Ekonomi
BSI Kantongi Akta Pendirian di Dubai
BSI berharap dapat mewujudkan misi sebagai Top 10 bank syariah global.
DUBAI -- Dubai International Financial Center (DIFC) memberikan akta pendirian kepada PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) melalui penyerahan letter of incorporation. Dengan adanya akta pendirian tersebut, BSI dapat membuka pasar di wilayah Timur Tengah.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, BSI telah menjadi bagian dari DIFC. Hal itu merupakan salah satu strategi perseroan untuk menjadi pemain kunci dalam industri perbankan syariah global.
"Saat ini, BSI sedang dalam tahap akhir untuk memperoleh izin dari Dubai Financial Service Authority (DFSA) terkait pembukaan kantor representatif di Dubai," kata Hery melalui keterangan pers, Kamis (4/11).
Menurutnya, kehadiran BSI di Dubai merupakan langkah strategis sekaligus menandai rekam jejak pertama BSI di pasar global. BSI akan menjadi bank pertama dari Indonesia yang memiliki kantor perwakilan di kawasan Timur Tengah.
Dengan ekspansi ini, BSI berharap dapat mewujudkan misi sebagai Top 10 bank syariah global berdasarkan kapitalisasi pasar pada 2025. Kehadiran BSI di Dubai diharapkan tidak hanya dapat berkontribusi pada pengembangan industri perbankan syariah di Indonesia, tetapi juga dapat mempererat hubungan antara Indonesia dan negara-negara Timur Tengah.
BSI akan mengoptimalkan potensi bisnis di Dubai sebagai jembatan penghubung antara Indonesia dan investor global. "Kehadiran BSI di Dubai juga diharapkan akan memperkuat hubungan bilateral dan multilateral antara Indonesia dan negara-negara di Timur Tengah," katanya.
Pada Oktober 2021 lalu, pemerintah juga telah meresmikan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) di Dubai untuk menggenjot bisnis dari Indonesia ke Timur Tengah. Kehadiran BSI di Dubai dapat memudahkan akses bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mencari layanan dan informasi keuangan guna memberdayakan bisnis ekspor dan impor.
Masuk BI-Fast
BSI juga siap mendukung Bank Indonesia (BI) dalam implementasi layanan BI-Fast. Layanan tersebut dapat memfasilitasi pembayaran ritel menggunakan berbagai instrumen dan kanal pembayaran yang dapat dilakukan secara real time.
Corporate Secretary BSI, Gunawan Arif Hartoyo, mengatakan, ini menjadi komitmen BSI dalam melayani nasabah. BSI telah mempersiapkan diri untuk masuk dalam gelombang pertama penerapan BI-Fast yang akan beroperasi mulai pekan kedua Desember 2021.
"Dalam menjalankan bisnis, BSI berkomitmen untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat melalui bantuan teknologi digital," katanya.
Gunawan mengatakan, berbagai produk dan layanan dikemas sesuai prinsip syariah yang dilengkapi dengan teknologi digital. Ini menjadi salah satu cara BSI untuk bertransformasi memenuhi kebutuhan masyarakat dan zaman yang terus berkembang.
BSI memiliki fokus strategi mengakselerasi kapabilitas digital tahun ini. Menurutnya, BI-Fast akan membantu peningkatan kapabilitas tersebut. "Hal tersebut dalam upaya menjadikan BSI sebagai bionic banking," ujarnya.
Kepesertaan BI-Fast pada gelombang pertama terdiri atas 22 bank. Di antaranya terdapat dua bank umum syariah (BUS) dan tiga unit usaha syariah (UUS).
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.