Hikmah
Beramal karena Allah
Anjuran untuk beramal sembunyi-sembunyi ini bukan berarti larangan beramal secara terang-terangan.
Oleh NUR FARIDAH
OLEH NUR FARIDAH
Kewajiban seorang Muslim dalam kehidupannya adalah beramal saleh dan beribadah kepada Allah dengan ikhlas semata-mata karena Allah, mengharapkan keridhaan dan pahala semata-mata dari-Nya.
Dalam beramal dan beribadah ini, manusia tidak diperkenankan untuk pamer atau riya dengan tujuan agar orang-orang memuji-muji, menyanjung-nyanjung, dan mengaguminya sebagai ahli amal atau ahli ibadah.
Dalam hadis, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik, bertakwa, dan beramal (beribadah) secara sembunyi-sembunyi, yakni mereka yang apabila tidak berada di kumpulan orang-orang tidak ada yang merasa kehilangan mereka, dan apabila mereka berada di kumpulan orang-orang tidak ada seorang pun yang mengenali atau mengetahui mereka. Hati mereka adalah pelita-pelita yang menunjukkan jalan. Mereka keluar dari setiap kesulitan berat yang mereka alami.” (HR Ibnu Majah).
Itulah manusia yang beramal secara sembunyi-sembunyi demi menghindari sikap pamer amal karena orientasi amalnya bukan mengharapkan sesuatu dari makhluk, melainkan dari Sang Khalik, yakni Allah. Ia pun akhirnya menjadi manusia yang berhati terang penuh cahaya yang menyinari, tidak hanya dirinya, tetapi juga orang lain. Allah mencintainya sehingga segala kesulitan seberat apa pun dapat diatasinya dengan begitu mudah karena Allah membantunya.
Zubair bin al-Awam, salah seorang sahabat dekat Rasulullah, berpesan, “Barang siapa yang mampu menyembunyikan amal salehnya maka lakukanlah.” Imam asy-Syafi’i berwasiat, “Sudah sepatutnya bagi seorang alim memiliki amal rahasia yang tersembunyi, hanya Allah dan dirinya saja yang mengetahuinya. Karena segala sesuatu yang ditampakkan di hadapan manusia akan sedikit sekali manfaatnya di akhirat kelak.”
Itulah manusia yang mulia di sisi Allah. Tidak hanya dia dicintai oleh Allah di dunia, tetapi juga akan diberikan pahala besar di akhirat. Seorang sahabat pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, apa pendapat Anda tentang seseorang yang beramal (beribadah) dan ia menyembunyikannya, dan apabila amal itu terlihat orang lain, ia segera menyembunyikannya?” Rasulullah menjawab, “Orang itu mendapat pahala ganda: pahala karena ia beramal sembunyi-sembunyi dan pahala karena amalnya telah terlihat orang lain.” (HR Ibnu Hibban).
Anjuran untuk beramal sembunyi-sembunyi ini bukan berarti larangan untuk beramal secara terang-terangan. Beramal agar dilihat orang dengan tujuan untuk memberi contoh yang baik, misalnya, bersedekah atau membantu kesulitan orang secara terang-terangan dan dilihat orang, tanpa diiringi niat pamer atau sombong, tetapi semata-mata agar orang ikut beramal karena Allah seperti dirinya, itu tidak terlarang, malah dianjurkan.
Imam Hasan al-Bashri mengatakan, “Kita sudah mengetahui bahwa amal sembunyi-sembunyi itu lebih baik. Akan tetapi, amal tersebut kadang boleh ditampakkan jika ada faedah di dalamnya.”
Wallahu a’lam.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.