Ekonomi
Holding BUMN Bebaskan Pengusaha dari Rentenir
Pembentukan holding BUMN UMi telah mendapat persetujuan dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan
JAKARTA — Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto menilai kehadiran perusahaan induk (holding) BUMN ultra mikro dapat melepaskan pelaku usaha sektor tersebut dari jeratan rentenir.
"Holding BUMN ultra mikro dapat menjadi disrupsi bagi para rentenir. Ini harapan saya," ujar Eko saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Holding dapat memberikan kontribusi nyata terutama dalam peningkatan akses pembiayaan yang lebih murah dan mudah kepada pelaku usaha ultra mikro yang selama ini dibayang-bayangi ancaman jeratan rentenir.Di samping itu, holding BUMN juga dibentuk dalam rangka mendorong pelaku usaha ultra mikro dan UMKM, sehingga mereka dapat membangun ekosistem kewirausahaan yang sangat dibutuhkan pelaku usaha di Indonesia.
"Holding ultra mikro dihadirkan bukan hanya sekedar untuk mengejar pemberian akses pembiayaan yang murah dan mudah, namun sesungguhnya di dalam holding tersebut juga banyak memiliki model-model pemberdayaan lewat berbagai macam platform bisnis yang dibangun dan disesuaikan dengan karakteristik pelaku usaha ultra mikro," kata Eko.
Holding BUMN ultra mikro yang melibatkan tiga entitas yakni BRI, Pegadaian dan PNM resmi terbentuk, seiring dilakukannya penandatanganan Akta Inbreng saham pemerintah pada Pegadaian dan PNM sebagai penyertaan modal negara kepada BRI selaku induk pada Senin (13/9).
Holding UMi resmi terbentuk
Holding Ultramikro (UMi) yang melibatkan tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) resmi terbentuk. Hal ini seiring dilakukannya penandatanganan Akta Inbreng saham pemerintah pada Pegadaian dan PNM sebagai penyertaan modal negara (PMN) kepada BRI selaku induk holding UMi.
Milestone bersejarah bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ini tidak mengubah porsi kepemilikan pemerintah atas saham pengendali di BRI. Di sisi lain, setelah holding UMi terbentuk, negara tetap memiliki satu lembar saham merah putih seri A atau golden share di Pegadaian dan PNM.
Pembentukan holding UMi telah mendapat persetujuan dari Komite Stabilitas Sistem Keuangan pada 5 Februari 2021, Ketua Komite Privatisasi pada 17 Februari 2021, dukungan dari parlemen, yakni Komisi XI dan Komisi VI DPR RI pada 16 Maret dan 18 Maret 2021, dan telah diikuti dengan penerbitan Peraturan Pemerintah (PP) No 73/2021 tentang PMN BRI tanggal 2 Juli 2021.
Holding UMi juga didukung pula dengan Keputusan Menteri Keuangan tentang nilai PMN BRI pada 16 Juli 2021, persetujuan dari RUPSLB BRI pada 22 Juli 2021, serta persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bank serta OJK Pasar Modal pada 24 Agustus & 30 Agustus 2021.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, holding UMi tidak akan mengubah model bisnis Pegadaian dan PNM. Ia menjamin model bisnis Pegadaian dan PNM tidak berubah, kecuali untuk tuntutan digitalisasi.
"Perlu dicatat penggabungan ini bukan merger, entitas masing-masing masih ada sehingga karena bukan merger, maka tidak ada yang melebur ke mana pun," kata Sunarso saat penandatanganan perjanjian pengalihan saham terkait pembentukan holding UMi di Jakarta, Senin (13/9).
Sunarso menyampaikan, sinergitas holding UMi merupakan upaya pemerintah dalam membantu problem yang selama ini dihadapi para pelaku usaha ultramikro, yakni kendala akses perbankan dan pelayanan pendukung lainnya. Ia mengatakan, segmen ultramikro memiliki biaya operasional dan risiko yang cukup tinggi karena memerlukan begitu banyak jaringan dan sumber daya manusia.
