Kabar Utama
Kasus Covid-19 Singapura Melonjak, Batam Belum Dibuka
Singapura dilaporkan mengalami lonjakan penularan Covid-19 yang tak biasa.
JAKARTA — Singapura dilaporkan mengalami lonjakan penularan Covid-19 yang tak biasa. Terkait hal itu, Pemerintah Indonesia mempertimbangkan perpanjangan penutupan pintu masuk bagi warga dari Singapura, utamanya di Pulau Batam.
"Saat ini masih ditutup dan akan kami evaluasi (perpanjangan penutupan pintu masuk dari Singapura—Red)," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi kepada Republika, Kamis (28/10).
Pemerintah, kata Nadia, akan terus berupaya mencegah masuknya varian baru Covid-19 dari luar Indonesia dengan penguatan pintu masuk negara. Pintu masuk terdekat dari Singapura adalah pelabuhan di Pulau Batam, Kepulauan Riau.
Rencana membuka pintu dari Singapura sempat diwacanakan Oktober ini. Namun, pemerintah daerah setempat menunda hal itu menunggu cakupan vaksinasi Covid-19 di Batam mencapai angka optimal.
Saat ini, merujuk catatan Kementerian Kesehatan, target vaksinasi di Batam sudah mencapai 72 persen. Sedangkan, secara keseluruhan, target vaksinasi di Kepulauan Riau saat ini mencapai 67 persen.
Kementerian Kesehatan juga memastikan terus memantau perkembangan penularan subvarian Covid-19 delya, AY.4.2 yang tengah merebak di Inggris. "Melalui pengetatan kebijakan karantina internasional, entry, dan exit testing, serta persyaratan vaksin," ujar juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes tersebut.
Nadia memastikan, AY.4.2 belum terdeteksi di Indonesia. Namun, upaya pencegahan terus dilakukan supaya varian itu tidak menambah daftar panjang varian Covid-19 yang terdeteksi di Indonesia. "Sampai saat ini belum ada (AY.4.2 di Indonesia)," kata Nadia.
Kementerian Kesehatan Singapura mencatat, pada Rabu (27/10) terkonfirmasi 5.324 kasus baru Covid-19. Itu merupakan angka infeksi terbesar yang pernah tercatat dalam sehari sejak Singapura menghadapi pandemi.
“Angka infeksi hari ini luar biasa tinggi. Sebagian besar karena banyak kasus positif Covid-19 yang terdeteksi laboratorium penguji dalam beberapa jam pada sore hari,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Singapura dalam keterangannya pada Rabu malam.
Dari 5.324 kasus baru, sebanyak 4.651 di antaranya merupakan infeksi yang terjadi di masyarakat. Kemudian 661 kasus tercatat di asrama buruh migran. Sementara 12 lainnya adalah kasus impor.
Hingga berita ini ditulis, Singapura sudah mencatatkan 184 ribu kasus Covid-19. Singapura pun melaporkan 10 kematian pada Rabu. Penambahan itu menjadikan total korban yang meninggal akibat Covid-19 di Singapura menjadi 349 jiwa.
“Kementerian Kesehatan sedang melihat lonjakan kasus yang tidak biasa ini dalam waktu relatif singkat dan memantau dengan cermat tren dalam beberapa hari ke depan,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Singapura.
Lonjakan kasus baru Covid-19 di Singapura terjadi setelah negara tersebut melonggarkan beberapa pembatasan sosial. Peningkatan kasus membuat Singapura menunda pembukaan atau pelonggaran lebih lanjut. Pekan lalu, kota-kota di sana telah memutuskan memperpanjang pembatasan sosial hingga sebulan mendatang.
Jika dilihat dari kurva, peningkatan kasus baru Covid-19 di Singapura mulai terjadi sejak 23 Agustus lalu. Saat itu, Singapura melaporkan 98 kasus baru. Angka infeksi terus bertambah setiap hari dan mencapai puncak pada 9 Oktober lalu saat Singapura mencatatkan 3.703 kasus baru.
Setelah itu, angka infeksi di sana selalu menyentuh angka 3.000. Secara berangsur, infeksi mengalami kenaikan hingga menyentuh angka lebih dari 5.000.
Menurut Kementerian Kesehatan Singapura, hingga Rabu, sebanyak 20.895 warga di sana telah pulih dari Covid-19 setelah menjalani isolasi mandiri. Sementara, 4.589 pasien berada di fasilitas perawatan masyarakat.
Sebanyak 849 pasien ditempatkan di fasilitas perawatan. Kemudian 1.777 lainnya berada di rumah sakit untuk observasi. Menurut Kementerian Kesehatan Singapura, saat ini terdapat 308 pasien yang membutuhkan suplementasi oksigen di bangsal rumah sakit umum.
