Nasional
Jateng Waspada 4,8 Juta Pemudik Nataru
Menhub tegaskan tidak ada penyekatan selama libur Nataru.
SEMARANG -- Sedikitnya 4,8 juta pemudik bakal masuk wilayah Jawa Tengah pada ibur Natal dan Tahun Baru (Nataru) akhir tahun ini. Terkait hal ini, seluruh daerah di Jawa Tengah diminta siaga.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, jumlah pemudik itu berdasarkan survei Kementerian Perhubungan. Maka diperlukan pemahaman bersama agar penanganan Nataru bisa dilakukan dengan maksimal dan tidak mengakibatkan munculnya penularan Covid-19 di daerahnya.
"Sebanyak 4,8 juta memang gede (besar), semua agar punya pemahaman yang sama libur Nataru nanti bisa berjalan dengan baik,” katanya, usai memimpin rapat koordinasi penanganan Nataru bersama jajaran Forkompimda dan tokoh lintas agama di gedung Gradhika Bhakti Praja, Jumat (10/12).
Menurut dia, harus dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya mobilisasi pemudik lintas daerah yang cukup besar. Pemprov Jawa Tengah akan terus komunikasi dengan keluarga masyarakat yang ada di luar Jateng untuk merayakan Nataru di tempatnya masing-masing.
“Yang terbesar itu kan di Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur, nanti kita akan komunikasi dan minta bantuan mereka agar tetap di tempatnya masing-masing," tegas Ganjar.
Tak hanya masyarakat, Ganjar juga meminta dukungan dari sejumlah instansi termasuk TNI/Polri, Kementerian Perhubungan dan lainnya untuk terus memantau pintu- pintu masuk ke Jawa Tengah.
Kepala Bagian Operasional Polda Jawa Tengah, AKBP Djodi Winarno mengatakan, kepolisian sudah menyiapkan lebih dari 300 pos pengamanan di berbagai lokasi di Jawa Tengah.
"Setidaknya ada lebih dari 300 pos pengamanan dan prngecekan yang kami siapkan, dengan ribuan personel yang siap melaksanakan tugas di lapangan,” kata dia.
Meningkatnya mobilitas masyarakat diprediksi karena dampak pembatalan PPKM Level 3 nasional. Surevei terbaru Balitbang Kemenhub menyatakan, potensi pergerakan masyarakat sebesar 7,1 persen atau sekitar 11 juta di Jawa dan Bali. Ketiadaan PPKM level 3 melonggarkan sejumlah pengetatan sebelumnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan pengetatan aktivitas dan mobilitas masyarakat tetap dilakukan. Namun, tidak akan ada penyekatan untuk masyarakat yang berpergian.
“Kebijakannya adalah pengetatan protokol kesehatan, bukan penyekatan karena masih mempertimbangkan kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi,” kata Budi, Kamis (9/12).
Sementara, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian telah menerbitkan Instruksi Mendagri (Inmendagri) Nomor 66 Tahun 2021 tentang pencegahan dan penanggulangan Covid-19 saat Nataru. Inmendagri mengatur aktivitas masyarakat saat Nataru. Di antaranya, perayaan tahun baru dilakukan masing-masing/bersama keluarga, menghindari kerumunan dan perjalanan.
Kemudian, melarang adanya pawai dan arak-arakan tahun baru baik terbuka maupun tertutup yang berpotensi menimbulkan kerumunan. Inmendagri itu berlaku mulai 24 Desember 2021 sampai 2 Januari 2022.
INMENDAGRI NATARU:
- Melarang pawai dan arak-arakan tahun baru.
- Meniadakan event perayaan Nataru di pusat perbelanjaan/mal.
- Jam operasional pusat perbelajaan/mal diperpanjang serta menerapkan PeduliLindungi ketat.
- Menginstruksikan gubernur, bupati maupun wali kota menutup semua alun-alun pada 31 Desember 2021 hingga 1 Januari 2022.
- Melarang tempat wisata menggelar pesta perayaan Nataru.
- Perjalanan keluar daerah dengan transportasi umum wajib telah dua kali vaksin dan keterangan negatif rapid tes antigen 1x24 jam.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.