Bodetabek
Warga Korban Banjir di Kampung Gaga Siap Direlokasi
Relokasi menjadi solusi terbaik untuk masyarakat Kampung Gaga.
TANGERANG — Sebanyak 65 kepala keluarga (KK) di kawasan Kampung Gaga, Tanjung Pasir, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, bersiap untuk direlokasi karena imbas dari banjir yang terjadi selama sekitar empat bulan terakhir ini. Para warga mengambil pilihan itu karena banjir di kawasan tersebut sulit teratasi.
Romla (40 tahun), salah satu warga Kampung Gaga, mengaku setuju dengan penawaran pihak pengembang serta pemerintah untuk direlokasi. Pasalnya, dia mengaku sudah sangat gelisah dengan kondisi banjir yang tak kunjung usai selama berbulan-bulan.
"Setuju karena banjir sudah lama terjadi. Setiap banjir air bisa masuk ke rumah saya sampai 30 sentimeter (cm). Lemari saya sampai rusak, juga kena penyakit kulit," ujarnya di Kampung Gaga, Ahad (13/3).
Meski setuju, Romla mengaku kecewa karena harus direlokasi ke kawasan lain. Sebab, dia sudah sekitar empat dekade bertempat tinggal di rumahnya saat ini. Namun, dia mengaku tidak memiliki pilihan selain direlokasi.
"Sebenarnya kecewa ya. Saya ibaratnya dari orok sudah di sini, tempat kelahiran. Baru ini banjir lama sejak ada pembangunan perumahan oleh pengembang (di belakang Kampung Gaga), biasanya satu atau dua hari kering. Tapi, kalau enggak pindah, banjir terus begini juga gelisah," ujarnya.
Warga Kampung Gaga lainnya, Marsi (40), mengaku juga terpaksa memilih direlokasi. Dia menilai tempat relokasi yang berada di seberang kampung, tidak sestrategis lokasi rumahnya saat ini.
"Lokasinya lebih jauh dari jalan raya. Dan infonya enggak ada listrik dan air," kata dia.
Ketua RT 01 RW 03, Kampung Gaga Sukamana, Sanusi, mengatakan, seluruh warganya sepakat untuk direlokasi ke tempat yang lebih layak. Relokasi warga akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Relokasinya habis Lebaran rencananya, ada 65 KK. Dipindah ke belakang Kemandoran 4, di seberang. Kasihan juga masyarakat sebenarnya butuh tempat yang layak," ujarnya.
Secara teknis nantinya pihak pengembang akan mengganti rugi biaya bangunan warga saat ini dan menyediakan tanah untuk lahan yang baru. Sanusi menyebut, upaya itu masih dalam proses. Dia berharap pembayaran dari pihak pengembang bisa cocok dengan warga. "Lahannya disiapkan sama pengembang ditukarbelikan. Bangunan dibayar, tanahnya ditempatin di situ," ujarnya.
Berdasarkan penuturannya, relokasi dinilai opsi yang terbaik meski banyak pertimbangan. Pasalnya, meski sudah dilakukan sejumlah upaya, seperti pembangunam tanggul, hanya berdampak kecil pada penyurutan kondisi banjir.
Pantauan Republika, Ahad (13/3), kondisi rumah warga dikepung oleh genangan air. Aktivitas sejumlah warga terganggu oleh air, meski hanya untuk melintasi jalan setapak.
Pemerintah Kabupaten Tangerang melalui Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Alam telah membangun tanggul sepanjang 163 meter serta tandon air seluas 2.000 meter untuk mengatasi masalah banjir di Kampung Gaga. Akan tetapi, ada rencana relokasi warga karena banjir terus bergulir.
"Dari hasil sosialisasi 65 kepala keluarga di RT 01 RW 03 Kampung Gaga Desa Tanjung Pasir, setuju dan menyambut baik rencana pemerintah melakukan relokasi. Lokasi untuk relokasi warga juga sudah disediakan oleh pengembang PT Agung Sedayu," ujar Camat Teluknaga, Zamzam Manohara.
Menurut Zamzam, relokasi yang disediakan oleh pengembang tidak jauh dari lokasi tempat tinggal sekarang dan merupakan dataran jauh lebih tinggi. "Hanya tinggal menyeberang jalan, relokasi untuk warga masih berada di Kampung Gaga Desa Tanjung Pasir," ujarnya.
Sementara, Kepala Desa Tanjung Pasir, Arun mengatakan, relokasi memang perlu dilakukan dalam menangani masalah yang tengah dihadapi warganya.
"Pemindahan lokasi tempat tinggal harus dilakukan karena menyangkut kesehatan bagi warga. Saya berharap, dengan adanya relokasi ini, nantinya warga dapat tempat tinggal yang layak untuk ditempati dan tidak takut adanya banjir lagi," kata dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.