Nasional
Vaksin Merah Putih Diuji Klinis Tahap Satu
Vaksin Merah Putih sudah menerima sertifikat halal MUI pada 7 Februari 2022
SURABAYA -- Vaksin Covid-19 Merah Putih yang diinisiasi Universitas Airlangga (Unair) mulai dilakukan uji klinis tahap satu di RSUD Dr Soetomo, Surabaya, Kamis (9/2). Kick off uji klinis vaksin Merah Putih Unair dibuka Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.
Muhadjir menyatakan, uji klinis tahap satu vaksin Merah Putih Unair yang diselenggarakan telah mendapat izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Uji klinis tahap satu dilakukan dengan penyuntikan vaksin terhadap 90 relawan yang memenuhi syarat. Yakni resipien naïve, atau tidak pernah, atau sama sekali belum mendapatkan vaksin Covid-19 dengan rentang usia produktif.
Muhadjir menegaskan, vaksin Merah Putih merupakan program super prioritas dari Presiden Joko Widodo, yang segala kebutuhan dan perkembangannya didukung penuh pemerintah. "Ini merupakan program super prioritas dari bapak Presiden Joko Widodo untuk menuju kemandirian vaksin Indonesia," kata Muhadjir.
Koordinator Riset vaksin Merah Putih Unair, Ni Nyoman Tri Puspaningsih memastikan, seluruh relawan telah menjalani skrining pada Selasa (8/2), sebelum disuntik vaksin. "Hari ini mereka mendapatkan vaksin Merah Putih dosis pertama berbasis inactivated virus buatan Unair," kata Nyoman.
Nyoman menyebut, ada 135 orang yang mendaftar sebagai relawan. Identitas mereka juga ditutupi. Pelaksanaan penyuntikan vaksin pun dilakukan secara tertutup.
"Jadi, kebutuhan uji klinis tahap sudah terpenuhi. Namun pendaftaran relawan atau partisipan uji klinis Vaksin Merah Putih masih terbuka luas bagi masyarakat," ujar dia.
Nyoman menyebut partisipan yang sudah mendaftar tersebut nantinya bisa dialihkan untuk uji klinis tahap kedua. Nyoman mengakui jumlahnya masih sangat kurang karena kebutuhannya mencapai 400 orang.
Rektor Unair Moh Nasih menambahkan, pihaknya bakal terus fokus untuk mengembangkan vaksin Merah Putih. Unair bahkan diakuinya siap menjadi salah satu inisiator dalam mewujudkan kemandirian vaksin Indonesia.
"Kita bekerja dari awal hingga akhir made in Indonesia. Jika tanpa dukungan pengembangan vaksin ini belum tentu bisa terjadi," kata Nasih.
Dia menjelaskan, terdapat tiga tahap uji klinis yang harus dilalui vaksin Merah Putih sebelum diproduksi massal. Pada uji klinis tahap pertama, dibutuhkan 90 relawan. Kemudian pada tahap dua dibutuhkan 400 relawan, dan tahap tiga dibutuhkan 5.000 relawan.
"Sementara relawan tahap 1 dan 2 sudah ada, mudah-mudahan tidak ada yang tidak memenuhi persyaratan jadi bisa skrining dan ikut bersama. Saya terima kasih atas dukungan semua pihak," ujar Nasih.
Nasih juga menyatakan vaksin Merah Putih telah menjadi vaksin dalam negeri pertama yang sudah mendapat sertifikat halal dari MUI. “Ini vaksin halal pertama, mendapatkan sertifikat halal. Kami dan Biotis sudah mendaftarkan sejak awal untuk mendapatkan sertifikat halal. Dan MUI terkait fatwa sudah mengunjungi pabrik Biotis di Bogor serta melihat bahan dan lain-lain,” kata Nasih.
