Internasional
Belarusia Angkut Migran dari Kamp Kuznica
Eropa menuding migran tersebut dimobilisasi oleh Belarusia.
WARSAWA – Polandia mengatakan, migran yang berkumpul di Belarusia --dekat perbatasan Polandia—diangkut dengan bus oleh aparat Belarusia, Rabu (17/11). Kondisi disebut agak mereda, meski Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak memperkirakan krisis migran di perbatasan Belarusia dan Polandia akan berlangsung berbulan-bulan.
“Saya telah menerima informasi bahwa Lukashenki telah mengerahkan serombongan bus untuk mengangkut migran lalu pergi,” kata Wakil Menteri Dalam Negeri Polandia Maciej Wasik mengacu pada Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, Rabu.
“Lokasi kamp dekat Kuznica perlahan-lahan makin kosong,” katanya menambahkan.
Kantor berita Belarusia, Belta, melaporkan bahwa migran tersebut diangkut dan dibawa ke tempat penampungan di dalam pusat logistik di perbatasan. Saat berita ini ditulis, masih ada sekitar 2 ribu migran di perbatasan.
Namun, informasi ini juga sulit diverifikasi karena gerak wartawan dibatasi amat ketat di kedua sisi perbatasan. Status darurat di Polandia membuat wartawan, pekerja kemanusiaan, dan lain-lain tidak bisa mendekati zona sejarak 3 kilometer dari garis perbatasan.
Sejak 8 November, sekelompok besar migran dari Timur Tengah bergerombol di perbatasan Belarusia dan Polandia. Mereka ingin menyeberang masuk ke Eropa melalui Polandia.
Ketegangan meningkat pada Selasa (16/11) saat pasukan Polandia di perbatasan menggunakan meriam air dan gas air mata kepada migran yang melemparkan batu. Sembilan petugas Polandia cedera. Polandia menuding rezim Lukashenko mempersenjatai migran dengan granat asap dan senjata lain.
Namun, pada Rabu pejabat Polandia menilai situasi lebih tenang. Mereka telah mencatat ada 161 upaya migran untuk menerobos masuk ke Polandia secara ilegal, dari kamp Kuznica. Kamp dilaporkan lebih kosong pada Rabu.
Irak telah menyerukan agar warganya yang menjadi migran untuk pulang. Penerbangan pertama dijadwalkan pada Kamis (18/11).
Berbulan-bulan
Eropa menuding migran tersebut dimobilisasi oleh Belarusia yang ingin menekan Eropa dan merusak stabilitas benua tersebut. Alasannya, pada 21 Juni Dewan Eropa menjatuhkan sejumlah sanksi kepada Belarusia karena catatan hak asasi manusia (HAM) dan pengekangan demokrasi.
Belarusia menyebut tudingan itu absurd. Namun, mereka mengatakan, Eropa harus mencabut sanksinya jika ingin krisis migran ini berakhir.
Menteri Pertahanan Polandia Mariusz Blaszczak memperkirakan, krisis ini berlangsung berbulan-bulan. “Kita harus siap bahwa situasi di perbatasan Belarusia tidak akan cepat selesai, kita mungkin harus siap menghadapinya dalam hitungan bulan, semoga saja tidak sampai bertahun-tahun,” katanya, Rabu pagi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.