Ekonomi
Langkah Penting RI Menuju Juara Dunia Makanan Halal
Industri makanan halal Malaysia meraih nilai 123,4 dalam laporan SGIE 2021/2022 dan Indonesia sebesar 71,1.
OLEH LIDA PUSPANINGTYAS
Industri halal Indonesia terus maju seiring dorongan dari segala arah. Makanan halal menjadi yang paling depan memimpin barisan. Menurut State of Global Islamic Economy (SGIE) Report 2021/2022, industri makanan halal Indonesia berhasil menempati peringkat kedua di antara negara-negara lain di dunia. Indonesia hanya kalah dari Malaysia yang sudah menjadi langganan juara dunia berturut-turut.
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) berambisi menyalip Negeri Jiran dalam beberapa tahun ke depan. Menurut Ketua BPJPH Muhammad Aqil Irham, Indonesia hanya perlu lebih serius lagi menggarap potensi sertifikasi produk makanan yang sudah ada.
"Usaha kita tinggal satu tahap lagi untuk memenangkan halal food dan menjadi nomor satu. Insya Allah, kita kompetitif," kata Aqil kepada Republika, beberapa waktu lalu.
Industri makanan halal Malaysia meraih nilai 123,4 dalam laporan SGIE 2021/2022 dan Indonesia sebesar 71,1. Tahun ini, Indonesia menargetkan 10 juta sertifikasi halal untuk produk makanan dan minuman. Aqil menyampaikan, hingga kuartal I 2021, upaya tersebut sudah menembus 25 persen dari target.
Di luar itu, potensi sertifikasi halal masih sangat melimpah, terutama dari segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Menurut Menteri Kementerian Koperasi dan UKM Teten Masduki, jumlah UMKM di sektor makanan mencapai 60 persen dari 65,47 juta unit pada 2019. Dengan menggenjot sertifikasi UMKM, diharapkan produk halal Indonesia bisa meningkat signifikan.
Tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri, potensi makanan halal Indonesia untuk menembus pasar ekspor juga relatif tinggi. Menurut Laporan Pasar Halal Indonesia 2021-2022 yang diluncurkan Dinar Standard dan Bank Indonesia (BI), potensi dan peluang ekspor mencapai 310 miliar dolar AS per tahun atau Rp 1,8 triliun hanya dari produk lemak dan minyak nabati atau hewani saja.
Sementara itu, belanja makanan dan minuman halal di Indonesia sendiri mencapai 135 miliar dolar AS. Angka itu sekitar 10 persen dari angka global yang sebesar 1,2 triliun dolar AS. Produk dengan permintaan tertinggi mencakup makanan paketan, makanan kesehatan, minyak goreng, teh, dan kopi.
Industri makanan dan minuman halal Indonesia pun harus jeli melihat peluang. Tidak hanya demi memenuhi kebutuhan nasional, tapi juga global. Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) berpegang teguh pada Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah Indonesia 2019-2024 untuk melakukan orkestrasi konektivitas industri halal nasional.
Direktur Industri Produk Halal KNEKS, Afdhal Aliasar, menekankan pentingnya memperkuat ekosistem agar industri halal Indonesia bisa berdampak masif dari gerakan bersama-sama. Menurutnya, ada banyak program kerja KNEKS dalam hal ini yang akan dituangkan dalam Masterplan Industri Halal Indonesia 2022-2029.
"Insya Allah, Masterplan Industri Halal Indonesia 2022-2029 akan kita luncurkan tahun ini," ujarnya kepada Republika, Kamis (12/5).
View this post on Instagram
Afdhal menyebut, ini akan menjadi fondasi dasar pengembangan industri halal di Indonesia menuju pusat industri halal dunia yang terpercaya dan terkemuka. Khusus di sektor makanan dan minuman, Afdhal mengatakan, pengembangannya akan fokus pada tiga hal utama, yakni riset bahan-bahan industri makanan dan minuman halal berbasis lokal, penguatan industrialisasi serta implementasi value chain sampai ke konsumen, dan adopsi teknologi atau digitalisasi terkini.
Hal-hal tersebut akan diimplementasikan dalam Kawasan Industri Halal (KIH) yang dapat menjadi role model dan percontohan yang dapat direplikasi. Selain itu, Afdhal menekankan, fokus lainnya adalah ketersediaan material halal untuk industri.
"Penggunaan porcine dan lard akan kita dorong kuat subtitusinya dengan industri material yang halal dan berkualitas," katanya.
Substitusi untuk bahan-bahan yang berasal dari babi dan minyak babi ini sangat didorong karena permintaannya tinggi di pasaran, baik domestik maupun global. Salah satu upaya percepatannya adalah pendirian Laboratorium Rujukan Riset Halal Indonesia milik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Laboratorium yang baru diluncurkan April 2022 tersebut akan berkolaborasi dengan KNEKS, BPJPH, LPPOM MUI, perguruan tinggi, dan industri. Diharapkan, hasil risetnya akan terintegrasi dengan pelaku pasar dan termanfaatkan secara maksimal.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
PBB Himpun Fakta Pembunuhan Abu Akleh
Israel menarik dugaan bahwa Abu Akleh gugur akibat tembakan dari militan Palestina
SELENGKAPNYAKematian Diduga Hepatitis Akut Bertambah
Kemenkes masih melakukan investigasi terkait penyebab penyakit hepatitis akut misterius.
SELENGKAPNYAKemenag Lobi Saudi Perluas Fast Track
Kemenag telah mengirimkan surat balasan dari Kerajaan Saudi untuk pengecekan persiapan haji.
SELENGKAPNYA