Khazanah
Kemenag Canangkan Program Sapa Jamaah Haji
Program Sapa Jamaah Haji berangkat dari imbauan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
JAKARTA — Masjid tidak hanya berfungsi tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat aktivitas sosial kaum Muslimin. Menyadari peran masjid di tengah masyarakat, Kementerian Agama (Kemenag) mencanangkan Sapa Jamaah Haji (SJH).
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief mengatakan, program tersebut mengoptimalkan masjid sebagai lokasi pembinaan bagi para calon jamaah haji.
Menurut dia, gagasan SJH berangkat dari imbauan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Saat memberikan sambutan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Direktorat Jenderal Bina Masyarakat Islam beberapa waktu lalu, sosok yang akrab disapa Gus Menteri itu mengimbau pentingnya penguatan peran masjid.
Karena itu, Ditjen PHU kemudian mengupayakan adanya edukasi bagi calon jamaah haji di masjid-masjid. Hilman menjelaskan, SJH akan berjalan seiring dengan diseminasi informasi haji di berbagai media, seperti yang selama ini dilakukan pihaknya.
“Selain edukasi dan penguatan literasi haji melalui media elektronik dan digital, SJH juga akan dilakukan melalui masjid-masjid, baik yang berada di asrama haji maupun di tengah-tengah masyarakat,” ujar dia dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad (6/3).
Hilman mengatakan, SJH juga sebagai ikhtiar negara dalam melayani calon tamu Baitullah yang jumlahnya kian bertambah banyak. Saat ini, total calon jamaah haji mencapai 5,2 juta orang. Karena itu, ia menilai, penempatan lokasi pembinaan yang tersebar merata akan semakin memudahkan mereka.
Ketua Umum Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Ismed Hasan Putro menyambut baik wacana SJH. Ia berharap, program tersebut dapat berkelanjutan. Dengan demikian, pembekalan bagi calon jamaah haji bisa lebih baik lagi.
“Saya apresiasi upaya dari Ditjen PHU yang ingin bersama-sama memberdayakan masjid dan jamaah haji, menjalin simpul agar diberikan pembekalan yang kuat kepada jamaah,” kata Ismed Hasan saat dihubungi Republika, kemarin.
View this post on Instagram
Dalam upaya pembekalan ini, dia melanjutkan, ada beberapa hal substansial yang penting diketahui khalayak luas. Tidak hanya berkaitan dengan aspek-aspek ibadah haji, tetapi juga pengetahuan praktis dalam melakukan perjalanan ke luar negeri. Misalnya, bagaimana cara menggunakan toilet di hotel atau dalam pesawat terbang.
Ismed mengingatkan, banyak jamaah haji asal Indonesia yang telah berusia lanjut. Selain itu, tidak sedikit pula yang berasal dari daerah-daerah nonperkotaan. Mereka memerlukan arahan yang telaten dan baik sebelum siap berangkat ke Tanah Suci.
“IPHI menyadari, banyak jamaah yang membutuhkan pembekalan, di luar KBIH (kelompok bimbingan ibadah haji) atau travel yang memberangkatkan,” ujarnya.
Untuk menyukseskan SJH, dia menyarankan, Kemenag bekerja sama dengan berbagai kalangan, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI), alumni haji, dan dewan masjid.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.