Jakarta
Benahi Sistem Transjakarta untuk Tingkatkan Keselamatan
Rekomendasi itu mempengaruhi penerapan prosedur operasional standar Transjakarta.
JAKARTA — Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Gilbert Simanjuntak, menyoroti rekomendasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) agar membuat “Driver Resource Management”.
Menurut Gilbert, rekomendasi tersebut sangat disayangkan, walaupun dia mengaku belum mengetahui rekomendasi lengkap KNKT.
“Tetapi kalau hanya ini rekomendasi KNKT, tentunya disayangkan. Artinya, mereka tidak mampu menangkap apa masalah Transjakarta,” kata Gilbert kepada Republika, Ahad (12/12).
Ditanya langkah atau rekomendasi yang pantas, kata dia, setiap pihak terkait seharusnya mampu melihat persoalan besar. Terutama, untuk membenahi sistem dengan cara mengidentifikasi permasalahan.
“Persoalan besarnya itu sistem, dan masalah teknis hanyalah masalah lanjutan karena sistem. Sistem itu harus dibenahi dari direksi,” ujar dia.
Sebelumnya, Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono, mengeluarkan rekomendasi Transjakarta berdasarkan hasil surveilans dan diskusi dengan pramudi Transjakarta. Menurut dia, pihaknya merekomendasikan Transjakarta cara “Driver Resource Management”.
View this post on Instagram
“Setiap tahun mereka diberi pelatihan untuk melakukan challenge soft kompetensi, kemampuan menahan emosi secara bijak,” kata Soerjanto.
Pelatihan itu juga kerap dilakukan pada manajemen transportasi udara. Maka dari itu, cara demikian dinilainya juga bisa saja diaplikasikan pada transportasi darat, khususnya Transjakarta.
Hasil rekomendasi itu nantinya juga akan berpengaruh pada penerapan prosedur operasional standar (POS) bagi pengemudi Transjakarta. Misalnya, selama mengemudi tidak boleh memegang ponsel.
“Mungkin prosedur seperti itu yang diharapkan bisa dilakukan perbaikan di Transjakarta. SOP itu sifatnya dinamis, setiap detik bisa berubah tergantung situasi,” ujar Soerjanto.
Penabrak pejalan kaki
Sementara itu, Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya belum menetapkan sopir bus Transjakarta yang menabrak pejalan kaki hingga tewas di dekat Halte SMK 57, Jalan Margasatwa, Jakarta Selatan. Rencananya, untuk mencari tersangka dalam kasus ini, polisi akan melakukan gelar perkara pada Selasa (14/12).
“Belum tersangka, masih saksi. Kita gelar Selasa,” ujar Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono, Ahad.
Saat ini, pihaknya melakukan pemeriksaan terhadap seluruh sopir yang mengakibatkan kecelakaan bus Transjakarta. Mengingat dalam dua bulan terakhir, tercatat ada 14 kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta. Ironisnya, mayoritas kecelakaan itu disebabkan kesalahan manusia atau human error.
Hingga saat ini, Polda Metro Jaya telah memeriksa empat orang. Di antaranya, sopir yang menabrak pejalan kaki hingga tewas. Pihaknya, akan melakukan koordinasi dengan pengelola Transjakarta agar kejadian yang membahayakan nyawa warga tidak terulang.
Lihat postingan ini di Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.