Restoran RIndu Alam Puncak Bogor | Youtube

Bodetabek

Rindu Alam, Restoran Legendaris yang Dirindukan Warga

Restoran Rindu Alam habis masa kontraknya dan selesai beroperasi pada tahun ke-40.

OLEH SHABRINA ZAKARIA 

Kumuh. Sejak berhenti beroperasi pada 2020, restoran legendaris yang terletak di Jalan Raya Puncak, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor ini tampak tak terawat. Debu tebal memenuhi lantai, dinding di berbagai sisinya dicoret-coret, plafon berjatuhan. Bahkan, ada kaca di satu sudut tampak pecah digantikan oleh sarang laba-laba yang masih dijalin.

Di bagian luar, sejumlah pedagang sayur dan buah-buahan menitipkan dagangannya di depan restoran. Beberapa wisatawan terlihat memarkirkan mobilnya di halaman parkir restoran, sambil menunggu berkurangnya kemacetan lalu lintas pada akhir pekan.

Restoran Rindu Alam telah habis masa kontraknya dan selesai beroperasi pada tahun ke-40, tepatnya sejak 1980 hingga 2020. Restoran milik Pangdam Siliwangi kala itu, Letjen TNI Ibrahim Adjie, dibangun di atas lahan milik Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Di balik kumuhnya bangunan restoran yang telah lama tak berfungsi, pemandangan indah berupa hamparan kebun teh yang diselimuti oleh langit biru. Pemandangan itu, menjadi daya tarik tersendiri dari Restoran Rindu Alam. Selain dari hidangan-hidangan, seperti masakan Sunda, sate, dan kambing guling yang menjadi ciri khasnya.

Andi Jamhari, salah seorang wisatawan asal Jakarta Barat, baru saja tiba di Restoran Rindu Alam. Dia terkejut dan sedih, melihat kondisi restoran favoritnya itu saat ini sudah tidak terawat.

Kepada Republika, pria berusia 60 tahun ini menceritakan kenangannya semasa dulu di Restoran Rindu Alam. Pemandangan yang indah, dan suasana yang nyaman, membuat Andi harus mengunjungi Restoran Rindu Alam setiap kali dia berkunjung ke Puncak.

Sebab, dia enggan untuk mengunjungi kedai-kedai makan lain, yang berjajar di sepanjang Jalan Raya Puncak. “Orang kalau ke Puncak, tapi belum ke Rindu Alam, belum bisa disebut ke Puncak,” ujarnya sambil tertawa, ketika ditemui Republika di depan Restoran Rindu Alam, Ahad (17/10).

Belum diketahui kapan tepatnya, kawasan Rindu Alam, termasuk restorannya yang telah mati, berencana dihidupkan lagi sebagai kawasan wisata oleh Pemprov Jawa Barat. Hal itu disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum setelah meninjau kawasan wisata di Puncak, Senin (11/10) lalu.

Menurut Uu, dalam rencananya, area wisata Rindu Alam ini akan dimanfaatkan lagi menjadi restoran wisata, kafe, dan pusat jajan serba ada (Pujasera). Ia memastikan, arah pengembangan kembali akan memberi manfaat kepada masyarakat sekitar dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Meski belum diketahui akan diajak bekerja sama atau tidak, pemilik dari Restoran Rindu Alam, Adam Adjie mengaku, siap untuk mengoperasikan restoran milik kakeknya itu. Cucu kedua dari Letnan TNI Ibrahim Adjie, telah mengambil alih operasional dari restoran ikonik ini, yang dikelolanya bersama pamannya nanti. Menggantikan pamannya yang juga anak dari Letjen TNI Ibrahim Adjie.

Hingga di akhir masa operasional, ada sekitar 70 karyawan yang berasal dari berbagai daerah dan warga sekitar, bekerja di sana. Setiap akhir pekan, mereka dapat melayani setidaknya ratusan pengunjung, yang mayoritas berasal dari luar daerah Bogor.

Kabar dibukanya kembali Restoran Rindu Alam, disambut baik oleh Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan. Tidak hanya menjadi restoran, Rindu Alam nantinya bisa menggunakan konsep lain, seperti tempat kuliner, pusat oleh-oleh, dan pujasera.

 
Obama pernah bilang di Puncak itu ada Restoran Rindu Alam, itu kan jadi mendunia. Jadi, Rindu Alam jangan dihapus namanya.
 
 

Menurutnya, restoran yang melegenda ini jangan sampai dihapuskan. Karena restoran ini sudah dikenal hingga mancanegara, dan sempat disebut oleh Mantan Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack Obama. Sehingga, dia pun bersemangat untuk kembali menghidupkan Rindu Alam bersama Pemprov Jawa Barat.

“Dulu nama Puncak sudah sampai mancanegara. Obama pernah bilang di Puncak itu ada Restoran Rindu Alam, itu kan jadi mendunia. Jadi, Rindu Alam jangan dihapus namanya,” ujarnya.

Berbeda dengan Wakilnya, Bupati Bogor, Ade Munawaroh Yasin menilai, sebaiknya kawasan Rindu Alam difungsikan sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Sebab, menurutnya, kawasan Puncak saat ini sudah terlalu jenuh dengan banyaknya kedai makanan di sisi jalan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat