Nasional
Satgas: Tingkat Kepatuhan Masyarakat Masih Fluktuatif
Rata-rata tingkat kepatuhan masyarakat terhadap prokes cukup baik.
JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan, tingkat kepatuhan masyarakat masih fluktuatif. Namun secara rata-rata kepatuhan masyarakat cukup baik.
“Pada saat penularan rendah, apabila terjadi kebobolan dalam protokol kesehatan (prokes) maka relatif masih terjaga. Tapi di tempat-tempat tertentu yang sirkulasi virusnya tinggi, maka tidak patuh prokes bisa mendongkrak kasus. Jadi prokes tidak bisa ditinggalkan,” tegas Wiku dalam Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9)-KPCPEN, Kamis (14/10).
Saat ini, pemerintah telah menyusun strategi jangka panjang menyikapi masa pandemi Covid-19 yang diprediksi masih akan berlangsung beberapa waktu ke depan. Pilihan terbaik bagi masyarakat saat ini adalah tetap menegakkan disiplin prokes sebagai jalan menuju tatanan kehidupan baru.
Selain menyiapkan peta jalan hidup bersama Covid-19, pemerintah juga terus melakukan berbagai upaya persuasif untuk membiasakan masyarakat beradaptasi dengan kebiasaan baru. Seperti penggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk skrining di ruang publik
Wiku menjelaskan, situasi pandemi Tanah Air terpantau baik. Per Ahad (10/10), tidak ada kabupaten/kota berada pada zona risiko tinggi dan mayoritas pada zona risiko rendah. Dengan perbaikan situasi Covid-19 di berbagai wilayah, menurut Wiku, relaksasi kegiatan masyarakat secara bertahap dengan persiapan matang, bisa dilakukan.
Pengawasan dan peninjauan juga terus dilakukan terutama bila terjadi peningkatan kasus. Pemerintah, kata Wiku, telah menerapkan strategi berlapis dengan banyak instrumen di dalamnya.
Ia juga mengingatkan, hal penting lainnya adalah kewaspadaan yang melekat pada masyarakat. Menurut Wiku, pada prinsipnya proses penularan dapat terjadi di 3 titik, yakni di tempat tinggal, transportasi, serta tempat aktivitas.
Wakil Ketua Gerakan Pakai Masker, Kemal Gani mengatakan, karena masyarakat pasti mengalami kejenuhan, maka edukasi harus dilakukan secara berkelanjutan disertai penyegaran dan pendekatan yang menarik.
Selain memanfaatkan media sosial dan radio, pihaknya juga melakukan penyuluhan ke berbagai klaster melalui daring. “Kami menggarap penyuluhan untuk para penyuluh. Di antaranya ke pesantren, pasar rakyat, ibu-ibu PKK, juga anak-anak muda. Pasar Rakyat karena pedagang masih minim prokes. Ibu PKK karena peran para ibu sangat penting dalam disiplin prokes di rumah tangga,” tutur Gani dalam Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Kamis (14/10).
Pihaknya juga bekerja sama dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia untuk memberikan edukasi prokes bagi anak usia di bawah 12 tahun yang belum bisa mendapatkan vaksinasi. Meski disiplin 3M masih tinggi, menurut Gani, upaya mendorong masyarakat sadar terus mengenakan masker dengan benar perlu terus digencarkan.
“Dengan mengenakan masker maka kita akan terlindungi sampai 80 persen dari penularan,” kata Gani.
Saat ini, pemerintah telah menyusun strategi jangka panjang menyikapi masa pandemi Covid-19 yang diprediksi masih akan berlangsung beberapa waktu ke depan. Pilihan terbaik bagi masyarakat saat ini adalah tetap menegakkan disiplin protokol kesehatan sebagai jalan menuju tatanan kehidupan baru.
Selain menyiapkan peta jalan hidup bersama Covid-19, pemerintah juga terus melakukan berbagai upaya persuasif untuk membiasakan masyarakat beradaptasi dengan kebiasaan baru, seperti terus disiplin prokes dan menggunakan aplikasi PeduliLindungi untuk screening di ruang publik. Guna mengoptimalkan perlindungan kesehatan dari hulu ke hilir, vaksinasi dan testing, tracing, dan treatment (3T) pun tetap digencarkan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.