Khazanah
Menelusuri Sejarah Pembangunan Ka'bah dari Sisi Arkeologi
Ka’bah merupakan fitur yang menyimpan sejarah panjang umat manusia.
OLEH FUJI EKA PERMANA
Ka’bah disebut juga sebagai al-bait atau rumah. Dalam Alquran QS Ali Imran ayat 96 dijelaskan, sesungguhnya rumah ibadah pertama yang dibangun untuk manusia adalah Baitullah yang berada di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.
Ka’bah sebagai rumah ibadah pertama juga diterangkan dalam hadis yang diriwayatkan Imam Muslim. Dalam hadis tersebut, Ali bin Abi Thalib menjelaskan, Ka’bah awalnya rumah biasa, kemudian dijadikan rumah pertama yang dibangun untuk beribadah kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW pernah ditanya seseorang, "Masjid apakah yang pertama kali dibangun di muka bumi ini?”. Rasulullah SAW menjawab, “Masjid al-Haram”. Orang tersebut bertanya lagi, “Setelah itu masjid mana lagi?”
Rasulullah SAW menjawabnya lagi, “Masjid al-Aqsha”. Kemudian Ali bin Abi Thalib menambahkan, “Tadinya hanya rumah biasa, tapi ia merupakan rumah pertama yang dibangun untuk beribadah kepada Allah SWT.” (HR Muslim).
Dari sudut pandang arkeologi, Ka’bah merupakan fitur yang menyimpan sejarah panjang umat manusia. Jika ditelusuri, sejarah Ka’bah akan sampai ke era Nabi Adam AS ketika diturunkan ke bumi.
Doktor Arkeologi lulusan Universitas Indonesia (UI) Profesor Ali Akbar menjelaskan, di dalam Alquran dijelaskan, Ka’bah sebagai rumah, pusat kegiatan, tempat berkumpul, dan tempat yang aman. Sekaligus sebagai kiblat.
Menurut catatannya, pembangunan atau renovasi Ka’bah dilakukan sebanyak 12 kali. Di antaranya oleh para malaikat, Nabi Adam AS, Syits anak Nabi Adam AS, Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, al-'Amaliqah, Jurhum, Qushai ibn Qilab, Kaum Quraisy (18 Sebelum Hijriyah), Abdullah ibn Zubair (65 Hijriyah), Hujaj ibn Yusuf (74 Hijriyah), Sultan Murad al-Utsmani (1040 Hijriyah), dan Raja Fahd ibn Abdul Aziz (1417 Hijriyah).
Prof Ali menyebut, pembangunan Ka’bah pertama dilakukan oleh para malaikat. Era tersebut tidak bisa ditelusuri oleh para peneliti. Kedua, pembangunan dilakukan oleh Nabi Adam AS. Secara teori, masuk akal Nabi Adam AS membangun Ka’bah meski sulit dicari buktinya oleh para peneliti.
"Nabi Adam diturunkan dari surga, sebenarnya periodenya muda, karena Nabi Adam diturunkan ke bumi tidak bareng dengan manusia purba," ujar Prof Ali.
Nabi Adam AS diturunkan ke bumi ketika manusia sudah mengenal budaya bercocok tanam dan sudah mengenal budaya membangun-bangunan dengan batu-batu besar. Jadi, menurut Prof Ali, mungkin sekali Nabi Adam AS dan anaknya Syits membuat permulaan Ka’bah.
Prof Ali mengungkapkan, pada era Nabi Adam AS penjelasannya hanya sedikit. Namun, secara budaya bisa dipahami. "Kalau kita menempatkan Nabi Adam pada periode yang muda, maka peran Nabi Adam dalam membuat Ka’bah sangat dimungkinkan,” ujarnya.
Selanjutnya, Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS meninggikan fondasi Ka’bah. Pada masa Nabi Ibrahim AS, periodenya jauh lebih muda lagi. Perkiraannya periode 3.000 tahun atau 4.000 tahun sebelum Masehi.
Nabi Ibrahim AS pernah berpindah-pindah tempat. Nabi Ibrahim AS sempat ke Mesopotamia, Palestina, dan Makkah. Ketika di Mesopotamia sudah membangun bangunan-bangunan tinggi, artinya Nabi Ibrahim AS memiliki keterampilan membuat bangunan.
"Kalau Nabi Ibrahim AS menambah atau meninggikan fondasi, artinya sebelum Nabi Ibrahim AS sudah ada bangunan Ka’bah itu," kata Prof Ali.
Catatan Nabi Ibrahim AS saat meninggikan Ka’bah ada dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 127. Ayat tersebut berbunyi: “(Ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan fondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa), ‘Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Mahamendengar lagi Mahamengetahui’.”
Prof Ali menyebut, pada masa Nabi Muhammad SAW, kemungkinan sebelum Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul, bangunan Ka’bah direnovasi kaum Quraisy. Mereka menutup pintu belakang dan meninggikan bangunan dari 4,32 meter menjadi 8,64 meter.
Kaum Quraisy juga meninggikan pintu utama, memberi atap, dan membuat saluran air di atas Hijir Ismail. Selanjutnya, terjadi peristiwa saat Nabi Muhammad SAW meletakkan kembali Hajar Aswad.
Prof Ali menambahkan, Yazid ibn Marwan pernah mengatakan, melihat Ibnu Zubair menghancurkan dan membangun kembali Ka’bah. Ibnu Zubair memasukkan ke fondasi Ka’bah, batu-batu. Yazid ibn Marwan mengaku melihat fondasi Ka’bah peninggalan Nabi Ibrahim AS bentuknya seperti punggung-punggung unta.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Covid-19 Diprediksi Landai Pasca-Lebaran
Hasil serosurvei menunjukkan hampir 100 persen masyarakat Indonesia memiliki antibodi Covid-19.
SELENGKAPNYAIndonesia Cetak Suprlus Dagang Terbesar
Kenaikan harga komoditas melanjutkan tren surplus neraca perdagangan Indonesia.
SELENGKAPNYASaudi Kecam 'Penyalahgunaan' Alquran
Setidaknya tiga orang terluka dalam aksi menentang pembakaran Alquran di Swedia.
SELENGKAPNYA