Nasih mengungkapkan, vaksin Merah Putih sudah menerima sertifikat halal MUI per 7 Februari 2022 dan berlaku hingga lima tahun ke depan atau sampai tanggal 6 Februari 2026. Sertifikasi halal ini juga bisa diperpanjang, nantinya, MUI juga akan mengecek lagi apakah bahan-bahannya sudah memenuhi syarat kehalalan.
“Bisa diperpanjang. Artinya MUI akan tetap melakukan pemantauan, sesekali melakukan sidak. Apakah kita benar-benar menggunakan semuanya dalam proses halal termasuk bahan-bahan akan terus dilakukan,” kata Nasih.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, rencananya vaksin Merah Putih akan diperuntukkan untuk vaksin booster dan vaksin anak. Kemenkes juga mendorong agar vaksin Merah putih dapat diberikan untuk anak mulai usia 3 tahun.
Selain itu, vaksin Merah Putih juga akan digunakan untuk donasi ke beberapa negara yang masih membutuhkan vaksin. Khususnya di beberapa Afrika yang mayoritas penduduknya beragama Islam yang mengkhawatirkan faktor kehalalan vaksin.
“Presiden setuju vaksin Merah Putih untuk donasi , banyak negara yang membutuhkan di Luar Negeri, terutama di Afrika karena beberapa vaksin seperti Astrazaneca dan Moderna membutuhkan mata rantai dingin, semoga vaksin Merah Putih bisa membantu. Jadi, selain dipakai lokal, vaksin Merah Putih juga akan dipakai utuk internasional,” tutur Budi.
Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan, pelaksanaan uji klinis Vaksin Merah Putih ini akan terus dikawal oleh BPOM agar sesuai dengan standar CUKB dan protokol yang disetujui. Jika berjalan sesuai timeline dan roadmap yang telah direncanakan serta hasil interim uji klinis fase I/II yang memenuhi syarat, maka uji klinis fase III dapat dilanjutkan pada April 2022.
“Setelah itu apabila telah diperoleh hasil interim uji klinis fase III, maka dapat berproses untuk pengajuan persetujuan EUA dari BPOM sekitar pertengahan Juli 2022,” ujarnya.
Di sisi lain, BPOM juga terus mengawal pemenuhan CPOB fasilitas sarana produksi skala komersial PT Biotis Pharmaceutical Indonesia, terutama dalam penyiapan skala produksi untuk uji klinis fase III. Jika sesuai dengan timeline, diperkirakan sertifikat CPOB skala komersial dapat diterbitkan pada April 2022.
Dengan memasuki tahap uji klinis ini, vaksin Merah Putih ini dapat menjadi momentum pendorong bagi penelitian dan pengembangan vaksin dalam negeri lainnya, menuju kemandirian bangsa. Vaksin Merah Putih akan menjadi vaksin pertama yang secara mandiri dikembangkan dan diproduksi di dalam negeri.
“Dengan memasuki tahapan uji klinis ini, vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh UNAIR dan Biotis ini menjadi harapan kita dan momentum pendorong bagi para penelitian-penelitian lain dari pengembangan vaksin Merah Putih atau vaksin-vaksin lainnya di Indonesia,” katanya..
Kekebalan meningkat
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, perkembangan cakupan vaksinasi di Indonesia. Hingga 7 Februari 2022, kurang lebih telah disuntikkan sebanyak 186 juta dosis vaksinasi pertama, 131 juta dosis vaksinasi dosis kedua dan 5 juta dosis vaksin ketiga.
Wiku mengatakan, vaksinasi telah efektif memberikan kekebalan seseorang terhadap Covid-19. Wiku mengungkap, sebuah studi pada 2021 menyatakan kekebalan terhadap Covid 19 pada individu akan semakin tinggi seiring dosis vaksinasi yang diterima seseorang tersebut.
"Kekebalan terhadap Covid-19 pada individu akan semakin tinggi seiring dosis vaksinasi yang diterima, bahkan lebih tinggi 25 persen terhadap varian omikron setelah mendapatkan booster dosis ketiga," ujar Wiku.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.