Jakarta
Korsleting yang Jadi Sumber Dominan Kebakaran di DKI
Kebakaran lebih disebabkan warga yang kurang teredukasi mengenai penggunaan kelistrikan.
Hampir setiap hari selama dua bulan terakhir, Rasdi (65 tahun) hanya meratapi sisa-sisa kebakaran di Pasar Gembrong, Kelurahan Cipinang Besar Utara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, dari pos samping jalan. Dia masih nelangsa. Rumah yang ditempatinya sejak 1972 hangus tak tersisa.
Rasdi menerangkan, di hunian padat penduduk tersebut, kebakaran memang kerap terjadi. Meski demikian, kebakaran besar di Pasar Gembrong pada Ahad (24/4) malam WIB, ketika dalam suasana bulan Ramadhan, menjadi yang terbesar. Si jago merah pun tidak tertangani warga hingga dengan cepat merambat melahap ratusan bangunan di sekitarnya.
Total 180 rumah warga dengan 432 kepala keluarga (KK) harus mengungsi sementara waktu karena tempat tinggal mereka sudah rata dengan tanah. "Kebakaran di area ini memang sering sejak 1972 saya di sini. Korsleting listrik paling sering," kata Rasdi saat ditemui di Pasar Gembrong, Rabu (15/6).
Ketua RT 04, RW 01 Kelurahan Cipinang Besar Utara, Agung (43), mengatakan, korsleting listrik yang terjadi saat kebakaran hebat dua bulan lalu tak lebih dari kecerobohan warga. Meski begitu, ia menampik, ada warganya yang memasang instalasi listrik curian atau menggunakan kelistrikan tak sesuai standar nasional Indonesia (SNI).
"Awalnya dari rumah warga di RT 6, MCB (miniatur circuit breaker) listriknya sudah mati ke bawah, tapi dia tahan-tahan, akhirnya korslet dan kebakaran, merembet," ujar Agung.
Meski tak menampik insiden kebakaran yang beberapa kali terjadi Pasar Gembrong dipicu korsleting listrik, Agung tidak mau menimpakan kesalahan kepada PT Perusahaan Listrik Negara Distribusi Jakarta Raya (PLN Disjaya). Dia menganggap, kebakaran lebih disebabkan warga yang kurang teredukasi mengenai penggunaan kelistrikan.
Korban kebakaran lain di Pasar Gembrong, Yuli (27), mengatakan, meski berjarak cukup jauh dengan sumber api, rumahnya ikut terbakar juga. Hal itu karena rambatan kabel listrik dan sebaran api secara perlahan menyambar dari rumah ke rumah. Menyoal sumber kebakaran dari rumah warga lainnya, Yuli, menyebut jika hal itu memang karena keteledoran warga.
"Mungkin karena padat juga, warga memang ada yang teledor atau gak ngerti soal listrik kan," kata Yuli yang kini tinggal sementara di Rusun Cipinang Besar Utara bersama korban lainnya.
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI melansir, pada April 2022, dari 187 kebakaran di berbagai lokasi, sebanyak 107 kasus dipicu korsleting listrik. Dari angka itu, sekitar 73 kasus kebakaran melanda rumah warga.
Tiga kasus terakhir, misalnya, kebakaran di rumah berlantai dua di kawasan Joglo, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, pada Selasa (7/6), dipicu korsleting. Tiga hari berselang, kebakaran di sebuah rumah di Jalan H Jairi, RT 04, RW 02, Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng, juga karena arus pendek.
Merujuk kasus sebelumnya yang melanda rumah di Jalan Masjid Al Huda, RT 05, RW 01, Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (24/5), ditengarai lagi-lagi karena masalah listrik.
Humas PLN Disjaya Pandu Prastyani mengatakan, dari hasil analisis petugas, memang kebakaran yang menimpa rumah warga dipicu masalah kelistrikan. Meski demikian, kata dia, untuk kepastiannya tetap harus menunggu hasil penelitian pihak berwenang. Hal itu karena ada kasus warga membuat saluran listrik sendiri yang tidak sesuai standar. "Apakah itu karena instalasi pelanggan atau instalasi PLN?" ujar Pandu.
Pihaknya mengeklaim, selama ini kasus korsleting dominan terjadi bukan karena kesalahan petugas PLN Disjaya. Hal itu mengingat pemasangan instalasi kWh meteran di dalam rumah dilakukan dengan memperhatikan keamanan penghuni rumah.
Pandu juga tidak menampik ada pelanggan yang menggunakan alat listrik tidak sesuai standar. Jika hal itu dilakukan, ia menganggap, jika terjadi apa-apa, menjadi hak dan kewajiban penuh pelanggan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Petugas Perempuan Disiagakan di Area Tawaf
Saat umrah wajib, jumlah jamaah dibatasi sehingga tidak begitu padat.
SELENGKAPNYADisiplinkan Lagi Prokes
Seluruh pemda diminta mempersiapkan layanan kesehatan menghadapi potensi lonjakan kasus.
SELENGKAPNYAMendag Kaget Harga Bahan Pokok Naik
Zulkifli mengkaji kemungkinan pengemasan minyak goreng curah dengan kemasan sederhana.
SELENGKAPNYA