Nasional
Media Ujung Tombak Kampanye Pencapaian Target SDG’s
Media juga berperan menyalurkan aspirasi memberikan kanal bagi stakeholder SDGs.
OLEH FEBRIANTO ADI SAPUTRO
Peran media massa dalam memberitakan isu seputar tujuan pembangunan berkelanjutan (suistanable development goals/SDG's) dinilai sangat penting. Pemimpin Redaksi Republika, Irfan Junaidi mengatakan media memiliki peran terdepan untuk mengkampanyekan tentang pentingnya pencapaian target-target dari pembangunan berkelanjutan.
"Kita harus terus gaungkan terus sehingga masyarakat itu menjadi tahu apakah pembangunan itu sudah menyentuh inti persoalannya atau belum. Apa pembangunan ini sudah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dalam SDG's ini," kata Irfan dalam diskusi daring bertajuk 'Peran Media Massa Terhadap Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan', Rabu (8/12).
Irfan mengatakan, media massa juga memiliki peran untuk meresonansi langkah-langkah apa yang diperlukan supaya tujuan-tujuan yang ada dalam pembangunan berkelanjutan itu bisa tercapai. Sebagai pilar demokrasi, media massa juga punya peran untuk mengedukasi masyarakat secara luas.
"Dengan seluruh platform yang dimiliki, dengan seluruh channel yang dimiliki, kemudian juga akses networking, ini menjadi perannya sangat strategis buat media massa untuk menjalankan fungsi-fungsi pendidikan kepada masyarakat," ujarnya.
Kemudian peran media lainnya yang juga tak kalah penting dalam isu tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu fungsi kontrol. Irfan mengatakan, peran media dalam menjalankan fungsi kontrol dinilai tidak boleh ditinggalkan.
"Bayangkan hari ini tidak ada media yang menjalankan fungsi kontrol tersebut, apa jadinya proses pembangunan yang terjadi? " ucapnya.
Selain itu media juga peran menyalurkan aspirasi memberikan kanal bagi para stakeholder yang terlibat dalam proses pencapaian tujuan dari SDGs tersebut. Saluran aspirasi tersebut juga sekaligus menjadi jalan untuk menemukan solusi dari setiap permasalahan yang muncul dalam proses pencapaian pembangunan berkelanjutan.
Adapun dikatakan Irfan, sejumlah hal yang sudah dikerjakan Republika terkait isu tujuan pembangunan berkelanjutan. Selain memberitakan, Republika selalu bersuara tentang pentingnya konteks pemberitaan. Dalam setiap pemberitaan, Republika selalu melakukan pemetaan terhadap problem yang terjadi di masyarakat.
Irfan mengungkapkan ada tiga inti yang jadi garapan isu di Republika yang harus terinternalisasi secara mendalam di seluruh awak redaksi Republika. Pertama kesenjangan dalam akses ekonomi, kedua, kesenjangan terhadap akses pendidikan, ketiga, kesenjangan dalam mendapatkan lapangan pekerjaan.
"Kemudian yang kami lakukan di Republika poin tentang solusi, jadi pada saat kami memberitakan di Republika kami tidak boleh melupakan jalan keluar dari setiap isu atau problem yang kita beritakan," ucapnya.
Terakhir keterlibatan publik dalam proses-proses pencapaian dari tujuan pembangunan berkelanjutan juga dirasa penting. Karena itu, Republika kerap senantiasa mengundang keterlibatan publik.
"Keterlibatan publik ini kita juga undang dalam hal konten opini-opini, kita minta mereka menyampaikan pandangan pendapatnya," tuturnya.
Plt Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian BPN/Bappenas, Arifin Rudiyanto menjelaskan SDG's merupakan paradigma pembangunan dari waktu ke waktu. Ada lima inti SDG's yaituPeople, Planet, Prosperity, Peace, Partnership.
"Secara global prinsip 5P ini sudah dituangkan oleh para founding fathers negara kita yaitu dalam satu kalimat yang mudah dipahami dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 45 yaitu menuju masyarakat adil dan makmur, itulah inti dari SDG's," kata Arifin.
Ia berharap media bisa mengedukasikan SDG's kepada masyarakat. Ia juga berharap media bisa mendiseminasi dan advokasi kepada masyarakat. Selain itu media juga diharapkan dapat memfasilitasi kegiatan yang ada di lapangan, membangun pemahaman publik, dan memonitoring pelaksanaan SDG's.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.