Internasional
Fasilitas Minyak Lebanon Kebakaran
Tangki yang kebakaran diyakini menampung sekitar 300 ribu liter bensin.
ZAHRANI -- Api besar membakar tangki di salah satu tangki minyak di Lebanon, Senin (11/10). Kobaran api terlihat menyala dan asap hitam membubung tinggi di langit. Ini menjadi pukulan bertubi bagi Lebanon yang sedang mengalami krisis energi serius.
Pada Senin (11/10), kantor berita National News Agency melaporkan, api belum padam setelah dua jam lebih menyala. Pemadam kebakaran berlari ke lokasi kejadiaan dan berusaha memadamkan api yang membakar tangki bensin di fasilitas minyak di Kota Zahrani.
Sekurangnya 25 mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi kebakaran. Mereka tak hanya bertugas memadamkan api, namun juga menjaga agar tangki di sekitarnya tetap dingin untuk mencegah api menjalar.
Laporan media menyebutkan, tidak ada karyawan yang berada di dekat tangki itu saat kebakaran terjadi. Tentara Lebanon menutup jalan tol yang melewati Zahrani yang menghubungkan Beirut dengan bagian selatan Lebanon.
Instalasi Minyak Zahrani terletak sekitar 50 kilometer sebelah selatan Beirut. Instalasi ini milik militer Lebanon yang digunakan untuk menyimpan bahan bakar termasuk solar yang dibeli pemerintah.
“Selain itu, di sana juga ada sejumlah pasokan bahan bakar militer dan pasokan cadangan,” kata peneliti energi Marc Ayoub kepada Aljazirah.
Lokasi tersebut dekat salah satu pembangkit listrik utama Lebanon yang berhenti beroperasi selama dua hari karena kekurangan bahan bakar. Krisis energi yang diderita Lebanon mengakibatkan negara itu harus memadamkan listrik selama 22 jam per hari.
Kepala Pertahanan Sipil Raymound Khattar mengatakan, tangki yang kebakaran diyakini menampung sekitar 300 ribu liter bensin. Di stasiun televisi MTV, Khattar mengatakan, saat ini pihaknya fokus memadamkan api dan mendinginkan lingkungan sekitar tangki agar api tidak menjalar.
Menteri Energi Lebanon Walid Fayyad mengaku belum mengetahui penyebab dari kebakaran tersebut. "Kami harus menunggu hasil penyelidikan dan kami sudah siap untuk mengambil langkah berdasarkan hasilnya, saat ini prioritasnya keselamatan masyarakat," katanya.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Lebanon mengatakan kepada Aljazirah, tangki tersebut berisi benzena. Zat kimia itu yang terkandung dalam minyak mentah.
"Sekarang kami fokus memindahkan warga dari daerah sekitar sambil berusaha memadamkan api, prioritasnya saat ini mencegah api menjalar ke tangki lain," katanya.
Pada awal tahun ini perusahaan Jerman menemukan bahan nuklir berbahaya yang disimpan di sebuah fasilitas di Zahrani. Garam depleted uranium (DU) disimpan di delapan kotak kecil yang beratnya kurang dari dua kilogram. Sejak ditemukan, benda-benda tersebut sudah dipindahkan.
Bahan itu sudah disimpan di fasilitas tersebut sejak 1950-an. Ketika itu, fasilitas tersebut dikelola perusahaan Amerika Serikat (AS), Mediterranean Refinery Company (Medreco). Perusahaan tersebut aktif di Lebanon selama empat dekade sampai akhir tahun 1980-an.
Depresi terberat
Pada Agustus 2020 lalu ledakan di pelabuhan Beirut menewaskan sekurangnya 215 orang, melukai ribuan lainnya dan menghancurkan banyak gedung dan rumah. Ledakan tersebut disebabkan ratusan ton amonium nitrat yang ditimbun dengan cara yang tidak tepat selama bertahun-tahun di gudang di pelabuhan tersebut.
Setelah ledakan tersebut, kebakaran kali ini pun menambah beban berat yang mengadang Lebanon. Bank Dunia melaporkan, Lebanon menghadapi depresi terberat dalam sejarah modern.
Sekitar 75 persen populasinya kini hidup di bawah garis kemiskinan. Sedangkan mata uangnya telah kehilangan 90 persen dari nilainya hanya dalam waktu dua tahun.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.