Jurnal Haji
Jamaah Ditempatkan Berdasarkan Zonasi
Jamaah haji gelombang pertama dari Madinah ditempatkan di Makkah berdasarkan sistem zonasi.
A SYALABY ICHSAN dari Makkah, Arab Saudi
MAKKAH — Jamaah haji gelombang pertama dari Madinah ditempatkan di Makkah berdasarkan sistem zonasi. Kadaker Makkah PPIH Arab Saudi Mukhammad Khanif menjelaskan, kebijakan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada jamaah sesuai dengan daerahnya.
“Alhamdulillah kita sudah tahun kedua penempatan jamaah berbasis zonasi,” ujar Mukhammad Khanif saat diwawancarai Tim MCH di Makkah, Senin (13/6).
Hingga Senin (13/6), ada sebanyak 3.155 jamaah berangkat ke Makkah untuk melakukan umrah wajib di Masjidil Haram. Mereka berasal dari Embarkasi Solo, Jakarta-Pondok Gede, Jakarta Bekasi, Surabaya, dan Padang. Enam kloter berangkat untuk mengambil miqat di Bir Ali pada Senin (13/6). Lima kloter berangkat pada pukul 06.00 Waktu Arab Saudi (WAS), sementara satu kloter lainnya berangkat pada pukul 14.00 WAS.
Menurut Khanif, adanya zonasi ini membuat para petugas bisa lebih memahami karakteristik jamaah haji sesuai dengan asalnya. Meski tidak bisa seratus persen, dia bahkan mengupayakan petugas yang ditempatkan di sektor tersebut berasal dari daerah serupa.
Dia menjelaskan, sistem zonasi dipertahankan mengingat banyak jamaah yang hanya bisa berbahasa sesuai dengan bahasa daerahnya. Hal tersebut bisa menimbulkan persepsi berbeda saat jamaah berkomunikasi dengan petugas. “Ketika ada jamaah yang tertinggal dari rombongannya ketika kita tanya nama, dia ngomongnya yang lain,” jelas dia.
Menurut Khanif, pihaknya membagi lima sektor penempatan akomodasi jamaah. Untuk sektor 1 yakni untuk jamaah dari Embarkasi Surabaya (SUB) dan Lombok (LOP). Sektor 2, jamaah dari Embarkasi Batam (BTH) dan Makassar (UPG). Untuk Sektor 3 yakni Jakarta Pondok Gede (JKG), Palembang (PLM), Banda Aceh (BTJ), Medan (MES), Sektor 4 yakni Solo (SOC), Padang (PDG), Banjarmasin (BDJ), Balik Papan (BPN). Untuk Sektor 5 yakni Embarkasi Jakarta Bekasi (JKS).
Lima sektor untuk pemondokan jamaah di Makkah tersebut berada di lima wilayah dengan hotel yang berbeda, yakni di Mahbas Jin (6 hotel), Jarwal (2 hotel), Raudhah (6 hotel), Syisyah (9 hotel), Misfalah (13 hotel). Sektor paling jauh dari Masjidil Haram terletak sejauh 4,2 Kilometer. Untuk sektor terdekat yakni 850 meter.
Pantauan Tim MCH di salah satu pemondokan di Sektor 3, fasilitas akomodasi sudah siap untuk ditempati jamaah. Satu kamar memiliki kapasitas empat tempat tidur. Setiap kamar dilengkapi dengan AC, wastafel, toilet duduk, meja, hingga lemari. Tak hanya itu, setiap lantai dilengkapi dengan mesin cuci.
Pemberangkatan jamaah dari Madinah ke Makkah telah dimulai pada Ahad (12/6) WAS untuk melaksanakan umrah perdana di Masjidil Haram setelah beristirahat sebentar di pemondokan masing-masing. Beberapa jamaah tampak terharu karena baru pertama melihat Ka’bah.
“Saya terharu dan bahagia sekali, karena saya dari dulu ingin sekali naik haji. Akhirnya tahun ini bisa berangkat,” kata jamaah asal Pati, Tedjo.
Wakil Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram Daker Makkah PPIH Arab Saudi Slamet Budiono menjelaskan, petugas sudah menyiapkan posko-posko untuk mengantisipasi jamaah Indonesia yang datang. Posko itu akan memberikan pertolongan pertama untuk membantu jamaah yang membutuhkan bantuan.
Dia menjelaskan, ada enam posko yang disiapkan untuk melayani para jamaah. Pos 1 akan digelar di area tawaf. Pos 2 ada di area Marwah. Pos ini untuk mengantisipasi jamaah yang butuh bantuan setelah menjalankan sai. Selain itu, pos 2 disiapkan untuk jamaah yang berdatangan dari Sektor 2, 3 dan 4.
Untuk mengantisipasi jamaah yang datang dari Sektor 1 (Mahbas Jin), maka Pos 3 disiagakan di Babussalam. Sementara itu, pos 4 berada di depan Hotel Zamzam Tower yang berada di depan pintu King Fahd. “Untuk mengantisipasi jamaah yang datang dari Terminal Ziad,” jelas dia.
Pos 5 ada di depan Hotel Dar Altauhid yang disiapkan untuk menggeser jamaah dari Marwah pulang ke Jarwal (pemondokan di sektor). Pos 6 ada di ujung masjid baru yang terletak di depan pintu King Abdullah. Pos itu untuk mengantisipasi aksi kriminalitas yang kerap menimpa jamaah.
“Jamaah jalan kaki itu seringkali dilakukan pembegalan atau pemalakan di situ, tim linjam akan antisipasi disitu bergerak dari hotel kiswah ke Masjidil Haram sehingga jamaah haji yang sedang tawaf qudum akan merasa aman,” ujar dia.
Tanpa identitas
Pemerintah Arab Saudi menerapkan aturan baru bagi jamaah dan petugas yang hendak umrah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Konjen Arab Saudi di Jeddah Eko Hartono menjelaskan, pihak Saudi melarang semua jamaah untuk membawa identitas diri termasuk seragam.
“Tidak boleh lagi seorang jamaah apalagi berkelompok kemudian membawa identitas diri apakah itu seragam, itu dilarang,” ujar Eko.
Menurutnya, Saudi juga melarang semua jamaah untuk mengambil foto dengan cara berkelompok. Terlebih, ujar dia, ada spanduk yang dibentangkan sebagai objek foto tambahan bagi jamaah. “Kalau selfie masih boleh,” tutur dia.
Wakil Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram Slamet Budiono menjelaskan, aturan tersebut berimbas pada petugas yang harus bekerja di pos jaga area tawaf. Menurut dia, pihak Saudi melarang semua jamaah yang berpakaian selain petugas untuk masuk ke lantai dasar sekitaran Ka’bah, termasuk petugas.
Karena itu, Slamet menjelaskan, pihaknya akan menempatkan petugas berpakaian ihram di pos tersebut. Mereka akan mengenakan kain khusus bertanda petugas sehingga bisa dikenali jamaah. “Itu satu-satunya, kalau lantai dua, lantai tiga, lantai empat, kita masih bisa menggunakan pakaian seragam petugas,” ujar dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Cara Alquran Hadapi Islamofobia
Kini, berabad-abad sesudah zaman Rasul SAW gerakan Islamofobia masih saja gencar.
SELENGKAPNYAStagflasi dan Anomali Ekonomi Syariah
Dalam keadaan stagflasi, pelaku bisnis memiliki dua tantangan besar.
SELENGKAPNYAKelak Anda Bermata Tajam
Mata batin yang dahulunya tumpul tak berperasaan, di hari milik Tuhan akan dipaksa terbelalak menjadi tajam.
SELENGKAPNYA