Sunarso berharap holding UMi semakin mengoptimalkan nilai tambah bagi nasabah, karyawan anggota holding, hingga pemerintah. Ia juga berharap holding UMi bisa memberikan jangkauan layanan lebih luas kepada masyarakat dengan pilihan produk yang beragam dengan harga yang lebih murah karena proses akan lebih efisien melalui kolaborasi berbagai item di lokasi, kemudian penggunaan digital bersama.
Direktur Utama Pegadaian Kuswiyoto menambahkan, Pegadaian akan melanjutkan peran pemberdayaan PNM melalui akses produk berbasis gadai dan layanan keuangan lainnya yang lebih luas kepada nasabah ultramikro yang feasible dan bankable sehingga naik kelas. Menurut Kuswiyoto, hal ini menjadi momentum bagi Pegadaian untuk terus tumbuh bersama masyarakat.
"Langkah ini sejalan dengan latar belakang perusahaan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi. Selain itu, juga sesuai dengan visi Pegadaian menjadi the most valuable financial company di Indonesia dan sebagai agen inklusi keuangan pilihan utama masyarakat," kata Kuswiyoto.
Optimisme senada diungkapkan Direktur Utama Permodalan Nasional Madani, Arief Mulyadi. Menurut dia, ketiga entitas sudah melakukan integrasi, terutama dalam sumber daya, infrastruktur, dan data.
Dengan integrasi ekosistem UMi melalui holding, Arief optimistis program PNM Mekaar akan semakin memberikan manfaat bagi masyarakat kecil karena dapat mengoptimalkan peran pemberdayaan PNM dengan penurunan biaya overhead.
"Kami tentunya lebih yakin ke depan dengan sinergi dan penguatan ekosistem UMi melalui holding akan semakin terakselerasi, dan ini tentunya sebuah kebanggaan bagi kami. Selain sebagai pemacu pertumbuhan, holding UMi ini akan memberikan nilai tambah untuk nasabah," ujar Arief.
Menteri BUMN Erick Thohir berencana memamerkan dan memaparkan holding UMi kepada BUMN-BUMN mancanegara dalam Pertemuan G20 tahun depan. Ia juga menyebut berdirinya holding UMi menjadi tonggak bersejarah yang memiliki visi ekonomi kerakyatan.
"Kita belajar, kita lihat apa kelebihan dan kekurangan kita, tetapi salah satu kelebihan yang akan kita dorong bagaimana nanti holding BUMN Ultramikro (UMi) juga kita akan paparkan kepada BUMN-BUMN Negara lain bahwa Indonesia ‘beda’," kata Erick.
Erick sangat berharap transformasi yang terjadi di holding UMi juga menjadi transformasi yang berdampak positif kepada human capital BUMN. Ia menilai, transformasi bisnis harus sejalan dengan transformasi human capital agar dampak yang dirasakan masyarakat bisa lebih maksimal.
Erick juga berharap kehadiran holding UMi akan meningkatkan pemberdayaan dan menyediakan pembiayaan yang lebih lengkap dan lebih murah. Karena, itu salah satu tujuan dari hadirnya holding melalui sinergi ketiga BUMN.
Ketua Project Management Officer (PMO) Integrasi Ekosistem Ultra Mikro, Catur Budi Harto, menambahkan, pembentukan holding UMi merupakan komitmen pemerintah dalam meningkatkan aksesibilitas layanan keuangan pada segmen ultramikro melalui optimalisasi BUMN.
Catur juga mengatakan, holding UMi menjadi bagian dalam mendorong BRI menjadi the most valuable banking grup in Southeast Asia and champion of financial inclusion dengan menjangkau segmen ultramikro sebagai salah satu sumber utama pertumbuhan baru pada masa mendatang.
Menurut Catur, model bisnis dari BRI, Pegadaian, dan PNM akan saling bersinergi, saling menguatkan, dan saling melengkapi sehingga mampu memberikan layanan keuangan yang terintegrasi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.