Kisah Dalam Negeri
Susah-Susah Mudah Memvaksinasi Bocah SD
Polres Semarang menuntaskan vaksinasi terhadap 2.454 anak usia 6-11 tahun.
Pagi itu, ruangan laboratorium SD Negeri 2 Palembang, Sumatra Selatan, terasa riuh. Jumat (14/1), anak-anak usia 7-8 tahun dengan didampingi orang tua masing-masing bersiap untuk divaksin Covid-19. Ada yang berani, tapi banyak yang ketakutan.
Muhammad Afif (7 tahun), sedari masuk ruangan itu sudah menangis hingga suara nyaringnya menarik perhatian seisi ruangan. Bujukan dari ibundanya, sama sekali tak didengarkan anak ketiga dari empat bersaudara ini. Bocah itu terus saja meronta dan menjerit hingga bercucuran air mata.
Beberapa guru hingga petugas kepolisian sontak mendekatinya, berusaha menenangkan Afif agar mau disuntik vaksin Covid-19. Saat tiba gilirannya, Afif pun tak mampu menolak. Kedua tangannya yang meronta dipegang erat Sulaimah, ibunda Afif. Petugas menusukkan jarum suntik ke lengannya.
“Beli mainan mama ...,” jerit Afif sesaat setelah disuntik, yang langsung disambut gelak tawa siapa saja yang menyaksikan.
Susah-susah gampang membujuk anak-anak ini untuk disuntik vaksin. Ada orang tua yang terpaksa menyeret-nyeret anaknya supaya mau duduk di hadapan petugas kesehatan. Ada juga yang terpaksa mengejar anaknya ke lapangan sekolah karena si anak sudah kadung kabur meninggalkan ruangan vaksinasi.
Namun, ada juga anak yang gagah berani, sampai membuat orang sekitarnya berdecak kagum. Bocah ingusan itu sempat-sempatnya mengoyangkan kaki ketika jarum suntik ditusukkan ke lengannya.
Sulaimah mengaku lega karena akhirnya putra kesayangannya itu divaksin Covid-19. “Jadi, saya paksa dia (Afif), harus mau. Ini supaya tidak terkena Covid,” kata Sulaimah.
Sepekan lalu para orang tua murid mendapatkan surat dari pihak sekolah yang berisikan pemberitahuan akan diselenggarakan vaksinasi anak usia 6-11 tahun. Para orang tua diminta membuat pernyataan yang memberikan izin anaknya divaksin dengan dilampiri meterai.
Sulaimah tahu vaksin untuk Afif itu berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen. Ia pun mendukung program pemerintah itu karena sudah jengah dengan pembelajaran daring yang dilakukan lebih dari dua tahun.
Afif yang saat ini duduk di kelas II SD, terakhir kali mengikuti PTM saat di Taman Kanak-Kanak. Setelah pandemi menjalar di Indonesia sejak Maret 2020, anak-anak itu pun menjadi siswa daring yang terpaksa belajar menggunakan gawai. “Saya repot, harus ngajari dia (Afif), susah. Ini enak jika sudah sekolah setiap hari,” ujar dia.
Sepanjang Sabtu (15/1) kemarin, Polres Semarang juga menuntaskan vaksinasi terhadap 2.454 anak usia 6 - 11 tahun, di sejumlah wilayah yang ada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kapolres Semarang AKBP Yovan Fatika HA mengatakan, guna mengakselerasi percepatan vaksinasi anak usia 6 - 11 tahun, Polres Semarang mengebut program Vaksinasi Merdeka anak di sejumlah lokasi, akhir pekan kemarin.
Pelaksanaannya didukung oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Kodim 0714/Salatiga dan para relawan kesehatan. “Ada beberapa wilayah yang menjadi konsentrasi pelaksanaan program vaksinasi ini, yakni meliputi Kecamatan Bawen serta pelaksanan vaksinasi di lingkungan polsek se- wilayah Polres Semarang,” ungkapnya, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Ahad (16/1).
Menurut Yovan, upaya untuk mengejar target terus dilakukan Polres Semarang guna memaksimalkan program vaksinasi anak usia 6 -11 tahun, guna mendukung program percepatan vaksinasi anak oleh Pemerintah kabupaten (pemkab) Semarang.
Pada Sabtu kemarin, Polres Semarang --melalui program Vaksinasi Merdeka Anak-- menggelar secara vaksinasi serentak di Terminal Bawen serta di jajaran polsek di wilayah Polres Semarang.
“Dalam pelaksanaan tersebut, telah dilakukan penyuntikan dosis pertama vaksin Covid-19 kepada 2.454 anak,” jelas kapolres. Guna menarik animo anak- anak untuk mengikuti program ini, masih kata Jovan, anggot kepolisian juga mengajak anak- anak tersebt bermain kuis berhadiah.
Kapolres menambahkan, adanya varian baru Omicron, menjadi tantangan baru dalam upaya mengendalikan dan menurunkan angka penularan Covid-19.
Berbagai upaya terus dilakukan agar varian baru trsebut tidak menyebar di kabupaten Semarang maupun di Jawa Tengah. Antara lain dengan mengebut cakupan vaskinasi Covid-19,” jelas Yovan.
Slain itu juga memberikan imbauan- imbauan sert edukasi protokol kesehatan. percepatan vaksinasi anak usia 6 -11 tahun dilakukan untuk mendorong terbentuknya komunitas komunal di tengah masyarakat.
Sedangkan edukasi serta sosialisasi mengenai disiplin protokol kesehatan dilakukan untuk menumbuhkan kesadaran dala[L1] megimplementasikan langkah- langkah pencegahan terhadap penularan Covid-19,” kata dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.