Sejumlah siswa mengecek suhu sebelum melakukan tes antigen di SDN Depok 1, Depok, Jawa Barat, Senin (18/10/2021). | ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/hp.

Tajuk

Tetap Waspada Klaster PTM

Di tengah temuan klaster PTM, sejumlah daerah berencana akan menambah jumlah sekolah yang melaksanakan PTM terbatas.

Sejumlah daerah di wilayah berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3, 2, dan 1 menambah jumlah sekolah yang melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Namun, seiring penambahan jumlah sekolah yang menggelar PTM terbatas itu, muncul sejumlah klaster kasus Covid-19 dari sekolah. Dinas Kesehatan Kota Depok, Jawa Barat, mengonfirmasi seorang siswa yang mengikuti PTM terbatas positif Covid-19.

Siswa di SMPN 10 Kota Depok itu sekolah pada sif pagi. Terkonfirmasinya kasus ini saat dilakukan tes usap antigen secara acak kepada para pelajar, bersamaan dengan kegiatan Gebyar Germas Goes to School di 11 kecamatan di Kota Depok.

PTM terbatas di SMPN 10, sementara ditiadakan selama sepekan. Kasus siswa yang mengikuti PTM positif Covid-19 juga dilaporkan di Solo, Jawa Tengah.

 
Di tengah temuan klaster PTM, sejumlah daerah berencana akan menambah jumlah sekolah yang melaksanakan PTM terbatas. 
 
 

Dari hasil pemantauan Pemkot Solo pada 13-21 Oktober di 29 sekolah level SD, SMP, dan SMA ditemukan 47 kasus positif di lima SD negeri dan swasta. Kegiatan PTM di lima sekolah itu dihentikan sementara.

Namun, PTM di sekolah lain yang tanpa kasus tetap dilanjutkan. Orang tua siswa, murid, dan pihak sekolah diminta wali kota Solo tidak khawatir. Secara bersamaan, Pemkot Solo akan meneruskan tes acak guna mencegah dini kemunculan klaster PTM di sekolah.

Kekhawatiran atas klaster PTM sekolah juga terjadi di Bandung, Jawa Barat. Dinas Pendidikan Kota Bandung mengevaluasi PTM terbatas setelah ditemukan kasus pada 14 siswa dan guru yang positif Covid-19. Mereka siswa dan guru dari jenjang sekolah SD, SMP, dan SMA.

Kasus ini bermula dari tes PCR acak pada 1.512 siswa dan guru. Dari 348 spesimen yang hasilnya sudah keluar pada Senin (18/10), diketahui bahwa 14 siswa dan guru positif Covid-19.

Di tengah temuan klaster PTM, sejumlah daerah berencana akan menambah jumlah sekolah yang melaksanakan PTM terbatas. Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, misalkan, berencana menambah 1.000 sekolah lagi yang menggelar PTM.

Rencana serupa dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. PTM untuk SD hendak diperluas menjadi 300 sekolah, dari 265 SD yang sudah melaksanakan.

Targetnya, ada satu SD di setiap desa menggelar PTM. Sejauh ini, belum ada laporan klaster Covid-19 di Boyolali. Di Salatiga, Jawa Tengah, enam siswa SD positif Covid-19 kini telah sembuh. PTM terbatas pun dimulai kembali.

Kondisi masing-masing daerah tentu tidak sama. Ada yang rentan terhadap penularan kasus Covid-19, tapi tak sedikit pula yang nihil kasus. Kebijakan gas dan rem dalam mencegah penularan kasus Covid-19 menjadi keniscayaan.

Kewaspadaan mengambil tindakan adalah ikhtiar terbaik. Presiden Joko Widodo mengingatkan hal ini. 

Saat memberi sambutan dalam pembukaan acara Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia Otonomi Expo 2021 di Istana Bogor, Presiden meminta kepala daerah teliti dalam memeriksa kesiapan sekolah menjalankan protokol kesehatan (prokes).

Mengatur agar tertib prokes bagi siswa SD tentu bukan perkara gampang. Apalagi, menurut Jokowi, ditemukan mulai ada siswa yang terpapar Covid-19. Dalam beberapa kasus, masih ditemukan pula siswa mengobrol seusai pelaksanaan PTM.

Padahal, sesuai prokes saat PTM, seusai pembelajaran, siswa harus langsung pulang ke rumah. "Semua daerah saya harapkan kewaspadaannya terhadap ini," kata Jokowi.

 
Kewaspadaan dan kesigapan tak boleh kendur. 
 
 

Jokowi juga mengingatkan kembali kepala daerah tetap waspada terhadap kemungkinan kenaikan kasus. Di sejumlah negara, kasus positif Covid-19 kembali naik karena pembukaan sekolah tatap muka. Hal yang tak kita harapkan terjadi di Indonesia.

Presiden juga mengimbau kepala daerah memeriksa kembali kesiapan rumah sakit dan ketersediaan obat-obatan, kendati tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit (BOR) secara nasional sudah rendah.

Kewaspadaan dan kesigapan tak boleh kendur. Pemerintah daerah harus menyiapkan tes usap Covid-19 secara acak di sekolah, tapi rutin. Ini untuk mengetahui sejak dini penularan Covid-19. Tak kalah pentingnya, kerja sama orang tua siswa dan pihak sekolah. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat