Cover Dialog Jumat edisi 9 Oktober 2021. Tetap patuhi protokol kesehatan saat Maulid Nabi. | Republika/Dialog Jumat

Laporan Utama

Tetap Patuhi Prokes Saat Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi yang kerap menimbulkan kerumunan membuat umat harus waspada karena pandemi belum musnah.

OLEH IMAS DAMAYANTI

Jumat (8/10) lalu bertepatan dengan awal bulan Maulid. Satu momentum yang kerap diperingati umat Islam di Indonesia untuk menapaktilas jejak perjuangan Baginda Rasulullah SAW. Meski demikian, peringatan Maulid Nabi yang kerap menimbulkan kerumunan membuat umat juga harus waspada karena pandemi belum sepenuhnya pergi dari negeri ini. 

Umat Masih Waspada

 

 

Pada waktu normal, bulan Maulid selalu diperingati perayaan untuk mengenang Rasulullah SAW di istana negara, masjid hingga majelis taklim. Adanya pandemi yang datang ke negeri ini sejak 2020 lalu membuat acara yang mengundang kerumunan kerap dilarang, tidak terkecuali ritual keagamaan seperti Maulid Nabi. Pada tahun kedua pandemi, jumlah kasus Covid-19 memang tengah melandai. 

Pada Rabu (6/10), Satgas Covid-19 mencatat ada penambahan kasus positif 1.484 kasus. Jumlah ini berkurang jika dibanding 6 Oktober 2020 yang mencapai 4.056 kasus.

Semua daeraeh pun sudah tidak ada yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4. Meski demikian, umat Islam terlihat masih waspada akan bahaya pandemi yang bisa naik sewaktu-waktu. 

Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI) Imam Addaruquthni menyampaikan, belum ada informasi maupun laporan mengenai masjid-masjid yang akan menyelenggarakan perhelatan Maulid Nabi. Begitu pun halnya masjid-masjid di DKI Jakarta yang biasanya selalu rutin menggelar peringatan Maulid. “Belum ada informasi masjid-masjid mana saja yang menyelenggarakan (Maulid Nabi),” kata Imam saat dihubungi Republika, Rabu (6/10).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (republikaonline)

Namun demikian, dia menyampaikan, sejumlah masjid di wilayah perkampungan di Tangerang, Bogor, maupun Depok kerap aktif membuka donasi di jalan raya. Di jalan-jalan raya perkampungan kerap diwarnai oleh sejumlah orang yang membawa kotak amal untuk perhelatan Maulid Nabi.

Imam menjelaskan, DMI memang belum mengeluarkan surat imbauan spesifik berkaitan dengan perhelatan peringatan Maulid Nabi. DMI masih dalam posisi memberikan imbauan yang bermuatan pelaksanaan prokes ibadah di masjid sebagaimana yang telah disyiarkan dan dijalankan bersama. Karena itu, Imam mengungkapkan, masjid masih terbebas dari penyebaran Covid-19. 

Saat ini, kata dia, DMI juga menunggu langkah istana apakah akan menggelar perhelatan peringatan Maulid Nabi di istana atau tidak. Sebab, peringatan Maulid Nabi sudah menjadi tradisi yang dijadwalkan istana sejak era Presiden Sukarno. “Karena Bung Karno kan dulu sudah berfatwa bahwa dia tidak rela kalau pelaksanaan peringatan Maulid Nabi (negara) dilakukan di luar istana,” kata Imam.

 
Karena Bung Karno kan dulu sudah berfatwa bahwa dia tidak rela kalau pelaksanaan peringatan Maulid Nabi (negara) dilakukan di luar istana
 
 

Ketua Ikatan Dai Seluruh Indonesia (Ikadi) KH Ahmad Satori menyampaikan, penyelenggaraan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sah-sah saja dilakukan di zona aman. Asalkan, kata dia, penerapan protokol kesehatan tetap harus dijaga. “Prokes harus yang utama apabila penyelenggaraan Maulid Nabi mau diadakan,” kata Kiai Satori saat dihubungi Republika, Rabu (6/10).

Dia membagi dua kriteria dibolehkannya penyelenggaraan maulid Nabi. Pertama, bagi wilayah yang masih menerapkan aturan PPKM dianjurkan untuk memperingati maulid Nabi secara daring. Sedangkan untuk wilayah yang berada di zona hijau, kata dia, harus memperhatikan prokes.

Dia juga menekankan kepada para dai untuk selalu menyampaikan materi-materi dakwah yang membangun. Materi dakwah yang membangun itu diharapkan dapat membuat masyarakat tegar dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19.

photo
ILUSTRASI Maulid Nabi sudah menjadi tradisi bagi sebagian masyarakat Muslim, baik global maupun di Tanah Air. Peringatan Maulid Nabi yang kerap menimbulkan kerumunan membuat umat harus waspada karena pandemi belum musnah. - (DOK FLICKR)

Belum berani

Kepala Bidang Peribadatan Masjid Agung At-Tin Ustaz Karnali menyampaikan, pihaknya belum memiliki rencana pelaksanaan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Dia bahkan mempertegas bahwa kemungkinan besar pelaksanaan peringatan maulid Nabi ditiadakan tahun ini. “Kemungkinan tidak ada penyelenggaraan maulid,” kata Ustaz Karnali.

Menurut dia, peniadaan penyelenggaraan peringatan maulid Nabi karena masih berlangsungnya pandemi Covid-19. Untuk itu, dia mengatakan, Masjid Agung At-Tin masih fokus pada pengendalian penyebaran Covid-19 dengan menaati protokol kesehatan. Pelaksanaan Maulid Nabi yang mengundang kerumunan dinilai rentan terhadap penularan.

Hal serupa disampaikan Ketua Dewan Syuro Takmir Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustaz Muhammad Jazir ASP. Hingga saat ini, kata dia, pelaksanaan peringatan Maulid Nabi Muhammad belum direncanakan lebih jauh. “Kami tidak merencanakan (pelaksanaan peringatan) Maulid Nabi,” kata dia.

Ketua Remaja Masjid Sunda Kelapa Muhammad Fadhil mengatakan, Masjid Sunda Kelapa pun belum merencanakan apapun yang terkait dengan peringatan maulid Nabi. Dia menyebut, sejauh ini belum ada pembahasan lebih jauh mengenai pelaksanaan maulid.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat