Nasional
Warga Diminta tak Panik Penyebaran Omikron
Sebagian pasien omikron sedang menjalani perawatan di rumah sakit karena bergejala dan sebagian lagi menjalani isolasi mandiri.
BANDUNG -- Pelaksana tugas Wali Kota Bandung Yana Mulyana meminta masyarakat tidak panik di tengah kasus Covid-19 varian omikron yang terdeteksi di Bandung. Saat ini, ada enam orang warga Kota Bandung dinyatakan positif omikron.
"Waspada saja, panik enggak perlu. Sekali lagi, saya bilang, virus cenderung bermutasi jadi varian apa pun. Selama prokes, insya Allah terhindar," ujarnya, belum lama ini.
Yana melanjutkan, sebagian pasien omikron sedang menjalani perawatan di rumah sakit karena bergejala dan sebagian lagi menjalani isolasi mandiri. Mereka terpapar dari transmisi lokal sehingga menunjukkan omikron sedang menyebar di Bandung.
Pihaknya menekankan kepada masyarakat untuk waspada. Selain itu, bagi siswa dan guru yang melaksanakan PTM akan dilakukan kembali tes PCR secara acak. "Kita minta dinkes lakukan tes acak di sekolah sekolah yang PTM," katanya.
Negatif omikron
Empat kasus omikron yang ditemukan di Kota Semarang sudah dinyatakan negatif atau sembuh. Dinas Kesehatan Kota Semarang menyebutkan empat orang yang merupakan satu keluarga tersebut telah selesai menjalani karantina di isolasi terpusat (isoter).
Kepala Dinkes Kota Semarang. Mochamad Abdul Hakam mengungkapkan, terkait temuan kasus omikron di Kota Semarang diketahui dari hasil uji whole genome sequencing (WGS) yang dikirimkan dari sampel pasien Covid-19 yang ditangani Dinkes Kota Semarang.
“Dari 25 sampel yang dikirim Dinkes Kota Semarang, ternyata ada empat yang positif omikron dan sisanya merupakan varian delta,” ungkapnya, saat memberikan keterangan pers, kantor Dinkes Kota Semarang, Jumat (21/1).
Kalau bicara kronologi dan riwayatnya, lanjut Abdul Hakam, ini merupakan kasus impor dari luar negeri, kendati yang bersangkutan –sebenarnya-- juga sudah melakukan karantina selama tujuh hari di Wisma Atlet.
Bahkan sebelum yang bersangkutan meninggalkan Wisma Atlet untuk pulang kembali ke Semarang --pada tanggal 31 Desember 2021 lalu-- juga sudah menjalani tes PCR sebanyak dua kali dan hasilnya semuanya negatif.
Namun setelah tiba di Semarang dan merasakan kondisi badanya masih belum enak lalu melakukan inisiatif tes PCR ulang, hingga kemudian hasilnya keluar diketahui positif Covid-19.
“Jadi kurang lebih tanggal 1 Januari 2022 lakukan PCR ulang, tanggal 3 Januari 2022 baru keluar hasilnya positif dan tangggal 5 baru melapor ke puskesmas,” jelasnya.
Terkait laporan ini, lanjut Abdul Hakam, Dinkes Kota Semarang telah melakukan tindak lanjut --karena hasil CT Value-nya berada di bawah 30—dengan mengambil sampel untuk diuji WGS yang hasilnya positif omikron.
Ternyata, masih jelas Abdul Hakam, yang punya riwayat perjalanan dari luar negeri ini ternyata lini pertamanya, seperti istri, anak dan kakaknya juga positif, ingga diupayak treatmen di tempat isolasi terpusat (isoter).
Kemudian lini kedua orang yang sempat kontak erat ada 14 orang serta lini ke- 3 ada 15 orang. Hasil tes PCR terhadap lini kedua maupun lini ketiga semuanya negatif. “Meski begitu, Dinkes Kota Semarang masih akan melakukan tes lagi untuk lini kedua serta lini ketiga,” tambahnya.
Abdul Hakam juga menyampaikan, untuk yang lini pertama (tiga orang) semuanya tidak ada gejala atau dalam keadaan sehat. Bahkan mereka sudah mendapatkan vaksinasi, termasuk anaknya sudah mendapatkan vaksinasi anak usia 6 -11 tahun dosis pertama.
Setelah menjalani proses treatment, tambahnya, pada tanggal 13 Januari 2022, dua orang sudah dinyatakan negatif dan masih tersisa dua orang. Kemudian tanggal 18 Januari 2022 kemarin dua orang lainnya juga sudah dinyatakan negatif. Sehingga ke-empatnya sudah dinyatakan sembuh semua.
Untuk tindaklanjut apa yang sudah terjadi ini, akhirnya Dinkes Kota Semarang telah mengaktifkan isoter, kemudian akan mengaktifkan RT/ RW untuk melakukan penelusuran terhadap warganya habis datang dari mana.
Prinsipnya yang baru datang dari luar negeri atau dari luar kota --terutama dari Jakarta—akan difasilitasi dengan lab pemeriksaan PCR, tentunya untuk yang bergejala. Seperti saat ini, pasien yang ada di isoter --delapan orang-- semuanya memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta.
Ia juga menyampaikan, uji WGS syaratnya memang CT Valuenya harus di bawah 30. Ini yang nanti diupayakan dan yang mengarah ke omikron untuk dilakukan uji WGS- SGTF.
Kemudian setelah langkah antisipasi berikutnya adalah percepatan vaksinasi. Karena hasil koordinasi dengan Kemenkes jika di satu daerah sudah ditemukan varian omikron maka percepatan vaksinasi booster harus segera dilakukan.
“Termasuk di Kota Semarang, yang pada Januari ini targetnya ada 250 ribu, kemudian bulan Februari targetnya ada 350 ribu, Maret ada 500 ribu. Sedangkan untuk kuota April sudah 1 juta lebih,” tandas Abdul Hakam.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.