Kabar Utama
Calon Ketua Umum PBNU Siap Bersaing
Sejumlah calon saat ini telah mengeklaim dukungan dan menyampaikan janji-janji jika nanti terpilih.
OLEH MUHYIDDIN, MURSALIN YASLAND
Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) bakal diwarnai pemilihan ketua umum ormas terbesar di Tanah Air tersebut. Sejumlah calon saat ini telah mengeklaim dukungan dan menyampaikan janji-janji jika nanti terpilih.
Sejauh ini, yang menyampaikan kesiapannya maju dalam pemilihan adalah pejawat KH Said Aqil Siroj dan Katib Aam PBNU dan KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Selain itu, tokoh NU dan mantan wakil kepala Badan Intelijen Negara KH Asad Ali.
Siapa pun yang terpilih nantinya, sejumlah pihak menggantungkan harapan bagi para calon. Ketua PBNU bidang Pemberdayaan Perekonomian Eman Suryaman menilai, dalam lima tahun ke depan, NU membutuhkan sosok pemimpin yang matang dan berpengalaman.
"Tawaran Bapak Presiden sejalan dengan gagasan kemandirian NU, ini harus disambut dengan kesiapan organisasi yang semakin baik dengan kepemimpinan yang matang," ujar Eman dalam arena Muktamar Ke-34 NU, di Pondok Pesantren Darussa'adah, Lampung, Rabu (22/12).
Namun, Eman menyerahkan sepenuhnya kepada muktamirin untuk menentukan pilihan yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan NU.
"Gerakan menuju kemandirian itu sudah dimulai sekarang, dan saya rasa itu harus diteruskan. NU ke depan dalam setiap kepengurusan di tingkat wilayah minimal harus punya satu perguruan tinggi dan rumah sakit atau klinik, kalau bisa sampai ke cabang dan kecamatan," ujar Eman.
Hal senada juga disampaikan Ketua Lembaga Pertanian PBNU, Al Amin Nasution. Mantan anggota DPR RI ini menilai, kepemimpinan yang matang akan menjadikan arah organisasi NU dalam menyambut gagasan kemandirian semakin terarah.
"Capaian-capaian NU sebagai sebuah organisasi selama sepuluh tahun terakhir sudah sangat bagus, ditambah dengan tawaran presiden tadi, pasti NU akan semkain mandiri ke depan," kata Amin.
Sejauh ini, masing-masing kubu sudah saling mengeklaim mendapat dukungan dari para pengurus yang memiliki hak suara dalam pemilihan yang akan digelar, Kamis (23/12) malam. Dalam tata tertib sejauh ini, seorang calon mulanya harus mendapatkan minimal 99 suara dari total sekitar 600 suara muktamirin.
Mereka-mereka yang memperoleh jumlah itu kemudian diajukan ke rais aam untuk disetujui maju ke putaran selanjutnya. Di putaran selanjutnya inilah kemudian pemungutan suara secara langsung dengan sistem satu orang satu suara dilakukan.
Pihak Gus Yahya sejauh ini mengeklaim telah menggelar silaturahim dengan 447 pengurus cabang dan wilayah (PCNU dan PWNU) di Lampung pada Selasa (21/12) malam. Pertemuan yang digelar di Graha Wangsa ini sekaligus untuk membacakan ikrar dukungan kepada Gus Yahya.
Ada tiga poin ikrar yang dibacakan dalam kesempatan tersebut. Pertama, mendukung penyelenggaraan Muktamar NU Ke-34 di Lampung berjalan secara damai, sejuk, dan bermartabat. Kedua, mendukung penyelenggaraan muktamar sesuai dengan protolol kesehatan. "Ketiga, mendukung KH Yahya Cholil Staquf menjadi Ketua Umum PBNU masa khidmat 2021-2026," demikian ikrar yang dibacakan peserta.
