Nasional
Omikron Mampu Menembus Sistem Imun
Total terkonfirmasi omikron di Indonesia sudah 46 kasus sejak pertama kali dilaporkan 16 Desember lalu.
JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut, Covid-19 varian omikron bisa menginfeksi orang yang sudah divaksinasi. Meski kemungkinan besar tidak menyebabkan gejala parah pada pasien, penemuan kasus omikron terus bertambah di Tanah Air.
Budi menjelaskan, WHO mengukur tiga indikator pada varian baru Covid-19. Laju penularannya, keparahan gejala yang diakibatkannya, dan kemampuannya menembus antibodi/imunitas.
Varian omikron, kata dia, sudah terbukti secara ilmiah dapat menginfeksi orang yang sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19.
"Varian baru ini (omikron) bisa escape immunity, bisa melewati, bisa menembus, imunitas yang terbentuk baik melalaui vaksinasi maupun infeksi. Artinya, orang sudah divaksin bisa kena lagi," kata Budi dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (25/11).
Pada indikator tingkat penularan, varian omikron jauh lebih menular dari varian Delta. Diketahui, varian delta telah menyebabkan lonjakan kasus dan kematian karena Covid-19 pada Juli lalu.
Sementara, tingkat keparahan omikron belum diketahui secara pasti karena masih dalam proses penelitian. Tapi, kata Budi, kemungkinan besar omikron hanya menyebabkan gejala ringan. "Kita masih harus menunggu data sekitar 4 - 6 pekan lagi untuk melihat pastinya seperti apa," ujar Budi.
Kemenkes memastikan, varian omikron belum menyebar di tengah masyarakat. Sebab, semua kasus yang ditemukan berasal dari perjalanan luar negeri dan terdeteksi sebelum menyebar. Namun, Ahli Virologi Universitas Udayana I Gusti Ngurah Kade Mahardika meyakini sudah ada transmisi komunitas omikron di Indonesia.
Kade juga yakin varian itu sudah masuk jauh hari sebelum kasus pertama terdeteksi di RSUD Wisma Atlet. "Ada kemungkinan multiple introduction," kata Kade, Kamis (16/12).
Menurut dia, cara pemerintah mendeteksi omikron dengan WGS tidaklah efektif. Hal itu lantaran lamanya durasi waktu yang dibutuhkan untuk sekedar mengetahui varian apa saja yang terdeteksi.
Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi menyebutkan, hingga kemarin ada tambahan kasus terkonfirmasi omikron sebanyak 27 kasus yang sebagian besar berasal dari para pelaku perjalanan internasional.
Temuan didapatkan dari berasal dari hasil pemeriksaan Whole Genome Sequencing (WGS) oleh Badan Litbangkes yang keluar pada Sabtu (25/12). Sebanyak 26 Kasus merupakan imported case, di antaranya 25 WNI yang baru pulang dari Malaysia, Kenya, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Mesir, Malawi, Spanyol, Inggris, Turki, dan 1 orang WNA Asal Nigeria. Sementara satu kasus positif merupakan Tenaga Kesehatan di RSDC Wisma Atlet.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan spesimen oleh Badan Litbangkes, kami kembali mengidentifikasi adanya tambahan kasus omikron sebanyak 27 orang. Saat ini Sebagian besar telah menjalani karantina di Wisma Atlet dan sebagian lagi di RSPI Sulianti Saroso, ”kata Nadia, Ahad (26/12).
Dengan tambahan kasus ini, total kasus terkonfirmasi omikron di Indonesia sudah 46 kasus sejak pertama kali dilaporkan pada 16 Desember lalu.
Kasus omikron tersebut terdeteksi di saat para pelaku perjalanan internasional tiba di Indonesia dan menjalani karantina 10 hari. Beberapa kasus terdeteksi setelah mereka menjalani lebih dari tiga hari dalam masa karantina. Ini menunjukan karantina 10 hari adalah durasi yang tepat untuk mencegah pasien dengan Omicron menulari pihak lain diluar fasilitas karantina.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan mengonfirmasi kasus pertama omikron pada 15 Desember 2021 yang menyerang seorang petugas kebersihan RSDC Wisma Atlet. Pada Jumat (17/12) dari hasil pemeriksaan terhadap 5 kasus probable didapati 2 kasus yakni WNI dari Inggris dan Amerika Serikat terkonfirmasi positif.
Lalu pada Rabu (22/12), Kemenkes kembali mencatat adanya tambahan 2 kasus baru omikron. Pada Kamis (23/12) ada tambahan 3 kasus baru yang berasal dari WNI yang baru saja kembali dari Malaysia dan Kongo.
Selanjutnya, pada Jumat (24/12), Kemenkes kembali mengidentifikasi adanya tambahan kasus sebanyak 11 orang yang berasal dari pelaku perjalanan dari Turki, Jepang, Korea Selatan dan Arab Saudi.
Kementerian Kesehatan mencatat mayoritas kasus omikron yang terdeteksi di Indonesia berasal dari pelaku perjalanan internasional (imported case). Oleh karena itu, pintu masuk negara baik darat, laut maupun udara diperketat seiring semakin meluasnya penyebaran varian omikron.
Nadia mengimbau masyarakat untuk tidak atau menunda melakukan perjalanan ke luar negeri. Pihaknya juga berpesan kepada seluruh masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan 5M serta segera ikut vaksinasi Covid-19.
Epidemiolog utama dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI), Masdalina Pane mengemukakan, semua harus bekerja sama untuk mencegah persebaran omikron. Pengawasan di pintu-pintu masuk wilayah Indonesia harus terus diperkuat. "Protokol kesehatan harus senantiasa dilakukan secara disiplin, meningkatkan cakupan vaksinasi, dan memperkuat 3T," katanya, kemarin.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.