika, Senin (20/6).
Juwari mengatakan, pasokan bawang merah saat ini sejatinya tidak begitu langka. Namun, memang terdapat penurunan produksi akibat cuaca buruk yang tidak biasa terjadi. Itu menyebabkan munculnya organisme pengganggu tanaman (OPT), yang menurunkan produktivitas hingga hanya 5 ton-6 ton per ha.
Saat ini, rata-rata harga bawang merah di konsumen sudah lebih dari Rp 50 ribu per kg dari sebelumnya di kisaran Rp 30 ribu per kg. Sejak bulan lalu, tercatat adanya kenaikan permintaan berkisar 40 persen dari tahun sebelumnya. Hal itu terjadi karena adanya pelonggaran PPKM sehingga aktivitas dan konsumsi masyarakat meningkat. Dua faktor itu yang membuat kenaikan harga hingga tingkat konsumen.
Harga komoditas cabai belakangan terus melambung tinggi di tingkat konsumen. Petani cabai menjelaskan, situasi tersebut tak lepas dari adanya gangguan pertanaman berupa serangan hama, yang hampir terjadi di seluruh wilayah sentra pertanaman Indonesia.
Ketua Asosiasi Champion Cabai, Tunov Mondro Atmodjo, mengatakan, pada dasarnya setiap bulan selalu ada panen cabai di berbagai sentra. Namun, serangan hama berdampak pada gangguan produksi sehingga hasil yang dipanen tidak maksimal.
“Panen terdekat itu bulan Juli, tapi sudah mulai rusak cabai dan pohonnya karena jamur antraknosa dan layu fusarium. Lalu juga terkena lalat buah untuk cabai yang belum merah,” kata Tunov.
Sementara itu, tanaman yang rencananya siap dipanen pada Agustus sudah menunjukkan gejala hama kuning. “Ini situasinya menyeluruh hanya selamat di wilayah Sulawesi, tapi dia tidak luas. Kalau di Jawa sudah menyeluruh,” katanya menambahkan.
Langkah penanganan cabai termasuk saat ada serangan hama telah mengacu pada standar. Walau begitu, petanilah yang menjadi kunci dari keberhasilan produksi cabai.
Sebagai langkah jangka pendek, para kelompok petani yang tergabung dalam asosiasi akan menjual langsung hasil panennya ke wilayah Jabodetabek, tanpa perantara distributor. Harga jual kepada konsumen sesuai harga dari petani yang diperkirakan antara Rp 65 ribu hingga Rp 70 ribu per kg. Namun, penjualan khusus dilakukan di Toko Tani Indonesia/Pasar Mitra Tani di bawah pengawasan Kementerian Pertanian.
Sebagai informasi, penjualan komoditas pangan yang dilakukan di TTI/PMT bisa lebih murah karena pemerintah menanggung ongkos distribusi dari sentra pertanaman. Saat ini harga cabai masih berkisar Rp 100 ribu per kg, terutama jenis cabai rawit.
Menurut Tunov, penjualan tidak dilakukan ke pasar umum karena khawatir akan disalahgunakan oleh oknum pedagang dan dijual kepada konsumen dengan harga pasar yang jauh lebih tinggi. Penjualan langsung itu akan berlangsung hingga 14 hari ke depan.
“Kenapa? Karena setengah bulan lagi perkiraan saya harga akan melandai. Memang ada gangguan produksi, tapi kalau konsumen dijejeli harga tinggi terus tentu akan jenuh. Kita mau memberi yang terbaik buat masyarakat,” ujar dia.
Sementara itu, Badan Pangan Nasional (NFA) turut melakukan mobilisasi pasokan cabai dari wilayah sentra, khususnya di Sulawesi Selatan ke kawasan Jabodetabek. Langkah itu menjadi upaya pemerintah untuk menurunkan harga cabai yang semakin tinggi, terutama di sekitaran Ibu Kota.
Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, menuturkan, penambahan ketersediaan cabai efektif untuk mengintervensi turunnya harga cabai di tingkat pasar. Pada pekan lalu, sedikitnya 3,5 ton cabai didatangkan dan akan terus dipasok hingga harga kembali normal.
“Harga cabai sudah mulai bergerak turun dan akan kita jaga agar harga terus stabil. Ini tahap awal fasilitasi logistik cabai, fasilitasi logistik berikutnya kita akan terus tekan harga cabai hingga sekitar Rp 60 ribu per kg,” ujarnya.
Sebelumnya, Arief mengatakan, sebagai upaya langkah stabilisasi harga komoditas pangan, khususnya cabai rawit merah, NFA akan memfasilitasi pendistribusian cabai rawit merah dari wilayah surplus ke Pasar Induk di Jabodetabek. Selain cabai, NFA juga akan memfasilitasi distribusi bawang merah dari petani asal Kabupaten Bima dan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, untuk dikirim ke Jabodetabek.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Perbaiki Kesejahteraan Guru Madrasah
Anggaran kesejahteraan guru madrasah harus terus diperjuangkan.
SELENGKAPNYAJamaah Jalani Medical Check Up Jelang Armuzna
Medical check up bagi jamaah sudah dilakukan sejak Jumat (17/6) di Makkah.
SELENGKAPNYADaerah Tunggu Vaksin dan Obat-obatan Atasi PMK
Kementan akan mendahulukan vaksinasi PMK pada hewan yang masih sehat.
SELENGKAPNYA