Gus Yahya dalam sambutannya menyampaikan kesiapannya untuk menghidupkan lagi masa kejayaan NU seperti era kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. "Kita merindukan kejayaan Gus Dur. Tapi, Gus Dur sudah tiada, dan tidak ada seorang pun yang bisa menggantikannya. Maka, saya ingin mengajak untuk menjadi satu barisan untuk berupaya secara bersama-sama menghidupkan Gus Dur," kata Gus Yahya.
Selain itu, Gus Yahya juga mengajak untuk menjadikan muktamar sebagai ajang untuk membangun kesepakatan bekerja dalam satu barisan. "Mulai sekarang kita akan bekerja bersama dalam satu barisan, satu langkah, satu tujuan, yaitu masa depan yang lebih baik bagi NU, bagi Indonesia, bagi Islam, dan bagi peradaban dunia dengan cara menghidupkan Gus Dur," ujar dia.
Sementara itu, salah satu koordinator pendukung Kiai Said, Sudarto, mengeklaim juga telah mengantongi sejumlah daerah. "Totalnya 327 pemilik suara dari PCNU. Daftar hadirnya komplet," ujar Sudarto yang juga bendahara umum IKA PMII dalam keterangan tertulisnya di Bandar Lampung, Rabu (22/12).
Sudarto menambahkan, sebanyak 24 PWNU telah melakukan silaturahim bersama Kiai Said di Kompleks Perumahan Gunung Terang, Lampung.
Akhmad Muqowam, wakil ketua Tim Pemenangan Said Aqil Siroj, mengatakan, calon ketua umum PBNU harus berani adu program serta menampilkan hasil kerja. “Tidak fair jika ada yang menjual nama itu (KH Abdurrahman Wahid),” kata Muqowam dalam keterangan persnya.
Ia mengatakan, kebutuhan NU ke depan itu lebih kompleks dan membutuhkan kesinambungan. "Kita lihat sendiri, sudah banyak yang berubah di NU dalam 10 tahun terakhir,” ujar Akhmad Muqowam, yang pernah menjadi anggota DPR.
Sementara itu, KH Asad Said Ali menyatakan kesediaannya dicalonkan sebagai ketua umum PBNU, Selasa (21/12). Wakil kepala BIN era Presiden KH Abdurrahman Wahid ini maju dalam kontestasi lima tahunan itu berangkat dari dukungan sejumlah tokoh Nahdliyin dan keluarga pendiri NU. “Insya Allah, saya positif untuk meramaikan bursa ketua umum PBNU,” kata Kiai Asad.
Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengatakan bahwa dua kandidat terkuat, Kiai Said dan Gus Yahya, memiliki kedekatan dengan Gus Dur, ayahnya. "Saya bersyukur dua kandidat terkuat sama-sama punya kedekatan dengan Gus Dur secara pemikiran," kata dia di Lampung Tengah, Rabu.
Saya bersyukur dua kandidat terkuat sama-sama punya kedekatan dengan Gus Dur secara pemikiran.
Ia mengatakan, keduanya memang murid Gus Dur dan memiliki kemampuan dalam mengartikulasikan serta menerjemahkan gagasan Gus Dur dalam konteks peradaban modern saat ini. "Bagi saya dan keluarga, ini adalah sebuah hal yang membanggakan dan semoga bisa membawa kebaikan bagi umat Islam di Indonesia dan dunia," ujarnya.
Terkait adanya calon alternatif yang muncul pada muktamar ini, ia mengungkapkan telah mendengarnya, tetapi semuanya akan diserahkan kepada muktamirin seperti apa pilihannya. "Tapi, saya rasa rekam jejak para calon ketum PBNU sudah dikenal oleh para peserta muktamar. Insya Allah, kalau semua diniatkan untuk NU dan mengabdi untuk kepentingan umat, maka semua akan berjalan dengan baik," kata dia.
Ia menyampaikan syukur karena muktamar telah berjalan dengan baik meski terdapat keterbatasan karena masih dalam suasana pandemi Covid-19. "Namun, kita lihat di sini ada ghirah atau semangat dari muktamirin yang menyempatkan hadir pada muktamar di Lampung," ujar dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.