Pegawai berjalan di Bank Syariah Indonesia (BSI) usai diresmikan di Jakarta, Senin (1/2/2021). Pada 2025 diharapkan BSI dapat mencapai target menembus 10 besar bank syariah global. | Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO

Ekonomi

Migrasi Rekening BSI Rampung

Pada 2025 diharapkan BSI dapat mencapai target menembus 10 besar bank syariah global.

JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) telah menyelesaikan proses migrasi rekening nasabah. Hal ini seiring penyelesaian migrasi rekening nasabah eks BRI Syariah dan BNI Syariah ke dalam sistem BSI. Wakil Direktur Utama II BSI Ngatari mengatakan, proses roll out tersebut berjalan lebih cepat dari target 1 November 2021.

"Kami telah 100 persen migrasikan nasabah BRI Syariah dan BNI Syariah sebanyak 8,85 juta ke sistem BSI sehingga total kini ada 15 juta nasabah. Tinggal satu rekening pemerintah di Aceh yang masih dalam proses migrasi," kata Ngatari dalam Public Expose IDX-BSI pada Kamis (9/9).

Sebanyak 726 outlet BRI Syariah dan BNI Syariah juga telah 100 persen termigrasi ke sistem BSI. Pada 1 November 2021, seluruh nasabah sudah menggunakan satu sistem dan standar layanan BSI dan akan disebut momentum Customer Day 1.

Integrasi operasional selanjutnya, kata Ngatari, adalah memasuki tahap Transformasi 1 yang akan fokus membangun fondasi. Hal itu baik dari sisi penguatan basis konsumen, digitalisasi, transaksi, maupun penguatan manajemen risiko. Proses ini akan berlangsung hingga Desember 2021.

Kemudian, pada Januari hingga Juni 2022, Transformasi 2 akan fokus pada penyelarasan setelah migrasi. Proses ini meliputi penggabungan organisasi sementara menjadi organisasi baru. Setelah itu, pada semester II 2022, BSI akan memasuki fase Transformasi 3 yang meliputi perampingan dan penguatan bisnis. Fase tersebut meliputi penguatan proses bisnis, layanan wholesale, investasi, dan bisnis internasional. Kemudian, pada 2025 diharapkan BSI mencapai target visinya menjadi salah satu dari 10 besar bank syariah global.

Pada semester I 2021, BSI telah menyalurkan pembiayaan hingga Rp 161,5 triliun. Jumlah tersebut naik sekitar 11,73 persen (yoy). Penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BSI sampai semester I 2021 mencapai Rp 216,36 triliun, naik 16,03 persen (yoy). Sementara total aset sebesar Rp 247,3 triliun, naik 15,16 persen (yoy).

Dengan capaian itu, perseroan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,48 triliun atau naik 34,29 persen (yoy). Direktur Finance and Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan, bank syariah terbesar di Indonesia itu menargetkan laba 2021 mencapai Rp 2,9-3 triliun.

"Target bisnis tidak berubah meskipun ada kekhawatiran PPKM. Kita masih optimistis terkait profitabilitas dan lainnya. Kita perkirakan pertumbuhan pembiayaan dan pendanaan bisa positif, NIM dan kualitas aset terjaga," kata Ade.

Pertumbuhan pembiayaan pada 2021 ditargetkan sebesar single digit dan target pertumbuhan pendanaan mendekati pertumbuhan pembiayaan. Sementara, target NIM sebesar 5,5-6 persen. BSI menargetkan kualitas pembiayaan atau tecermin dalam target NPF bruto sebesar 2,9 sampai 3,1 persen.

Cahyo mengatakan, kenaikan laba pada semester I 2021 didorong oleh pertumbuhan pembiayaan dan DPK yang berkualitas sehingga biaya dana dapat ditekan. Kenaikan pendapatan margin dan bagi hasil tumbuh sekitar 12,71 persen (yoy). 

Dengan pertumbuhan laba yang signifikan, BSI dapat meningkatkan rasio profitabilitas. Hal itu ditandai dengan meningkatnya return on Eequity (ROE) dari 11,69 persen per Juni 2020 menjadi 13,84 persen per Juni 2021. BSI menargetkan ROE sebesar 18 persen dengan valuasi kuat.

Direktur Risk Management BSI Tiwul Widyastuti menyampaikan, pihaknya menargetkan pencadangan yang tinggi untuk menanggulangi risiko dari restrukturisasi. Demi menjaga kualitas pembiayaan, BSI telah mencadangkan cash coverage sebesar 144,07 persen sampai semester I 2021.

"BSI menargetkan cash coverage antara 125 persen hingga 140 persen pada 2021 untuk meningkatkan prinsip kehati-hatian," ujar Tiwul.

BSI juga mengapresiasi langkah pemerintah untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional melalui perpanjangan restrukturisasi Covid-19 sampai Maret 2023. Hingga 30 Juni 2021, BSI telah melakukan restrukturisasi pembiayaan secara bankwide sebesar Rp 29,42 triliun atau 18,22 persen dari total portofolio pembiayaan.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat