Ekonomi
Laba Bersih Adhi Karya Meroket 130,2 Persen
Adhi Karya mencatatkan arus kas operasi positif sebesar Rp 1,5 triliun.
JAKARTA — PT Adhi Karya (Persero) Tbk mencatatkan kinerja positif sepanjang tahun lalu. Laba bersih emiten berkode saham ADHI itu meroket 130,2 persen menjadi Rp 55,2 miliar pada 2021, naik drastis dibandingkan laba bersih 2020 yang hanya Rp 23,97 miliar.
Kenaikan signifikan laba bersih Adhi Karya ditopang pendapatan yang tumbuh positif. Sampai Desember 2021, pendapatan Adhi Karya naik 6,5 persen menjadi Rp 11,5 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 10,8 triliun.
“Pertumbuhan pendapatan turut mendongkrak laba kotor emiten pelat merah ini menjadi Rp 1,8 triliun. Hal ini karena adanya efisiensi pada beban usaha dan peningkatan pendapatan ventura bersama (proyek kerja sama operasi)," kata Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Farid Budiyanto di Jakarta, Selasa (22/3).
Total aset ADHI hingga akhir 2021 tercatat mencapai Rp 39,9 triliun sedangkan liabilitas perseroan pada periode yang sama mencapai Rp 34,2 triliun. Sementara, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 5,7 triliun.
Pada tahun lalu ADHI juga mampu mempertahankan peringkat A- dengan Stable Outlook, meningkat dari hasil pemeringkatan credit rating tahun sebelumnya yang mendapatkan Negative Outlook dari Pefindo. Hal ini mengindikasikan ADHI memiliki kemampuan untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang yang dimiliki di tengah kondisi pandemi Covid-19 saat ini.
Sepanjang tahun lalu, ADHI mencatatkan arus kas operasi positif sebesar Rp 1,5 triliun. Arus Kas Positif ini salah satunya karena perseroan telah mendapatkan realisasi pembayaran dari proyek-proyek besar perseroan.
Hingga Desember 2021, realisasi pembayaran atas pembangunan proyek light rail transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek) tercatat senilai Rp 15,1 triliun. Selain itu, realisasi pembayaran atas pembangunan proyek Jalan Tol Sigli–Banda Aceh tercatat senilai Rp 4,6 triliun.
"Pembayaran untuk proyek besar ADHI ini akan meningkatkan likuiditas perseroan yang dapat mendukung percepatan penyelesaian proyek perseroan, khususnya proyek strategis nasional (PSN),” kata Farid.
Proyek Pembangunan LRT Jabodebek diharapkan menjadi salah satu alternatif pengurai kemacetan di Ibu Kota Jakarta dan kota penyangganya. Kemudian, untuk proyek pembangunan Jalan Tol Sigli–Banda Aceh diharapkan dapat menjalin konektivitas di Pulau Sumatra Wilayah Utara.
Proyek pembangunan jalan yang dikerjakan oleh ADHI sejak 2021 memiliki total panjang 287,63 kilometer (km) dan terdiri atas beberapa tipe jalan, antara lain, jalan tol, jalan dan jembatan, hingga preservasi jalan yang terletak di Provinsi Riau, Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, hingga Kalimantan Selatan. Proyek jalan terpanjang ada di proyek Preservasi Jalan dan Jembatan Surumana-Karossa sepanjang 155,4 km.
Tak hanya ADHI, anak usahanya, PT Adhi Commuter Properti Tbk, juga mencatatkan kinerja positif pada tahun lalu. Emiten pengembang properti terintegrasi transportasi massal itu meraup laba bersih sebesar Rp 130 miliar sepanjang 2021. Laba bersih dikontribusikan dari pendapatan usaha sebesar Rp 563 miliar dengan raihan laba kotor sebesar Rp 146 miliar.
Direktur Utama Adhi Commuter Properti Rizkan Firman sangat bersyukur pihaknya mampu membukukan laba bersih pada tahun lalu meski dinamika perekonomian masih belum sepenuhnya pulih. "Ini menunjukkan kinerja perseroan yang solid dan konsisten serta minat masyarakat yang tinggi terhadap hunian berbasis TOD," kata Rizkan.
Rizkan menambahkan, target penyelesaian proyek menjadi fokus utama emiten berkode saham ADCP itu. Tahun ini, perseroan merencanakan serah terima ke konsumen di beberapa proyek, meliputi Tower Sapphire Cisauk Point-Member of LRT, Tower Bandoneon LRT City Jatibening, Tower Azzure LRT City Ciracas, serta Cluster Bhumi Svarga Adhi City Sentul.
Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan, kinerja yang positif pada 2021 bisa menjadi katalis positif bagi pergerakan saham ADCP. Menurut Alfred, tahun ini ADCP menargetkan marketing sales tumbuh double digit.
Jika melihat pertumbuhan marketing sales 2021 dan 2022, masing-masing sebesar 46 persen dan 103 persen, laba bersih ADCP tahun ini diperkirakan bisa tumbuh di atas 30 persen dibandingkan target pertumbuhan 2021 sebesar 15 persen.
"Meskipun belum disampaikan, besaran target pertumbuhan perusahaan tahun ini akan menjadi sentimen kuat bagi sahamnya," kata Alfred.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.