Ekonomi
Renovasi Gedung Sarinah Rampung
Sarinah akan berperan sebagai lokomotif penggerak UMKM dan merek lokal.
JAKARTA — PT Sarinah (Persero) bersiap menghadirkan wajah barunya dalam waktu dekat ini. Proses renovasi gedung Sarinah saat ini memasuki tahap akhir.
"Progres pembangunan gedung sudah 100 persen, saat ini proses general cleaning dan fitting out furniture fixture,” kata Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati di Jakarta, Kamis (20/1).
Fetty menyampaikan, Sarinah mengambil konsep community mall menjadi wadah kolaborasi untuk berbagai komunitas, terutama komunitas kreatif. Menurut Fetty, Sarinah sebagai heritage atau warisan budaya juga memiliki cultural zone dan galeri Sarinah sebagai wadah seniman berkarya.
"Sarinah menjadi panggung bagi seniman dan menyediakan tempat bagi komunitas kreatif berkarya sebagai bentuk Sarinah mengapresiasi karya seni dan budaya," ujar Fetty.
Fetty mengatakan, Sarinah juga dapat menjadi wadah untuk meeting, incentive, convention, exhibition (MICE) eksklusif dan menjadi tempat menjamu tamu-tamu negara, ataupun Ibu Kota. Sebagai pintu gerbang dan ibu kota negara, lanjut Fetty, para kreator dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) daerah dapat bergantian memamerkan dan menjual produk mereka di Sarinah melalui Pekan Produk Nusantara dan komunitas hobi.
Fetty menyampaikan, Sarinah memiliki keunikan tersebut karena sudah cukup lama eksis dan menjadi tempat kunjung lintas generasi karena produk dan layanan yang disajikan cocok bagi semua kalangan. "Sarinah yang disajikan untuk antargenerasi, maka Sarinah akan terus relevan dengan market masa kini dan terus berinovasi hingga market masa depan," ujar Fetty.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, Sarinah akan menjadi ruang pamer bagi 100 persen produk lokal Indonesia. Dalam perubahan konsep tersebut, tentunya ada revitalisasi, perbaikan gedung, hingga manajemen Sarinah.
Proses renovasi keseluruhan Gedung Sarinah telah dimulai sejak akhir Juli 2020 dan sedianya ditargetkan selesai pada November 2021. Proses pemugaran tersebut diperkirakan membutuhkan biaya sekitar Rp 700 miliar.
Menurut keterangan di laman resminya, Sarinah resmi didirikan pada tanggal 17 Agustus 1962 dengan nama PT Department Store Indonesia, dan resmi membuka pintunya kepada masyarakat pada tanggal 15 Agustus 1966.
View this post on Instagram
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah meninjau renovasi gedung Sarinah pada Rabu (18/1). Erick juga memberikan masukan kepada Sarinah dan mitranya mengenai ekosistem ritel yang sedang dibangun BUMN, yang mana Sarinah berperan sebagai lokomotif penggerak UMKM dan merek lokal.
"Sarinah dengan empat BUMN lainnya yang bergabung dengan holding pariwisata dan pendukung berkolaborasi membentuk ekosistem pariwisata yang terintegrasi. Dengan terjadinya kolaborasi BUMN, maka terjadi cross selling dan kolaborasi end-to-end dalam bisnis pariwisata," ujar Erick.
Erick mengatakan, Sarinah akan sering hadir pada pameran-pameran internasional. Selain itu, Sarinah menjadi kunjungan wajib wisatawan asing baik sebagai tamu dan delegasi acara internasional Indonesia menjadi tuan rumah, para ekspatriat, serta organisasi internasional.
"Sarinah juga memiliki banyak ruang terbuka hijau untuk menyikapi ritel pascapandemi dan mendukung protokol kesehatan. Dengan konsep urban forest, Sarinah memiliki ambiance yang santai dan harapannya menjadi tempat hit baru di jantung ibu kota," kata Erick.
Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Journey Dony Oskaria mengatakan, Sarinah telah berada dalam ekosistem holding pariwisata dan pendukung dan akan akan menjadi operator ritel terbesar dan hub UMKM di Indonesia.
"Seluruh ritel BUMN ke depannya akan dioperasikan Sarinah, artinya kesempatan untuk bekerja sama tidak hanya secara fisik di mal Sarinah saja, tapi juga bisa merambah ke bandara-bandara di Indonesia, mal-mal lain yang juga dikelola oleh BUMN," kata Dony.
Tidak hanya itu, Dony mengatakan, InJourney melalui Sarinah akan terus mendorong produk-produk baru dan membangkitkan brand-brand lokal Indonesia untuk terus berekspansi dan bersaing secara global.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.