Kabar Utama
Langkah Elon Musk Bisa Batasi Buzzer
Keputusan Elon Musk dalam penghapusan bot spam akan menghambat kinerja para buzzer.
JAKARTA – CEO Tesla Elon Musk pada Senin (26/4) mengejutkan publik dengan mengumumkan keputusan membeli Twitter seharga 44 miliar dolar AS atau sekitar Rp 633 triliun. Lewat keputusan itu, Musk akan menerapkan sejumlah perubahan, di antaranya mengembalikan kebebasan berbicara dan menghilangkan bot spam di platform.
Pengamat media sosial dari Komunikonten, Hariqo Wibawa Satria mengatakan, penghapusan bot spam menjadi kabar baik. Sebab, ini akan berpengaruh pada informasi yang urgen di media sosial dan menghambat para buzzer.
Hariqo menyebut buzzer ada yang menggunakan akun asli dan ada juga yang memakai akun bot spam. “Memang ada orang yang bekerja untuk reputasi seseorang atau lembaga. Dengan adanya bot atau kelonggaran keamanan di Twitter dalam mengatur akun, itu bisa dimanfaatkan untuk apapun. Misal, pada bisnis, pemasaran, dan politik,” kata Hariqo kepada Republika, Selasa (26/4).
Dia menyebut ada banyak topik di trending Twitter yang menyangkut urgensi, seperti kabar duka meninggalnya salah satu tokoh nasional. Namun, topik tersebut biasanya tenggelam.
Sedangkan topik lain yang dianggap tidak urgen, bisa trending dalam jangka waktu lama. Ini menyebabkan fakta yang diterima warganet terkaburkan dan mengesampingkan hal yang penting.
Yesss!!! pic.twitter.com/0T9HzUHuh6 — Elon Musk (elonmusk) April 25, 2022
“Yang seharusnya trending jadi tidak trending lagi. Yang trending malah hal lain, misalnya spam K-pop. Sebaiknya itu dibuat bukan trending, tetapi iklan saja karena lebih soft. Karena ketika diunggah di Twitter, muncul di timeline. Kalau trending harusnya sesuatu yang memang betul dibicarakan orang, bukan digerakkan oleh mesin atau robot,” ujarnya.
Hariqo mengataan, literasi media juga perlu diperhatikan. Literasi media bukan hanya berlaku untuk masyarakat tetapi para pengambil kebijakan agar tidak tertipu oleh para buzzer. Misal, satu kebijakan yang merugikan banyak orang di beberapa akun malah disebut bagus.
“Itu tidak sehat sehingga secara umum yang masih terkontrol memang media konvensional karena ada Dewan Pers. Kalau media sosial penetrasinya tinggi, hanya tidak bisa dijadikan rujukan yang benar,” ucapnya.
Hariqo mengatakan, keputusan Elon Musk dalam penghapusan bot spam akan menghambat kinerja para buzzer. Musk berani memutuskan karena masalah bot spam bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan di banyak negara.
“Kenapa Musk sukses beli Twitter dan akan hapus bot karena di seluruh dunia juga mengeluhkan hal yang sama, termasuk di Indonesia, salah satu pengguna Twitter terbanyak. Alih-alih membantu berkomunikasi, ini malah merugikan pemerintah karena gagal memotret situasi yang sebenarnya,” tambahnya.
Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia Ismail Fahmi mengatakan, sebaiknya masyarakat harus menunggu informasi lebih lanjut dari pembelian Twitter ini oleh Musk. “Kita harus menunggu bagaimana keputusan itu. Tapi dari wawancara terakhir, ia menyatakan akan membuat Twitter lebih baik, memisahkan manusia dan robot,” kata Ismail.
Namun, Ismail mengungkapkan ada satu kekhawatiran jika Musk benar-benar ingin memisahkan manusia dan robot. Menurut cuitan Musk, untuk menentukan pengguna Twitter merupakan manusia asli atau robot, nantinya akan diberikan tanda.
Kemungkinan tandanya bukan berupa centang biru tetapi untuk mendapatkan tanda manusia asli harus membayar dan mungkin ada tahapan verifikasi yang harus dilewati. “Saya khawatir, orang-orang yang sudah ditandain 'manusia' adalah orang-orang yang hanya membayar saja,” ucap dia.
Meski begitu, keputusan Musk untuk menghapus bot spam merupakan langkah baik. “Harus dilihat kebijakannya diterapkan atau tidak. Intinya, kalau memang niat awalnya memerangi spam, hoaks, saya kira akan bagus karena masih banyak beredar akun-akun spam dan bot di Twitter,” katanya.
Musk dikenal sebagai sosok yang kerap mengkritik Twitter, dengan menyebut platform membatasi pengguna kebebasan berbicara. Musk juga mengatakan algoritma Twitter untuk tweet harus bersifat publik dan menyarankan agar Twitter memiliki fitur tombol edit serta menghilangkan bot spam.
Seiring berjalannya waktu, Twitter mulai bernegosiasi dengan Musk dengan harga 54,20 dolar AS per saham yang diusulkan. Musk mengaku tidak terlalu peduli dengan ekonomi Twitter dan ia akan segera menghadapi tekanan untuk meningkatkan kinerja keuangan platform.
Terlepas dari pengaruhnya, Twitter jarang menghasilkan keuntungan dan pertumbuhan pengguna, khususnya di Amerika Serikat. Perusahaan mengakhiri tahun 2021 dengan pendapatan lima miliar dolar AS dan 217 juta pengguna harian secara global. Pencapaian tersebut merupakan sebagian kecil dari angka yang diklaim oleh platform saingan, seperti Facebook.
Ketua Dewan Twitter Bret Taylor telah sepenuhnya menilai tawaran Musk dan menganggap itu jalan terbaik ke depan bagi pemegang saham Twitter. Sebagai bagian dari pengambilalihan, saham Twitter akan dihapus dari daftar dan akan dijadikan pribadi.
Musk telah menyarankan ini akan memberinya kebebasan untuk membuat perubahan yang dia inginkan.
Sampai saat ini belum ada informasi lebih lanjut siapa yang akan memimpin perusahaan dan sekarang Twitter dipimpin oleh Parag Agrawal. “Saya tidak percaya pada manajemen,” kata Musk dalam dokumen penawarannya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Macron Menang, Le Pen Bersinar
Sayap kanan Prancis belum pernah menerobos ambang suara sebanyak 40 persen.
SELENGKAPNYAAmerika Serikat Janjikan Tambahan Bantuan Baru ke Ukraina
Amerika Serikat telah menyetujui penjualan amunisi senilai 165 juta dolar.
SELENGKAPNYAAbdullah bin Rawahah Penyair yang Gagah di Medan Perang
Abdullah bin Rawahah tampil membawa pedang ke medan tempur Badar, Uhud, Khandaq, Hudaibiyah, dan Khaibar.
SELENGKAPNYA