Nasional
Kasus Positif PMK Ditemukan di Jateng dan Jabar
Belasan sapi positif PMK di Boyolali membaik setelah menerima pengobatan.
BANYUMAS – Temuan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak telah meluas hingga ke Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Barat (Jabar). Di Jateng, Dinas Peternakan Kabupaten Boyolali menemukan 15 ekor sapi yang positif PMK di Desa Singosari, Kecamatan Mojosongo.
Sapi positif namun tidak ada yang mati, kondisinya membaik setelah mendapat pengobatan. "15 ekor sapi yang positif PMK setelah mendapat pengobatan dari Disnakkan kondisi sudah semakin baik dan mereka sudah mau makan," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakkan Kabupaten Boyolali drh Aviany Rifdania, Rabu (11/5).
Dia mengatakan sapi yang positif PMK itu telah mendapat pengobatan tahap kedua sehingga saat ini kondisinya membaik dan sudah mau makan. Sapi yang sebelumnya banyak mengeluarkan air liur di mulut karena sariawan tersebut, saat ini sudah semakin berkurang air liur yang dikeluarkan.
"Kami berharap 15 ekor sapi yang kini masih dilakukan isolasi itu, kondisi kesehatannya dapat pulih kembali setelah 14 hari dalam penanganan oleh tim kesehatan hewan Disnakkan," kata Aviany.
Hingga saat ini, pihaknya belum mendapat laporan lagi dari daerah lain di Boyolali terkait dengan dugaan sapi positif PMK.
Di Pasar Hewan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jateng, tiga ekor sapi terindikasi PMK. "Kami memeriksa fisik, apakah ada gejala PMK, cirinya pada luka di mulut dan kuku. Kemudian pada hari ini kita menemukan ada tiga sapi perah yang terindikasi PMK," ujar Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet) Dinas Perikanan dan Peternakan (Dinkanak) Banyumas, Jan Aririjadi.
Ia menjelaskan, dari pemeriksaan fisik yang dilakukan, pada tiga ekor sapi perah tersebut ditemukan gejala-gejala berupa bercak-bercak di mulut, puting luka, kuku hampir lepas dan suhu sapi sebesar 42 derajat celcius. Suhu normal sapi berada di kisaran 38-39 derajat celcius. Demam merupakan indikasi masuknya virus ke dalam tubuh ternak.
Tiga ekor sapi yang terindikasi PMK tersebut diambil sampel darahnya untuk kemudian diperiksakan di laboratorium Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta. Akan tetapi, hasilnya tidak bisa diperoleh dengan cepat karena banyaknya sampel yang masuk. Sapi-sapi tersebut selanjutnya dipotong di Rumah Pemotongan Hewan (RPH).
Pemerintah Provinsi Jateng memperketat pengawasan lalu lintas hewan ternak di perbatasan dengan Jawa Timur. Langkah pengetatan pengawasan bakal dilakukan dengan mengisolasi hewan ternak yang berasal dari Jawa Timur.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengungkapkan, PMK pada hewan ternak telah mencuat beberapa waktu terakhir. “Selain siaga hepatitis akut pada anak, kita sekarang juga siaga untuk mengantisipasi PMK pada hewan ternak,” ungkapnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar Moh Arifin Soedjayana juga bergerak cepat mengambil sampel hewa ternak setelah konfirmasi positif PMK di Jatim. Hasilnya, ditemukan kasus positif PMK di Garut, Kabupaten Tasikmalaya, dan Kota Banjar. “Sejumlah sampel terkonfirmasi 100 persen positif PMK,” katanya.
Arifin merinci, temuan kasus PMK positif ada di Leles, Garut sebanyak 25 ekor sapi potong, tiga ekor sapi perah dan lima ekor domba. Sementara Tasikmalaya 18 sampel sapi dinyatakan positif PMK dan 11 ekor sapi di Kota Banjar dinyatakan positif 100 persen PMK. N arie lukihardianti/antara ed: indira rezkisari
Enam Kabupaten Terkena Lockdown PMK
Kementerian Pertanian (Kementan) menetapkan penguncian daerah untuk enam kabupaten yang terjangkit virus penyakit mulut dan kaki (PMK) pada ternak sapi. Langkah itu ditempuh guna menghentikan penyebaran PMK lebih luas karena tingkat penularan yang sangat cepat.
"Kementan sudah tetapkan dua daerah di Provinsi Aceh yakni Aceh Tamiang dan Aceh Timur, serta empat kabupaten Jawa Timur yakni Gresik, Lamongan, Sidoarjo, Mojokerto," kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, Rabu (11/5).
Wabah PMK memiliki penyebaran yang sangat cepat melalui udara maupun kontak langsung. Karena itu, keenam wilayah tersebut harus dalam kendali penuh. "Ini agar tidak terjadi mutasi berlebihan tanpa pengendalian langsung oleh tenaga dari Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan maupun jajaran terkait di provinsi," kata dia.
Syahrul mengatakan, dari beberapa pertemuan yang dilakukan, pemerintah telah menetapkan tiga langkah utama, yakni darurat terutama pemberian vaksin, obat-obatan, maupun vitamin untuk meningkatkan imun ternak yang belum terjangkit. Langkah kedua yakni temporer serta terakhir agenda pemulihan.
Wabah PMK menimbulkan kekhawatiran dari segi pasokan dan harga, terutama mendekati Idul Adha. Direktur Utama Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Surabaya Fajar Arifianto Isnugroho mengaku, pasokan hewan potong yang masuk tidak terpengaruh wabah PMK. Rata-rata hewan yang dipotong masih 150 ekor per harinya.
"Alhamdulilah jumlah potongan masih tidak terpengaruh. Artinya, RPH Surabaya tetap melayani pemotongan dengan baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terkait kebutuhan daging yang sehat, berkualitas, dan terjamin halal," kata Fajar, Rabu (11/5).
Sebagai bentuk antisipasi virus PMK, ia juga menyatakan sudah memberikan pemahaman kepada mitra jagal bahwa yang menjadi fokus saat ini adalah pencegahan dan penanganan. Artinya, pemotongan dan operasional RPH harus berjalan, sehingga masyarakat mendapatkan pasokan daging yang baik dan tidak terpengaruh dengan adanya isu PMK.
"Yang kita antisipasi adalah karena Surabaya ini dekat Sidoarjo, Lamongan, Gresik, dan Mojokerto. Jangan sampai wabah itu masuk lingkungan RPH," ujarnya. Kota Surabaya juga telah menolak sementara masuknya hewan ternak dari daerah suspek PMK.
Sementara itu di Kota Batu Jatim, 33 sapi dinyatakan suspek PMK. Sampel puluhan sapi tersebut masih dalam proses penelitian di Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Sugeng Pramono mengatakan, pengambilan sampel ini bermula dari laporan yang masuk pada 6 Mei lalu. Laporan tersebut menyebutkan, lima ekor sapi di Desa Sumbergondo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu terindikasi PMK.
Menurut Sugeng, hasil uji sampel baru keluar hari ini (12/5). Pihaknya belum memastikan 33 sampel sapi tersebut positif PMK atau tidak. Kota Batu juga telah menolak sementara masuk hewan ternak dari empat kabupaten suspek PMK.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Lupa Bayar Zakat Fitrah, Harus Bagaimana?
Jika tidak membayar zakat fitrah pada waktu yang ditentukan para ulama, dia tidak dikenakan sanksi.
SELENGKAPNYAKembali Berkuasanya Dinasti Marcos
Organisasi hak asasi manusia Karapatan meminta rakyat Filipina menolak pemerintahan Marcos Jr.
SELENGKAPNYA