Ustaz Dr Amir Faishol Fath | Republika

Khazanah

Jalan Syariat

Seharusnya, setiap orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya mengikuti syariah.

 

DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute

Kata “syariah” dari kata “syara’a” arti aslinya dalam kamus bahasa Arab adalah tempat sumber air, tempat orang berdatangan untuk mengambil air minum. Biasanya air tersebut mengalir secara terus menerus tanpa terputus.

Dalam Alquran, kita menemukan kata “syir’ah”: “Likullin ja’alnaa minkum syir’atan wa minhaaja (Untuk setiap umat di antara kamu Kami berikan aturan dan jalan)." (QS al-Maidah: 48).

Maksudnya adalah aturan hidup atau jalan yang menunjukkan bagaimana cara menaati Allah SWT. Seharusnya, setiap orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya mengikuti syariah. Tetapi kenyataannya, ada oknum yang tidak mematuhinya. Karena itu, jangan salahkan syariahnya jika ada orang Islam yang korupsi, sebab korupsi jelas hukumnya haram.

Demikian juga, jangan salahkan jilbabnya jika ada seorang Muslimah berjilbab yang melakukan zina. Sebab, perilaku zina jelas diharamkan dalam syariah. Juga tidak perlu Anda berkata bahwa pakaian jilbab tidak penting, yang penting cara berpikirnya, dengan alasan bahwa di Bali banyak wanita yang telanjang, tetapi tidak berzina. Sebab, bagaimanapun membuka aurat itu dosa.

Lebih dari itu, jangan salahkan institusinya jika di sebuah pesantren, ada seorang guru yang mencabuli santriwatinya. Sebab, tidak ada pesantren yang mengajarkan perbuatan keji tersebut. Jadi, tidak benar kesalahan oknum digeneralisasi menjadi kesalahan institusional.

Di dalam Alquran, Allah SWT tidak segan-segan menunjukkan kesalahan oknum secara terang-terangan supaya kita biasa berpikir objektif. Sekalipun oknum tersebut ada hubungannya dengan keluarga seorang nabi, Alquran tetap merekamnya.

 
Di dalam Alquran, Allah SWT tidak segan-segan menunjukkan kesalahan oknum secara terang-terangan supaya kita biasa berpikir objektif.
 
 

Misalnya, cerita tentang istri Nabi Nuh dan Nabi Luth. Dalam surah al-Tahrim: 10, ditegaskan bahwa istri kedua nabi tersebut adalah ahli neraka. Dalam hal ini, tidak benar jika tiba-tiba seseorang mengatakan bahwa nabi saja tidak berhasil mendidik keluarganya, apalagi mendidik kita.

Perhatikan cara Allah menjelaskan kedua istri nabi tersebut: “Fa khaanataahuma wa lam yughniyaa ‘anhuma minallahi syai’aa (Keduanya berkhianat kepada suami-suaminya. Mereka --kedua nabi tersebut --tidak dapat membantunya sedikit pun dari siksaan Allah)." (QS at-Tahrim: 10).

Kata “khaanataa” (kedua istri tersebut berkhianat), menunjukkan bahwa baik Nabi Nuh maupun Nabi Luth sebenarnya telah berusaha untuk memberikan bimbingan sepenuh hati. Tetapi, kedua istri itu tetap tidak mau beriman.

Pada ayat: 11 di surah yang sama Allah SWT menggambarkan ibunda Asiah, istri Firaun, sebagai ahli surga. Padahal, Firaun adalah sosok yang paling kafir dalam sejarah manusia.

Ini menunjukkan bahwa seseorang dianggap baik atau tidak di sisi Allah, bukan semata karena hubungan kekeluargaan atau kelembagaan melainkan karena kebaikan pribadinya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Terkabulnya Empat Doa

Doa-doanya mujarab sehingga banyak orang meminta kepada sang mursyid untuk didoakan.

SELENGKAPNYA

Bersahabat karena Allah

Dalam ajaran Islam, memupuk persahabatan adalah salah satu ciri orang yang beriman.

SELENGKAPNYA

Mengingat Kematian

Kematian yang menimpa diri seorang Mukmin bertujuan baik.

SELENGKAPNYA