Nasional
KPK Belum Mampu Temukan Masiku
Novel Baswedan mengaku heran pimpinan KPK belum bisa menangkap Masiku.
JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku masih belum mengetahui keberadaan buronannya, Harun Masiku. Namun, lembaga antirasuah itu mengaku akan tetap berusana memburu eks politisi PDI Perjuangan tersangka kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR tahun 2019-2024 itu.
"Harun Masiku sampai sekarang belum ketemu, kami juga belum tahu lokasinya di mana," kata Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata di Jakarta, Rabu (27/4).
Dia mengatakan, KPK tetap akan mencari keberadaan Harun. KPK juga tidak berniat menghentikan penyidikan kasus Harun. Alex memastikan, KPK bakal segera menahan Harun Masiku cepat atau lambat jika sudah diketahui posisinya.
Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Karyoto juga mengatakan, KPK tetap akan memburu Masiku. Pengejaran serupa juga bakal dilakukan terhadap tersangka kasus lain yang juga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). "Soal DPO kami enggak bicara Harun Masiku atau siapa, tetapi ini kewajiban kami untuk melakukan pencarian," kata dia.
Inspektur Jendral Polisi itu melanjutkan, meredanya pandemi akan membuka akses bagi KPK untuk memburu Masiku baik di dalam maupun luar negeri. "Kami bersyukur situasi pandemi terus menurun dan mudah-mudahan akan hilang dan ini membuat kami sebagai penyidik mempunyai akses yang cukup untuk bergerak mencari (Masiku) baik di dalam dan luar negeri," katanya.
Masiku merupakan tersangka kasus suap PAW Anggota DPR periode 2019-2024. Status itu dia sandang bersamaan dengan tiga tersangka lain, yakni mantan komisioner KPU Wahyu Setiawan, mantan anggota bawaslu Agustiani Tio Fridelia, dan pihak swasta Saeful.
Masiku dimasukkan ke dalam daftar buronan sejak 17 Januari 2020, setelah KPK gagal secara dramatis menangkapnya dalam operasi tangkap tangan (OTT). KPK yang menggandeng Polri dalam memburu Masiku gagal menemukannya.
Mantan kepala satuan tugas penyidik KPK Novel Baswedan mengaku heran pimpinan KPK belum bisa menangkap Masiku. Ia menilai penangkapan Masiku sebenarnya tidak terlalu sulit.
"Memang ada aneh ya, sampai sekarang belum bisa ditangkap. Kami yakin tidak terlalu sulit untuk menangkap Masiku," kata Novel, Rabu (27/4).
Dewan Penasehat Indonesia Memanggil (IM) 57+ Institute ini mengaku siap membantu KPK agar Masiku bisa segera ditangkap dan diadili sesuai proses hukum yang berlaku. Novel mengungkapkan, IM57+ institute telah beberapa kali menawarkan diri, tapi ia melihat pimpinan KPK tidak ada keinginan untuk menangkap tersangka buron itu.
"Bila pimpinan KPK benar-benar ingin menangkap dan tidak bisa, maka kami IM 57+ Institute siap membantu. Pimpinan KPK bisa sampaikan permintaan kepada kami secara resmi," katanya. IM 57+ Institute dibentuk mantan penyidik dan pegawai KPK yang selama ini getol memburu koruptor.
Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI) juga mengaku pesimistis KPK akan menangkap Masiku. Padahal, Koordinator MAKI Boyamin Saiman mengaku MAKI sempat memiliki informasi keberadaan Masiku di luar negeri, tapi tidak ditindaklanjuti KPK.
Menurut dia, eks pegawai KPK Harun Al Rasyid juga pernah membocorkan posisi Masiku. Namun, lagi-lagi informasi itu tidak ditindaklanjuti KPK. "Tetapi perlu kita ingatkan jangan kemudian seperti putus asa begitu. Dan kesan hanya retorika akan nangkap-nangkap, tapi kemudian tidak nyata gitu," katanya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Contraflow Arus Mudik Diberlakukan
Pemudik diimbau terus memperbarui informasi rekayasa lalu lintas.
SELENGKAPNYADugaan Suap Bupati Bogor Terkait Laporan Keuangan
Seluruh pihak yang ditangkap menjalani pemeriksaan di Gedung Merah Putih KPK.
SELENGKAPNYA