Terdapat 76 pasien dalam kondisi tak stabil dan dalam pengawasan ketat di unit perawatan intensif (ICU). Ada pula 66 pasien kritis dan diintubasi di ICU. Dari total 357 tempat tidur ICU, saat ini 142 di antaranya digunakan pasien Covid-19. Sedangkan, 143 lainnya ditempati oleh pasien non-Covid-19. Kemudian 72 tempat tidur belum terisi.
Singapura masih melaksanakan kampanye vaksinasi. Sejauh ini, sebanyak 80 persen populasi di sana telah divaksinasi penuh atau menerima dua dosis.
Guru Besar Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, untuk mewaspadai lonjakan kasus yang terjadi di Singapura, pemerintah harus terus melakukan empat prosedur wajib. Pertama, harus dilakukannya tes usap polymerase chain reaction (PCR) di bandara terhadap setiap orang yang akan masuk ke Indonesia.
“Ketika orang tersebut dinyatakan positif, harus segera dibawa ke rumah sakit. Kemudian bila dikarantina, harus 7-14 hari. Sesudah selesai karantina maka tetap diawasi sampai 14 hari oleh petugas kesehatan setempat," kata Tjandra.
"Kita lihat juga bagaimana hasil evaluasi Kemenkes Singapura tentang kenaikan yang unusually high, kemarin," kata dia melanjutkan.
Meski Singapura melarang warganya ke Indonesia dan Indonesia belum membuka pintu bagi warga Singapura, bukan berarti tak ada lalu lintas orang antarkedua negara. Aliran repatriasi pekerja migran Indonesia (PMI) dari kedua negara itu tak berhenti pada masa pandemi.
Hingga dua pekan lalu, misalnya, sebanyak 1.395 pekerja migran Indonesia yang baru tiba dari Malaysia dan Singapura masih menjalani karantina di Kota Batam sesuai dengan protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah. Dari jumlah itu, sejauh ini 214 dirawat di RSKI Pulau Galang karena terkonfirmasi positif Covid-19.
Pjs Kepala Penerangan Korem 033/WP Mayor Inf Reza Fahlevi menyatakan, para PMI menjalani karantina di tiga rumah susun yang disiapkan pemerintah setempat dan delapan hotel yang sudah ditetapkan Satuan Tugas Khusus Penanganan Covid-19 Daerah Perlintasan setempat.
Sedangkan warga Indonesia yang hendak melakukan perjalanan ke luar negeri, termasuk Singapura, diimbau membuka aplikasi Safe Travel Kementerian Luar Negeri (Kemlu). Saat ini Singapura diketahui tengah menghadapi gelombang baru Covid-19.
“Secara umum, untuk warga negara Indonesia (WNI) yang merencanakan perjalanan ke luar negeri, termasuk ke Singapura, dapat merujuk pada informasi di aplikasi Safe Travel Kemlu,” kata juru bicara Kemlu Teuku Faizasyah kepada Republika pada Kamis (28/10).
Teuku mengungkapkan, khusus ke Singapura, akses masuk ke negara tersebut masih sangat ketat. “Sekalipun sudah dibuka (aksesnya), dapat diduga masih akan sangat terbatas rencana kunjungan WNI ke sana,” ucapnya.
Kemudian terkait jumlah WNI di Singapura, Teuku tak dapat memberi angka presisi. “WNI di Singapura jumlahnya saya perlu cek,” katanya saat ditanya perihal jumlah WNI di negara tersebut.
Menurut dia, tak perlu ada imbauan khusus untuk WNI di Singapura menyusul terjadinya lonjakan kasus baru Covid-19 di sana. “Tanpa diimbau pun masyarakat kita sudah langsung terinformasi oleh pemerintah setempat di mana mereka bermukim,” ujar Teuku.
Ketua Bidang Kesehatan Satgas Covid-19 Kota Batam, Didi Kusmarjadi, menuturkan pihaknya juga akan mengantisipasi lonjakan di Singapura. “Kita perketat pintu masuk sesuai ketentuan dari pemerintah,” kata Didi kepada Republika, kemarin.
Ia menuturkan, sejauh ini belum ada perubahan prosedur terkait lonjakan itu. Warga negara dari seberang masih dilarang masuk. Sementara pada pekerja migran Indonesia, tetap dites usap saat tiba. “Jika positif kirim ke RSKI Pulau Galang, jika negatif dikarantina di rusun. Kemudian diulang PCR dalam waktu lima hari,” ujarnya.
Menurut Didi, pihak-pihak di Batam akan mengikuti instruksi dari pusat terkait kondisi belakangan. Termasuk, soal bakal dibuka atau tidaknya pelabuhan internasional di Batam bagi warga negara Singapura. "Yang pasti sudah kita siapkan semua prosedurnya,” kata dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.