Nasional
Kasus Omikron Diprediksi Meningkat Pertengahan Januari
Satgas Covid-19 mencatat terjadinya tren peningkatan kasus dalam 14 hari terakhir.
JAKARTA -- Kasus harian Covid-19 di Indonesia menunjukkan tren kenaikan. Juru Bicara Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr Erlina Burhan SpP(K) memperkirakan tren kenaikan kasus Covid-19 akan meningkat pada medio Januari ini.
"Akan ada kenaikan kasus mulai pertengahan Januari," ujar Erlina, Kamis (6/1). Berbeda dengan kasus Covid-19 pada Juni-Juli 2021 lalu, mayoritas pasien saat ini bergejala ringan.
Pasien pada umumnya hanya menjalani karantina atau isolasi terpusat. Ia mengatakan, sebagian pasien Covid-19 yang dirawat saat ini di rumah sakit adalah kelompok lanjut usia atau mereka dengan riawat komorbid.
Tren kenaikan kasus Covid-19, lanjut Erlina, disumbang dari adanya mobilitas usai libur Natal dan tahu baru. Serta sudah mulai masuknya varian omikron di Indonesia.
Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) juga mengatakan, kenaikan kasus saat ini merupakan imbas liburan akhir tahun dan varian omikron. Ketua PAEI Hariadi Wibisono mengatakan, mobilisasi dari libur akhir tahun berpotensi menimbulkan penularan lokal.
Terkait varian omikron, Hariadi mengatakan kasus transmisi lokal memang masih terbatas. Namun, dia mengatakan varian omikron memiliki sifat yang lebih cepat menular.
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan empat indikator menunjukkan terjadinya tren kenaikan kasus Covid-19. Wiku menekankan, kenaikan sejumlah indikator ini menjadi alarm dini pengendalian kasus.
“Pada beberapa waktu terakhir, data mulai menunjukkan perkembangan yang kurang baik pada beberapa indikator kasus. Hal ini sudah seharusnya menjadi kewaspadaan kita bersama, terutama mengingat kunci keberhasilan pencegahan lonjakan kasus adalah kesigapan penanganan sedini mungkin,” kata Wiku, Kamis (6/1).
Tren kenaikan tersebut terlihat pada kasus positif, kasus aktif, positivity rate, serta BOR atau bed occupancy ratio isolasi. Pada indikator kasus positif, terjadi tren peningkatan dalam 14 hari terakhir. “Meningkat cukup signifikan jika dibandingkan dengan kasus harian dua pekan sebelumnya yaitu hanya 136 kasus,” jelasnya.
Kedua, yakni tren peningkatan pada jumlah kasus aktif harian dalam seminggu terakhir. Wiku mengatakan, pada minggu lalu jumlah kasus aktif sebesar 4.300 kasus, namun per 5 Januari 2022 jumlah kasus aktif naik menjadi 4.800.
Indikator ketiga yakni positivity rate. Pada indikator inipun juga menunjukan tren kenaikan meskipun cenderung fluktuatif jika dilihat per hari. “Jika pada dua pekan lalu positivity rate harian adalah sebesar 0,07 persen, saat ini meningkat 0,19 persen,” katanya.
Terakhir, peningkatan keterisian tempat tidur nasional atau BOR isolasi rumah sakit rujukan. Kenaikannya konsisten terjadi dalam 14 hari terakhir. Dua pekan lalu, keterisian tempat tidur isolasi hanya sebesar 1,38 persen, tapi saat ini telah meningkat menjadi 3,35 persen.
Wiku menegaskan, tren kenaikan memerlukan langkah pengendalian dini agar tak terjadi lonjakan kasus. “Jika tidak dikendalikan sejak saat ini jumlah orang positif yang meningkat ini dapat menulari lebih banyak orang dan berpotensi menimbulkan kenaikan kasus yang lebih tinggi lagi,” jelas Wiku.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.