Hikmah
Kejayaan Manusia: Renungan Hari Fitri
Mari kita merayakan kefitrian kita untuk menegakkan tugas kekhalifahan Adam yang baru di bumi.
Oleh PROF FAUZUL IMAN
OLEH PROF FAUZUL IMAN
Kejayaan manusia, sesungguhnya telah dialami oleh Adam dan Hawa—Bapak dan Ibu manusia pertama dengan ketersediaan fasilitas surganya dari Tuhan. Di surga ini keduanya tak kurang apa pun guna menguasai segala fasilitas istana surgawi.
Sejak amanah kesurgaannya diberikan Tuhan, Adam dalam menjalankan tugas-tugas surgawinya dibekali fasilitas serbalengkap. Fasilitas lengkap ini tidak diingkari merupakan simbol kejayaan manusia yang telah diamanahi Tuhan untuk menjalankan tugas fitri/sucinya sebagai pejabat terhormat di surga.
Sebagai amanah suci ini, betapa pun, Adam manusia yang dipilih Tuhan selaku insan terhormat, tetapi ia tidak dibiarkan untuk memimpin amanah kesurgaannya dengan cek kosong tanpa konstitusi yang wajib ditegakkan.
Larangan agar Adam dan Hawa tidak mengganggu buah khuldi, apalagi memakannya merupakan cara Tuhan memberlakukan konstitusi kepada mereka. Dengan tujuan supaya kebebasannya itu tidak semena-mena melanggar batas fitrah akal dan ego nafsiahnya yang telah Tuhan anugerahkan pada keduanya.
Dalam kenyataannya, Adam tidak berdaya menahan godaan dan bujukan iblis, yang menurut al-Maraghi dalam kitab tafsirnya, iblis telah menawarkan kepadanya jabatan tertinggi sebagai malaikat. Atas rayuan maut iblis, Adam kehilangan nurani fitrinya dan lebih mengikuti aspirasi nafsunya melanggar konstitusi dengan cara memanipulasi buah khuldi yang merupakan hak/aset negara surgawi.
Tuhan dengan tegas menghukum Adam dan Hawa untuk tidak lagi menikmati singgasana kekuasaan surgawi. Keduanya diturunkan ke bumi untuk mengamanahi tugas kekhilafahan di bumi yg lebih kompleks dan rumit. Tentu, setelah keduanya menutupi aurat dengan daun pisang dan melakukan recovery/tobat dari segala kekhilafannya (QS 2 : 35-38).
Dari uraian ini perlu diambil ibrah/pelajaran bagi siapa saja umat manusia yang sedang jaya dengan kekuasaannya agar bermawas diri untuk tidak haus pada jebakan bujukan materi dan perpanjangan kedudukan tanpa konstitusi. Kejayaan seorang manusia apa pun hebatnya sangat dibatasi oleh rotasi waktu yang amat tipis antara masa jaya dan masa redup/kejatuhan.
Oleh karena itu, pada hari raya fitri ini mari kita merayakan kefitrian kita untuk menegakkan tugas kekhalifahan Adam yang baru di bumi (bukan surgawi) untuk tidak terlalu gamang menikmati mahligai kejayaan hanya dengan bertumpuk logistik dan ketersediaan fasilitas surgawi nan serbalengkap. Tetapi, kemudian menindih konstitusi akal sehat yang terjatuh pada nafsu angkara murka kejatuhan ditelan bumi nan nestapa.
Nauzubillah!
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Arus Balik Bakauheni-Merak Krusial
Jalur tol Semarang-Jakarta dan penyeberangan Bakauheni-Merak menjadi dua titik krusial pada arus balik.
SELENGKAPNYAWaspada Hepatitis Misterius tanpa Kepanikan
WHO kantor Amerika menyatakan, sudah ada lebih dari 200 kasus hepatitis dari 20 negara di dunia.
SELENGKAPNYAPerang Energi Intai Eropa
Hungaria, Bulgaria, Slovakia, dan Ceska mengaku belum siap memberlakukan embargo atas Rusia.
SELENGKAPNYA