Geni
BTS: Meriah Meski tanpa Sorakan
Konser BTS menjadi yang terbesar di Seoul semenjak pandemi Covid-19 melanda.
Penggemar BTS, Army, akhirnya menuntaskan kerinduan terhadap idola mereka. Pada Kamis (10/3), untuk pertama kalinya sejak pandemi Covid-19, grup BTS menggelar konser tatap muka langsung di Seoul, Korea Selatan.
Adanya pembatasan saat konser “Permission to Dance On Stage-Seoul” itu tak mengurangi antusiasme Army dan kemeriahan konser. Penggemar dibuat hanyut oleh performa tatap muka RM, Jin, Suga, J-Hope, Jimin, V, dan Jungkook.
Pelantun tembang “Life Goes On” ini kembali ke “rumah” dan menggebrak panggung dengan luar biasa. Penggemar dikejutkan dengan perubahan baru pada set list, termasuk "Outro: Wings”; dan “HOME” yang merupakan lagu R&B yang memesona dari album Map of the Soul: Persona . Tembang tersebut mengeksplorasi kenyamanan dalam kembalinya mereka ke ruang yang aman.
Penampilan "HOME" yang ceria itu sangat berkesan. Terlepas dari pembatasan yang ada, BTS memastikan penonton nyaman di negara yang mereka sebut rumah tersebut.
Konser yang dimulai pada 10 Maret dikemas dengan tiga pertunjukan seri, yakni 10, 12, dan 13 Maret. Demi keamanan, para pengunjung tidak diizinkan untuk berteriak, bersorak, ataupun ikut bernyanyi.
Penonton juga tidak diperkenankan melepas masker. Mereka hanya menggunakan clappers dari tempat duduk. Konser yang diadakan di Stadion Olimpiade Jamsil Seoul yang berkapasitas hampir 70 ribu tempat duduk. Namun, jumlah penonton dibatasi hanya 15 ribu orang per malam dari tiga pertunjukan.
Meskipun “Permission to Dance On Stage-Seoul” Seoul mengikuti format yang sama dengan pertunjukan virtual terdahulu di Los Angeles (AS), BTS berhasil membuat penampilan ini terasa segar dan baru. Kendati ada pembatasan, grup K-pop yang dibentuk pada 2013 ini tetap mempertahankan kesan garang, tapi menggemaskan.
Performa BTS kemudian menuai pujian dari banyak penggemar di seluruh dunia. Dilansir di laman Teenvogue pada Kamis (10/3), ada beberapa detail kecil yang menyita perhatian saat konser. Salah satu contohnya, konsistensi Jin untuk mengenakan topi plushie atau sejenis penutup kepala boneka ala Korea yang lucu.
Ada pula Suga yang asyik menyanyikan lagu ulang tahunnya. Begitu juga sekilas tato baru Jimin dan kekuatan kaki dari V. Konser ini juga memperjelas bahwa kehadiran J-hope masih signifikan. Jungkook tetap menjadi juara bertahan ad-libs.
Kim Taehyung alias V memikat penonton dengan vokal khas penuh perasaan, visual memukau, dan penampilan energi tinggi, sesuai dengan gelarnya sebagai “Stan Attractor” dan “Stage Genius”.
Selama konser berdurasi empat jam, V menjadi selebritas individu yang paling banyak dicari di seluruh dunia di mesin pencarian Google. Dilansir di All KPop pada Jumat (11/3), topik soal V menjadi trending di berbagai platform media sosial, termasuk Twitter dan Facebook.
Penampilannya sama sekali tidak menyiratkan kondisinya yang baru pulih dari Covid-19. Tentu, itu jadi tantangan bagi V, tetapi dia memberikan segalanya untuk konser.
Jimin juga banyak menerima cinta dari penggemarnya. Jimin selalu meminta penggemar bersabar untuk konser ini. Penggemarnya pun seolah mengakhiri penantian panjang.
Dua fanbase Jimin di Korea Selatan, yakni All For Jimin dan Jamjam, membentangkan spanduk di Exit 7 Stasiun Kompleks Olahraga Stadion Jamsil. Tulisan yang tercantum bahwa pertemuan dengan sang idola menjadi momen sangat menyentuh.
Suasana konser yang tanpa sorakan dan nyanyian dari penggemar sangat dirasakan Jungkook. Setelah konser “Permission To Dance On Stage-Seoul” pertama selesai, Jungkook mengunggah sebuah video di Instagram.
Dalam video itu, dia mengungkapkan perasannya setelah lebih dari dua tahun tidak bertemu langsung penggemar di Korsel. “Saya merasa sangat bahagia hari ini. Saya merasa seperti di rumah sendiri. Saya akhirnya kembali ke kampung halaman saya,” kata penyanyi bernama Jeon Jung-kook itu dilansir di Korea Boo, Jumat (11/3).
Jungkook dan personel lain terbiasa mendengar Army bernyanyi bersama. Jungkook merasa “sulit” berhadapan dengan Army yang tak ikut bernyanyi dan bersorak.
“Saya melihat Army tepat di depan mata, tapi saya tidak mendengar apa pun (dari penonton), dan mereka tidak bisa bangun dan menari atau apa pun. Mereka harus tetap duduk. Ya, itu hanya sulit untuk ditonton,” kata Jungkook.
Dia sempat khawatir apakah para penggemar menikmati aksi panggung BTS atau tidak karena minimnya interaksi. “Sepanjang pertunjukan dan setelahnya, saya cukup khawatir. Itulah sebagian alasan saya membagikan video ini. Saya merasa ada hal yang tersisa untuk dikatakan,” ujarnya.
Meski begitu, Jungkook Cs menunjukkan versi terbaiknya kepada para penggemar. Dia merindukan saat-saat di atas panggung bisa bernyanyi bersama dan mendengar sorakan Army.
“Saya merindukan suara Army yang saya dengar dari penonton pada masa lalu. Perasaanku campur aduk malam ini,” kata Jungkook.
Mereka yang tidak Kebagian Tiket
Menurut laman The Times, konser “Permission To Dance On Stage-Seoul” menjadi yang terbesar di Korea Selatan sejak terakhir kali digelar pada Oktober 2019. Pandemi tidak menjadi akhir bagi musisi Big Hit ini mempersembahkan pertunjukan meriah.
Mendapatkan tiket konser BTS sangat sulit. Banyak orang yang ingin menonton, tapi kapasitas yang tersedia hanya sedikit. Alhasil, mereka harus berebut.
Tidak sedikit Army yang gagal mendapatkan tiket dan akhirnya memilih menyumbangkan uangnya untuk organisasi amal.
Banyak yang akhirnya memutuskan menyumbangkan uang tiket ke berbagai organisasi amal dan Ukraina. Seorang penggemar menyayangkan sulitnya mendapat tiket.
“Hoseok (J-Hope), aku gagal mendapatkan tiket, tapi aku senang kamu bisa melihat Army lain. Sangat sulit (mendapatkan tiket). Hatiku sakit. Aku sumbangkan uang tiketnya ke Kedutaan Besar Ukraina,” tulis seorang penggemar dikutip dari All Kpop, Jumat (11/3).
Penggemar lainnya juga menyumbangkan uang tiket untuk anak-anak di Ukraina. Uang ini dianggap lebih baik dimanfaatkan untuk kebaikan dan kebahagiaan orang lain. Sebagian warganet pun memuji langkah yang memanfaatkan uang tersebut dengan bijaksana.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.