Khazanah
Dari Wakaf Masjid, Dakwah Pun Berkembang
Wakaf merupakan wasilah menyejahterakan masyarakat dan menyemarakkan dakwah bil hal.
Azan pertama kali berkumandang di Masjid Al-Majid yang dibangun menggunakan dana wakaf pada Jumat, 9 April 2021. Masjid yang berdiri di tanah wakaf seluas satu hektare ini telah menjadi kebanggaan masyarakat sekitar.
Di masjid ini, anak-anak belajar mengaji, para pemuda mendalami ilmu agama Islam, ataupun ibu-ibu dan bapak-bapak ikut kajian. Kehadiran masjid di jalur tengah lintas Sumatra, tepatnya di Desa Bukit Kemuning, Kecamatan Bukit Kemuning, Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung, telah ikut mengembangkan dan mendukung aktivitas dakwah di sekitar sana.
Wakif atau pihak yang mewakafkan tanah tempat Masjid Al-Majid berdiri adalah Ibu Nurhasbiah dan Bapak Ismeth Faisol. Pasangan suami istri ini ingin harta yang dititipkan Allah kepada mereka bermanfaat untuk umat. Karena itu, mereka menyerahkan tanah seluas satu hektare itu kepada Dompet Dhuafa sebagai nazir.
Nurhasbiah mengungkapkan perasaan bahagianya melihat masjid yang kokoh berdiri berkat dana wakaf dari umat yang dititipkan ke Dompet Dhuafa. Matanya berkaca-kaca terharu melihat kemegahan masjid dari hasil dana wakaf.
"Masjid ini berdiri sangat megah dan strategis. Berkahnya masyarakat di Bukit Kemuning, masyarakat yang melintasi jalan ini bisa memanfaatkan Masjid Al-Majid ini," kata Nurhasbiah saat diwawancarai Republika di Masjid Al-Majid, Kamis (14/10).
Ismeth menambahkan, keluarganya melihat Dompet Dhuafa sebagai lembaga yang selalu tepat sasaran dalam menyalurkan dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf). Karena itulah, ia memilih Dompet Dhuafa untuk menjadi nazir dari tanah yang diwakafkannya.
Ismeth juga berharap, tanah yang diwakafkannya dapat membantunya dalam kehidupan setelah kematian. Dia juga sangat mendukung aktivitas dakwah yang makin hari makin berkembang setelah Masjid Al-Majid berdiri.
Pengurus Masjid Al-Majid, Ustaz Muammar Khairullah, menyampaikan, di masjid ini ada banyak program untuk anak-anak, remaja, ibu-ibu, dan bapak-bapak. Di masjid ini dibentuk ikatan remaja Masjid Al-Majid, majelis taklim ibu-ibu, majelis taklim bapak-bapak, dan pusat belajar mengaji Masjid Al-Majid untuk anak-anak usia empat sampai 15 tahun.
"Artinya, kegiatan di masjid ini sudah merangkul semua usia. Setiap hari selalu ada kegiatan," ujarnya.
Ia mengatakan, sampai sekarang ada sekitar 67 anak yang rutin belajar di pusat belajar mengaji Masjid Al-Majid,dan remaja yang biasa ikut kajian jumlahnya sekitar 41 orang. Sementara majelis taklim ibu-ibu biasa dihadiri 70 jamaah, tapi majelis taklim bapak-bapak masih sedikit jamaahnya.
Ustaz Muammar menambahkan, letak masjid ini sangat strategis karena terletak di jalur tengah lintas Sumatra. “Sehingga banyak musafir yang terbantu dengan adanya masjid ini.”
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.