Internasional
India Buldoser Bangunan Milik Muslim
Sentimen anti-Muslim dan serangan meningkat di seantero India, dalam 10 hari terakhir.
NEW DELHI -- Pihak berwenang menggunakan buldoser untuk merangsek sejumlah toko milik Muslim di New Delhi, Rabu (20/4). Setelah sempat terhenti oleh perintah Mahkamah Agung (MA) India, perangsekan dilanjutkan.
Laporan Associated Press menyebutkan, para pemilik toko tampak mencari-cari barang di balik reruntuhan toko. Mereka mencari barang yang masih bisa diselamatkan.
Proses ini dimulai ketika personel paramiliter berdatangan lengkap dengan seragam antihuru-hara. Sebelumnya, ketua partai berkuasa Bharatiya Janata Party (BJP) Adesh Gupta mendesak pemerintah setempat untuk "bertindak terhadap bangunan ilegal yang menjorok milik para perusuh."
Kemudian, ia mencicit di Twitter, "Saya ucapkan selamat kepada pihak terkait yang bertindak sigap."
Penghancuran ini terjadi di kawasan Jalan Jahangirpuri, di tengah bulan puasa. Pemilik bangunan hanya bisa menyaksikan tanpa daya saat kios dan toko mereka dihancurkan atau diangkut ke truk.
Mahkamah Agung (MA) India kemudian mengeluarkan perintah agar penghancuran dihantikan. Namun, proses itu kemudian dilanjutkan. Kali ini, tak hanya toko-toko, bagian luar sebuah masjid berikut tangganya dirangsek.
Aksi membuldoser itu kemudian berhenti di depan sebuah kuil Hindu yang terletak sekitar 50 meter dari masjid. Barulah kemudian, tim buldoser dan para aparat pemerintah menarik diri. Namun, tindakan mereka menyulut kemarahan umat Islam.
"Mereka tidak ingin Muslim tinggal di negara ini. Mengapa? Apakah Muslim teroris?" kata Sabiran Bibi (31 tahun) yang selama hidupnya tinggal di kawasan penghancuran tersebut.
Menurut para pejabat pemerintah setempat, penghancuran itu membidik bangunan ilegal dan tidak membidik agama tertentu. Namun, para kritikus menyebutkan, aksi terakhir ini adalah upaya untuk melecehkan dan memarjinalkan umat Islam.
Para kritikus juga menggarisbawahi pola meningkatnya polarisasi keagamaan semasa India di bawah pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, asal partai berhaluan nasionalis Hindu, Bharatiya Janata Party (BJP). Saat ini, ada sekitar 14 persen Muslim di India di tengah populasi 1,4 miliar jiwa.
Raja Iqbal Singh, wali kota dari North Delhi Municipal Corporation mengatakan, pihak berwenang hanya menghancurkan bangunan ilegal yang terlalu menjorok ke jalan. Singh mengatakan, langkah pemerintah ini tidak terkait kerusuhan pekan lalu.
Namun, sejumlah toko yang dihancurkan adalah milik orang-orang dituduh berbaku hantam pada 16 Februari silam. Kekerasan pecah saat itu ketika pawai upacara keagamaan Hindu memperingati kelahiran Dewa Hanoman, melewati sebuah masjid.
Saat itu, warga Hindu dan Muslim saling menyalahkan dan menuding satu sama lain sebagai penghasut bentrokan. Sembilan orang termasuk tujuh polisi cedera.
Insiden di New Delhi ini serupa dengan yang terjadi pekan lalu di Kota Khargone, Negara Bagian Madhya Pradesh. Sekitar 45 bangunan yang sebagian besar milik Muslim, dihancurkan pihak berwenang. Ini terjadi setelah kekerasan pecah usai proses Hindu Ram Navami.
Pemerintah Madhya Pradesh secara terbuka menyalahkan Muslim. "Jika Muslim melakukan serangan seperti itu, jangan harap ada keadilan," kata Menteri Dalam Negeri Madhya Pradesh Narottam Mishra kepada NDTV yang dikutip BBC.
Sentimen anti-Muslim dan serangan meningkat di seantero India, dalam 10 hari terakhir. Terjadi aksi saling lempar batu saat proses keagamaan Hindu. Lalu, diikuti penghancuran bangunan milik Muslim.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Di Tengah Konflik, India Bantah Meningkatnya Intoleransi
Muslim di India telah menjadi sasaran serangkaian serangan oleh kelompok Hindu sayap kanan.
SELENGKAPNYA