Bodetabek
Menikmati Nasi Lodeh dan Kopi Klotok Jogja di Cisarua
Nasi lodeh dan kopi klotok menjadi menu yang diminati masyarakat banyak.
OLEH SHABRINA ZAKARIA
Kawasan Puncak identik dengan deretan restoran yang menyediakan makanan khas Sunda. Namun, hadirnya Waroeng Kopi Klotok Cisarua justru menyajikan makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Lokasi restoran yang baru buka pada Januari 2022 ini berada di Jalan Raya Puncak Km 7,9 Nomor 25, Desa Kopo, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Reklame berwarna kuning terpampang di sisi jalan, yang memudahkan pengunjung mendatangi tempat ini.
Buka mulai pukul 10.00 WIB, Waroeng Kopi Klotok Cisarua menerima pengunjung yang datang dari berbagai daerah hingga pukul 21.00 WIB. Rumah joglo yang dinamakan Teras Ibu menyambut pengunjung yang masuk ke area restoran. Suasana khas Yogya yang kental dengan budaya Jawa mampu dihadirkan oleh Siti Hediati Hariyadi, selaku pemilik restoran.
Titiek Soeharto, putri mendiang presiden Soeharto, mendesain rumah joglo yang terbuat dari kayu jati. Cahaya dibuat sedikit redup, dan papan pengumuman yang tertulis dalam bahasa Jawa, dapur terbuka, perabotan dari kayu, serta diselimuti tembang lawas menjadi ciri khas menikmati makanan di restoran ini. Waroeng Kopi Klotok Cisarua menerapkan sistem prasmanan, dengan mempersilakan pengunjung mengambil sendiri hidangan yang disukai.
Salah seorang pengunjung, M Fitriadi Nurul Islam (41 tahun), sangat menikmati hidangan di Waroeng Kopi Klotok Cisarua. Dia menerangkan, seluruh hidangan yang disajikan rasanya sama persis seperti Kopi Klotok Jogja.
Dia mengaku rela datang ketiga kalinya ke restoran yang berada di kawasan Puncak, meski harus menempuh jarak yang lumayan jauh dari Jakarta. Dengan akses yang mudah di pinggir Jalan Raya Puncak, menurut Fitri, lokasi Kopi Klotok Cisarua bisa menjadi tujuan wisata kuliner yang wajib dikunjungi.
Setelah menyantap nasi lodeh, Fitriadi menikmati kopi tubruk. Dia memilih pisang goreng warna kuning dan manis serta jadah goreng sebagai kudapan. "Saya keluarga suka sekali dengan lodeh tempe, pisang gorengnya. Kopi tubruk yang disajikan juga luar biasa enaknya. Makanan rumahan kaki lima, tapi rasa bintang lima," ujar pria asli Yogyakarta yang tinggal di Jakarta ini saat ditemui di lokasi pada Ahad (20/3).
Tak heran, memasuki jam makan siang, para pengunjung bisa mengantre hingga keluar Teras Ibu. Mereka semua sengaja datang untuk menikmati hidangan khas Waroeng Kopi Klotok Cisarua. Nasi lodeh Jawa, telur krispi, pindang goreng, tempe bacem, tempe mendoan, dan hidangan lainnya tersedia di meja. Dilanjut dengan kopi tubruk atau teh gula batu, ditemani dengan kudapan pisang goreng bisa menjadi pilihan makanan penutup.
Tak hanya di Teras Ibu, Waroeng Kopi Klotok Cisarua juga memiliki venue lain yang tak lepas dari adat Jawa. Di lahan seluas 1,1 hektare ini, juga ada gazebo dengan tempat duduk lesehan, pendopo, area lesehan di taman, serta geladak VIP.
Tak lupa, restoran berkonsep budaya ini menyediakan mushala berbentuk rumah joglo serta bangunan toilet yang berbeda. Area taman yang luas dengan puluhan tanaman dan udara yang sejuk menjadi area bermain yang pas bagi pengunjung yang membawa anak-anak.
View this post on Instagram
Pengunjung lain asal Kota Bogor, Rini (59), mengatakan, sudah lima kali bolak-balik ke Waroeng Kopi Klotok Cisarua. Berangkat dari Kota Bogor menggunakan transportasi massal Biskita Transpakuan, Rini dan teman-temannya turun di Halte Ciawi. Kemudian, ia melanjutkan perjalanannya ke Cisarua menggunakan angkot.
Nasi lodeh yang cenderung manis, hangatnya kopi tubruk, manisnya pisang goreng khas Kopi Klotok, serta telur krispi yang unik membuat Rini terus penasaran mencicipi menu yang disediakan. Suasana yang disajikan pun membuatnya betah berlama-lama ada di Waroeng Kopi Klotok Cisarua. “Lumayan kalau bosan sama masakan Sunda di sekitar Puncak, bisa ke sini. Rasanya benar-benar masakan orang Jawa Tengah banget. Manis, gurih," ujar Rini.
Supervisor Kopi Klotok Cisarua Angga Pramudia menjelaskan, restoran di Cisarua merupakan cabang resmi Kopi Klotok Jogja. Tidak hanya memiliki resep yang sama, restoran yang diresmikan pada 22 Januari 2022 ini juga memiliki tenaga ahli memasak yang diboyong langsung dari Yogyakarta.
Menurut Angga, Waroeng Kopi Klotok bisa disebut sebagai versi modern dari Kopi Klotok Jogja. "Karena ini kan kayu-kayunya baru, kalau yang di Yogya memang asli rumah joglo dijadikan restoran. Kalau boleh dibilang di Yogya etniknya, ini modernnya," kata Angga.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.