Hikmah
Tiga Tingkatan Maaf
Setidaknya ada tiga tingkatan maaf dan memaafkan yang dianjurkan untuk Muslim.
Oleh ABDUL MUID BADRUN
OLEH ABDUL MUID BADRUN
Dalam Islam, maaf dan memaafkan sudah menjadi anjuran. Sesama manusia harus saling memaafkan atas kesalahan yang pernah dilakukan. Orang yang melakukan kesalahan harus mengakui dan memohon maaf dengan tulus.
Begitu pula dengan orang yang mendapatkan perlakuan buruk juga dianjurkan untuk memaafkan dengan ikhlas. Meskipun demikian, maaf dan memaafkan seharusnya bukan sekadar kata yang terucap, melainkan harus dihayati dengan hati.
Dalam hal ini, setidaknya ada tiga tingkatan maaf dan memaafkan yang dianjurkan untuk Muslim. Tingkatan ini berupa menahan amarah, memaafkan, dan berbuat baik terhadapnya.
Tiga tingkatan tersebut dianjurkan bagi setiap umat Islam ketika mengalami perlakuan atau perbuatan buruk dari seseorang. Tingkatan ini dapat menghindarkan kita dari sikap-sikap yang dapat merusak persaudaraan antarsesama manusia. Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami bagaimana anjuran maaf dan memaafkan ini.
Pertama, menahan amarah. Ketika kita mendapatkan perlakuan buruk atau tidak adil, kita dianjurkan untuk tidak langsung marah. Tingkatan pertama ini penting dilakukan karena marah tidak akan menyelesaikan masalah, bahkan cenderung menambah masalah.
Amarah yang tidak terkendali dapat merusak hubungan yang selama ini terbina baik, seperti api membakar kayu kering. Namun, tidak semua orang mampu menahan amarah. Maka, tipnya adalah dengan tarik napas panjang-panjang lalu ambil air wudhu.
Kedua, memaafkan. Setelah mampu menahan amarah, kita dianjurkan untuk memaafkan kesalahan yang telah diperbuat. Dari sini, orang yang memaafkan harus bisa tulus dan ikhlas menghilangkan dendam yang membara dalam hati. Jika memaafkan orang lain, tapi masih menyimpan dendam, bisa jadi itu menahan amarah yang ada dalam hati saja.
Dengan kata lain, orang yang mau memaafkan harus mampu menghilangkan noda dan bekas luka di hatinya. Inilah hakikat memaafkan.
Ketiga, berbuat baik padanya. Inilah tingkatan paling tinggi. Membalas keburukan dengan kebaikan itu sangatlah mulia dan dianjurkan (QS al-Fushilat: 34). Karena, jika keburukan dibalas dengan keburukan, kita sama saja dan tak ada beda dengan pelakunya.
Jika seseorang melakukan kesalahan pada kita, dianjurkan untuk mengambil paling tidak satu dari tiga (tingkatan) sikap, yaitu menahan amarah, memaafkan, dan atau berbuat baik terhadapnya.
Hal ini sesuai dengan anjuran Alquran yang artinya: “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan” (QS Ali Imran: 134).
Wallahu a’lam.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.