Nasional
Vaksinasi Lansia dan Anak Dinilai Perlu Terus Dikejar
Perlu percepatan vaksinasi primer untuk anak umur 6-11 tahun.
JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR Yahya Zaini mendorong kebijakan percepatan proses vaksinasi dan mempersingkat interval pemberian booster. Kebijakan ini dinilai akan menekan tingkat fatalitas kelompok lanjut usia akibat virus Covid-19.
"Saya percaya kebijakan tersebut akan efektif untuk menekan fatalitas dari para lansia sebagai kelompok yang sangat rentan," kata Yahya Zaini, Selasa (1/3).
Pemerintah mempersingkat interval pemberian vaksinasi booster atau suntikan dosis ketiga bagi masyarakat lanjut usia (lansia) di atas 60 tahun. Penyuntikan dosis lanjutan bagi lansia bisa diberikan minimal tiga bulan setelah menerima vaksinasi dosis lengkap.
Sebelumnya, vaksinasi booster diberikan minimal enam bulan setelah penyuntikan dosis kedua. Percepatan vaksinasi itu, kata dia, diyakini efektif untuk menekan fatalitas dari para lansia sebagai kelompok yang sangat rentan.
Dia menjelaskan, kebijakan mempercepat interval antara vaksin lengkap dan booster untuk lansia merupakan rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau ITAGI. Selain itu, data menunjukkan pasien Covid-19 yang meninggal sebagian besar adalah masyarakat yang belum divaksin, para lansia, dan orang dengan penyakit penyerta.
Sementara, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Soedjatmiko menyoroti vaksinasi untuk anak usia 6-11 tahun karena cakupan dosis kedua baru mencapai 40,8 persen. Akibatnya, pembelajaran tatap muka (PTM)di daerah dengan positivity rate lebih dari 5 persen sangat berisiko menimbulkan penularan pada murid, guru, orang tua, dan lansia di rumah.
“Oleh karena itu perlu percepatan vaksinasi primer untuk anak umur 6-11 tahun dan booster (suntikan ketiga) untuk lansia,” kata Miko.
Berdampingan dengan terus ditegakkannya protokol kesehatan dan percepatan vaksinasi, dia mengharapkan upaya tracing dan tracking tetap digencarkan. Selain itu dilakukan isolasi untuk kasus-kasus baru dengan pemantauan yang baik.
“Perawatan di rumah sakit untuk kasus yang tidak bisa isoman atau sulit dipantau, dan yang secara klinis ada gejala sedang atau berat,” ujar dia.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan pemerintah daerah di Jawa Bali untuk segera memenuhi target vaksinasi dosis sepenuhnya. Wiku menjelaskan, pada asesmen PPKM kabupaten/kota kali ini, pemerintah memasukkan indikator cakupan vaksinasi dosis kedua bagi masyarakat umum dan lansia.
Dengan begitu, jika target vaksinasi terpenuhi akan berdampak pada penurunan level PPKM. "Untuk itu pemerintah daerah di Jawa Bali perlu segera memenuhi target vaksinasi dosis sepenuhnya untuk segera menurunkan level pada pekan depan," kata Wiku dalam keterangan persnya secara virtual, Selasa (1/3).
Wiku mengungkapkan, masuknya indikator tersebut pada evaluasi perpanjangan PPKM pekan ini membuat peningkatan jumlah kabupaten kota Level 3 dan Level 4. Untuk daerah Level 4, dari semula empat daerah menjadi tujuh daerah, yaitu Kota Cilegon, Kota Sukabumi, Kota Cirebon, Kota Tegal, Kota Salatiga, Kota Magelang, dan Kota Madiun.
"Untuk itu agar menjadi perhatian lebih untuk dikendalikan segera, terjadi kenaikan sebanyak tiga kota ke Level 4 dan 11 kabupaten kota ke Level 3 yang tersebar di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur," ujar Wiku.
Sedangkan untuk daerah di luar Jawa-Bali, kata Wiku, berdasarkan Instruksi Mendagri nomor 14 tahun 2022 terjadi kenaikan 212 kabupaten kota ke Level 3. Untuk PPKM non Jawa-Bali ini masih menggunakan indikator PPKM yang sama dengan sebelumnya.
Untuk itu, ia meminta pemerintah daerah di Jawa Bali maupun luar Jawa Bali harus lebih optimal dalam menekan penularan, meningkatkan cakupan vaksinasi dosis pertama dan kedua. "Dimohon agar masing-masing pemerintah daerah maupun masyarakatnya memperhatikan situasi terkini dengan melihat data dan perkembangan kebijakan," ujar Wiku.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.