Nasional
Peningkatan Kematian Akibat Omikron Jangan Diremehkan
Pada 20 Februari, rata-rata kasus kematian meningkat menjadi 170 orang per hari.
BANJARMASIN -- Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan Covid-19 Hidayatullah Muttaqin meminta pemerintah dan masyarakat waspada. Ini seiring peningkatan kematian pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di tengah gelombang varian omikron.
"Kita jangan meremehkan gejala varian omikron yang ringan dan rasio kematian yang rendah, sehingga kurang memproteksi masyarakat, khususnya kelompok rentan seperti lansia, komorbid dan belum vaksin," kata Hidayatullah, akhir pekan lalu.
Menurut Muttaqin, kasus konfirmasi dan transmisi penularan Covid-19 yang masih tinggi menjadi sumber ancaman terjadinya kasus kematian. Hal ini tampak dari belum menurunnya kasus kematian di tingkat nasional. Rata-rata kasus kematian selama sepekan per 13 Februari 2022 mencapai 89 orang per hari.
Pada 20 Februari, rata-rata kasus kematian meningkat menjadi 170 orang per hari dan pada 27 Februari kasus kematian selama sepekan terakhir naik menjadi 244 orang per hari.
“Jangan anggap remeh hilangnya satu nyawa akibat Covid-19. Karena berapa pun jumlah kematian yang terjadi adalah melayangnya nyawa manusia akibat kegagalan sistem kesehatan dan penanganan pandemi dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat," ujar dia.
Sementara, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sebagian besar pasien Covid-19 yang meninggal saat ini yaitu pasien yang belum mendapatkan vaksin dosis lengkap. Maka itu, pemerintah saat ini memprioritaskan pelaksanaan vaksinasi terutama untuk lansia dan melengkapi dosis vaksinasi bagi penerima vaksin yang belum menerima dosis lengkap.
Dia menjelaskan, sekitar 70 persen masyarakat sudah menerima vaksin dosis pertama dan pihaknya menargetkan untuk mencapai angka yang sama untuk vaksin dosis kedua. "Sampai sekarang sudah ada 344 juta dosis yang disuntikkan dan untuk dosis pertama sudah 190 juta, sekitar 70 persen lebih rakyat Indonesia sudah disuntik dosis pertama. Diharapkan suntik keduanya juga bisa cepat mengejar 70 persen tersebut," kata Budi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.