Nasional
Angka RT Harus Ditekan Selama Ramadhan-Lebaran
Potensi peningkatan kasus Covid seiring tingginya mobilitas masyarakat selama Ramadhan-Lebaran.
JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan potensi terjadinya peningkatan kasus Covid-19 usai Ramadhan dan Idul Fitri. Potensi peningkatan kasus ini terjadi seiring dengan tingginya mobilitas dan kegiatan masyarakat selama periode tersebut.
“Berkaca dari tahun 2020 dan 2021, setelah periode Ramadhan dan Idul Fitri, potensi terjadinya kenaikan kasus akan meningkat seiring dengan tingginya mobilitas dan kegiatan masyarakat,” ujar Wiku, saat konferensi pers melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (29/3).
Karena itu, ia meminta masyarakat agar semaksimal mungkin berupaya untuk menekan penularan. Apalagi saat ini telah memasuki masa transisi kegiatan masyarakat yang produktif dan aman Covid-19. Wiku menyebut, terdapat tiga indikator perkembangan Covid-19 yang perlu untuk terus dipantau. Yakni angka RT, positivity rate dan testing, serta vaksinasi.
Angka RT adalah pengukuran epidemiologis yang menggambarkan potensi penularan virus di tengah masyarakat. Per 24 Maret, angka RT telah menunjukkan penurunan di seluruh pulau besar di Indonesia. Penurunan yang paling besar terjadi di Nusa Tenggara yakni dari 1,14 menjadi 1,01.
Wiku pun meminta agar angka RT dapat terus ditekan hingga di bawah satu. Terutama pada pulau yang menjadi asal dan tujuan mudik seperti Jawa dan Sumatra.
Selanjutnya adalah positivity rate dan testing. Wiku menjelaskan, saat ini positivity rate mingguan di tingkat nasional mengalami penurunan dari 8,81 persen menjadi 5,20 persen. “Bahkan angka ini sudah turun drastis dari puncak omikron lalu yang sempat mencapai 17 persen,” tambah dia.
Namun, sayangnya, jumlah orang yang diperiksa baik dengan PCR maupun antigen juga mengalami penurunan. Pada minggu ini total jumlah orang diperiksa sebesar 700 ribu, yang terdiri dari 185 ribu menggunakan PCR dan 517 ribu menggunakan antigen.
“Angka ini terbilang rendah mengingat pada puncak omikron lalu, jumlah orang diperiksa mencapai lebih dari 2 juta, di mana PCR menyumbang 650 ribu dan antigen sekitar 1,4 juta,” jelas Wiku. Angka testing tetap harus ditingkatkan meskipun sudah dihapus dari syarat perjalanan.
Wiku mendorong masyarakat untuk tetap melakukan pengetesan ketika mengalami gejala maupun kontak erat dengan orang terkonfirmasi positif Covid-19. Ia menekankan, tes diperlukan untuk mencegah penularan kasus semakin meluas.
“Angka testing harus terus kita tingkatkan agar tidak ada orang positif yang tidak teridentifikasi di tengah-tengah kita,” kata dia.
Berdasarkan data Satgas Covid-19, total kasus Covid-19 di Indonesia telah menembus angka 6 juta. Pada Selasa (29/3), dilaporkan penambahan konfirmasi Covid sebanyak 3.895 kasus. Dengan demikian, total kasus konfirmasi mencapai 6.005.646.
Sebanyak 10.092 orang telah dinyatakan sembuh, sehingga totalnya 5.735.055. Sementara jumlah yang meninggal dunia hari ini sebanyak 108 kasus. Sehingga, total kematian akibat Covid-19 di Indonesia menjadi 154.882 orang.
Berdasarkan data sebaran kasus Covid-19, Jawa Barat melaporkan kasus terbanyak, yaitu 928 kasus. Lalu diikuti DKI Jakarta sebanyak 742 dan Banten sebanyak 363.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Lansia Diminta Sudah Booster Saat Lebaran
Pemerintah bisa memanfaatkan posyandu lansia untuk mempercepat booster.
SELENGKAPNYADaerah PPKM Level 1 Luar Jawa-Bali Meningkat
Kenaikan pada Level 2 dan Level 1 membuat jumlah daerah yang berada di Level 3 turun signifikan.
SELENGKAPNYADoa Menyambut Ramadhan
Kita berdoa memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar Ramadhan membawa keamanan.
SELENGKAPNYA