Khazanah
Santripreneur Dorong Lahirnya Generasi Mandiri
Program ini bentuk kepedulian Baznas terhadap perekonomian keluarga santri.
JAKARTA – Upaya untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan santri terus dilakukan. Salah satunya melalui program Santripreneur yang digerakkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).
Saat mengunjungi Pondok Pesantren Modern Hidayatussalikin, Bukit Intan, Pangkalpinang, Selasa (14/6), Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin menyerahkan bantuan program Santripreneur kepada perwakilan tiga orang santri. Bantuan ini berupa pelatihan, pembinaan, dan juga modal usaha yang diberikan kepada para santri sesuai jenis usaha dan kebutuhannya.
Saat itu, Wapres mengatakan, menjadi santri tidak hanya terbatas untuk jadi ulama maupun ustaz, tetapi bisa menjadi apapun. ‘’Bisa jadi bupati, gubernur, presiden, Gus Dur itu santri, bisa jadi presiden, saya juga santri bisa jadi wakil presiden, jadi pokoknya belajar, insya Allah, semangat ya, mencari ilmu, insya Allah," kata dia.
Ketua Baznas, Prof KH Noor Achmad menjelaskan, program Santripreneur diberikan kepada santri aktif maupun yang sudah lulus. Dia mengatakan, tujuan program tersebut untuk lebih membangkitkan usaha, kemandirian, dan kemampuan mengelola kebutuhan di kalangan santri.
"Untuk bantuannya sebesar Rp 40 miliar, dengan nilai bantuan Rp 5 juta sampai Rp 10 juta sesuai dengan usahanya. Target kami dari program ini adalah 5.000 santri, baik itu untuk santri maupun lulusan pesantren," kata dia kepada Republika, Rabu (15/6).
Kiai Noor menuturkan, Santripreneur merupakan program pembinaan, pendampingan, dan pelatihan bisnis serta bantuan modal usaha yang ditujukan kepada para santri yang ingin menggeluti usaha. Dia berharap, program ini bisa meningkatkan kesejahteraan hidup para santri.
Santripreneur, lanjut Kiai Noor, adalah program lanjutan dari program sebelumnya yang sudah ada, yakni Baznas Milenialpreneur yang telah dilaksanakan pada 2020. Dia menekankan, ini bentuk kepedulian Baznas terhadap perekonomian keluarga para santri. "Kami ingin membantu mereka mandiri secara ekonomi dan berkembang," katanya.
Program Santripreneur lebih ditujukan untuk para santriwan maupun santriwati lulusan pondok pesantren berusia 17 sampai 30 tahun yang aktif di bidang wirausaha. Baznas akan terus menguatkan kerja sama dengan beberapa pesantren untuk dapat menjaring lebih banyak santri yang memiliki tekad kuat berwirausaha.
"Proses transformasi mustahik menjadi muzaki menjadi tujuan utama Baznas, yang memiliki fokus kuat dalam menyejahterakan umat," ujarnya.
Wakil Ketua Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI NU), KH Hodri Ariev menyambut baik program ini. Ia menilai, program ini merupakan ikhtiar untuk mendorong generasi penerus yang mandiri. "Generasi yang mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional," ujar dia.
Lahirnya santri-santri pengusaha, menurut dia, akan memberi efek positif, tidak hanya dalam kemandirian secara finansial, tetapi juga keteladanan bagi santri-santri lain, yang sejatinya adalah generasi bangsa.
Lebih dari itu, menurut dia, program Santripeneur bisa menjadi aspek yang mempertemukan kemandirian duniawi dengan kesadaran ukhrawi. "Program Santripeneur hendaknya tidak hanya memberikan bekal skill sebagai pengusaha tetapi juga terbentuknya komunitas pengusaha santri yang bisa saling mendukung dan menguatkan untuk kemajuan bangsa," ujar dia.
Apresiasi juga disampaikan Ketua Badan Kerja Sama Pondok Pesantren Indonesia (BKsPPI), Prof KH Didin Hafidhuddin. Ia berharap, program ini ditujukan kepada pesantren yang santrinya siap bekerja atau berusaha sambil tetap melaksanakan sebagai pembimbing masyarakat di bidang ilmu dan akhlak. Hal ini sejalan dengan firman Allah yakni surah at-Taubah ayat 122.
"Saran saya dibuat pilot project dulu beberapa pesantren di beberapa daerah sambil terus dipelajari kelebihan dan kekurangannya, sebelum kemudian dimassalkan di seluruh Indonesia," kata Kiai Didin.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Tugas Berat Dua Menteri
Persoalan minyak goreng dan lahan di IKN menjadi titipan Presiden untuk diselesaikan menteri baru.
SELENGKAPNYAYa Duyufurrahman, Ikuti Saran Petugas
Kelelahan menjadi faktor pemicu kekambuhan penyakit jantung yang dialami jamaah haji.
SELENGKAPNYAShin Bertekad Ukir Sejarah di Piala Asia
Keberhasilan Asnawi dan kawan-kawan telah membayar penantian selama 15 tahun sejak Indonesia terakhir.
SELENGKAPNYA