Prof KH Nasaruddin Umar | Ilustrasi : Daan Yahya

Tausiyah

Merawat Prinsip Hidup

Prinsip-prinsip hidup itu bersifat universal, sehingga sering kali tumpang tindih.

Oleh Kontemplasi Ramadhan (14)

PROF KH NASARUDDIN UMAR, Imam Besar Masjid Istiqlal

Di dalam Islam, prinsip hidup itu dikenal juga dengan istilah lima prinsip utama (al-dharuriyyat al-khamsah) yang selalu harus dipelihara dan dipertahankan, yaitu: Jiwa (al-nafs), agama (al-din), akal pikiran (al-‘aql), keturunan (al-nasb), dan harta atau properti (al-mal). Kelima hal ini biasa juga disebut prinsip-prinsip hak asasi manusia di dalam Islam.

Siapa pun tidak boleh mengganggu apalagi merampas lima hak asasi manusia tersebut. Jika seseorang terpaksa membunuh karena alasan mempertahankan salah satu dari lima hak tersebut maka hakim boleh membebaskan yang bersangkutan, sepanjang tidak ada hal lain yang menjadi background di dalam peristiwa tersebut.

Dalam perspektif Islam, orang-orang yang merawat prinsip-prinsip hidupnya. Orang yang tidak memiliki prinsip hidup maka tidak ubahnya perahu tanpa kemudi di tengah samudra. Agama dan budaya setiap masyarakat selalu menekankan arti penting prinsip hidup itu. Baik atau buruknya seseorang menurut ukuran agama dan budaya amat ditentukan oleh seberapa kuat seseorang itu memegang teguh dan merawat prinsip hidupnya.

 
Siapa pun tidak boleh mengganggu apalagi merampas lima hak asasi manusia tersebut. 
 
 

Prinsip-prinsip hidup itu sendiri bersifat universal, sehingga sering kali tumpang tindih antara prinsip hidup menurut nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya. Tidak heran jika pada umumnya orang yang baik dan mengesankan secara agama juga baik dan mengesankan secara budaya, demikian pula sebaliknya. Jiwa manusia paling berharga pada diri setiap orang.

Kita bekerja secara rutin demi mempertahankan hidup diri dan keluargan yang hidup di dalam tanggungannya. Melayangkan jiwa seseorang di dalam Islam sama dengan melayangkan jiwa semua orang, sebagaimana ditegaskan di dalam ayat:

"Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya" QS al-Maidah [5]: 32).

Dalam Islam, memelihara agama sama pentingnya dengan memelihara jiwa manusia. Karena itu, wajib hukumnya bagi setiap orang untuk menghargai dan melindungi agama dan kepercayaan setiap orang. Meskipun agama dan kepercayaan kita berbeda, tetap kita dituntut menghormati agama dan kepercayaan orang lain.

 
Prinsip-prinsip hidup itu sendiri bersifat universal, sehingga sering kali tumpang tindih antara prinsip hidup menurut nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya.
 
 

Barangsiapa yang menghina ajaran agama orang lain, diancam dengan acaman pidana sesuai dengan tingkat keterlibatan yang bersangkutan di dalam kasus kriminal tersebut. Karena itu, Islam sebagai sebuah ajaran tidak boleh dipaksakan kepada orang lain, sebagaimana dijelaskan di dalam firman-Nya: "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)’’ (QS al-Baqarah [2]: 256).

Alquran juga dengan tegas mengingatkan kepada kita bahwa urusan kesadaran beragama (Islam) adalah urusan Tuhan, sebagaimana disebutkan dalam ayat: ‘’Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya’’ (QS al-Qashash [28]: 56).

Mempertahankan kehormatan keluarga juga amat penting. Karena itu, zina dilarang keras dalam Islam, sebagaimana ditegaskan dalam ayat: "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk’’ (QS al-Isra’ [17]: 32).

Demikian pula memelihara akal pikiran, amat penting kedudukannya di dalam Islam. Karena itu, segala sesuatu yang bisa merusak pikiran dilarang dalam Islam, seperti mengonsumsi produk-produk tidak halal, khususnya minuman atau makanan yang memabukkan seperti minuman beralkohol tinggi. Islam juga memperjuangkan hak-hak privasi masyarakat, seperti rumah, kendaraan, dan perhiasan berharga lainnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Hudzaifah, Pemegang Rahasia Rasulullah

Hudzaifah banyak meriwayatkan hadis karena kedekatan secara personal dan spiritual dengan Rasulullah SAW.

SELENGKAPNYA

Samarkand Era Gemilang

Kota Samarkand menjadi pusat kekuasaan Dinasti Timuriyah pada abad silam.

SELENGKAPNYA

Telusur Sejarah Kota Samarkand

Samarkand dikuasai pelbagai dinasti sebelum mencapai masa keemasan.

SELENGKAPNYA