Ekonomi
WIKA Siapkan IPO Anak Usaha
KAI gantikan WIKA sebagai pemegang saham mayoritas konsorsium kereta cepat.
JAKARTA — PT Wijaya Karya (Persero) Tbk berencana melakukan initial public offering (IPO) atau penawan saham perdana terhadap sejumlah anak usaha secara bertahap. Emiten berkode saham WIKA itu akan melepas saham PT WIKA Industri dan Konstruksi ke publik pada 2022.
"IPO WIKA Industri dan Konstruksi pada 2022 ditargetkan mampu meraih dana Rp 1 triliun,” kata Direktur Human Capital dan Pengembangan WIKA, Mursyid, dalam Public Expose Live 2021 di Jakarta, Rabu (8/9).
Mursyid mengatakan, WIKA juga bakal mendorong WIKA Realty melantai di bursa pada 2023 dengan target peraihan dana mencapai Rp 2 triliun. Ia menyampaikan, WIKA Realty yang bergerak dalam bidang pengembangan properti memiliki penugasan sebagai holding BUMN perhotelan.
Selanjutnya, Mursyid mengatakan, WIKA akan melakukan IPO WIKA Rekayasa Konstruksi pada 2024. Anak usaha yang bergerak dalam bidang kontraktor itu ditargetkan meraih dana segar IPO sebesar Rp 1 triliun
"Mengenai PT WIKA Rekayasa Konstruksi, terkait dengan bagaimana kita menyiapkan size dari WIKA REKON ini menjadi cukup untuk melakukan IPO di market,” ujar Mursyid.
WIKA Rekayasa Konstruksi bergerak dalam bidang industri dan pabrikasi baja. Didirikan pada 2000, dengan nama PT Wijaya Karya Intrade dan bergerak dalam bidang industri trading. Kemudian, melalui keputusan pemegang saham di luar rapat, Wijaya Karya Intrade berubah menjadi PT Wijaya Karya Industri & Konstruksi atau WIKON pada 2013.
Sementara itu, WIKA Realty yang didirikan pada 2000, sebelumnya merupakan unit bisnis WIKA. Pada 2001, WIKA Realty melakukan diversifikasi usaha yang semula fokus sebagai pengembang berkembang menjadi tiga bidang usaha, yaitu pengembangan bisnis realty, manajemen properti, dan jasa konstruksi.
WIKA Realty bersama empat BUMN lainnya telah melakukan penandatanganan perjanjian komitmen jual beli saham dan perjanjian komitmen jual beli aset sebagai bagian dari pembentukan holding hotel BUMN.
Rencana IPO anak usaha WIKA ini sejalan dengan arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Ia berencana melakukan unlock value atau meningkatkan nilai aset sejumlah BUMN dan anak usaha BUMN.
Kementerian BUMN telah mempersiapkan 10 hingga 15 BUMN atau anak usaha untuk bisa melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO. Erick ingin unlock value semua perusahaan BUMN.
Di tengah proses IPO anak usaha, General Manager Investor Relation WIKA, Purba Yudha Tama, mengatakan, pandemi Covid-19 memengaruhi kinerja keuangan WIKA. Ia menyampaikan, pendapatan perusahaan baru mencapai Rp 6,7 triliun per kuartal II 2021 dari target pendapatan sebesar Rp 26,2 triliun untuk tahun ini. "Capaian ini memang turun dibandingkan kuartal II 2020 yang sebesar Rp 7,1 triliun," kata Yudha.
Sementara, laba kotor per kuartal II 2021 sebesar Rp 547 miliar atau turun dibandingkan laba kotor kuartal II 2020 yang sebesar Rp 670 miliar. Sedangkan, laba bersih tercatat sebesar Rp 136 miliar pada kuartal II 2021 atau turun dibandingkan kuartal II 2020 yang sebesar Rp 325 miliar.
Yudha menyebutkan, margin laba kotor dan laba bersih perusahaan pada kuartal II 2021 tercatat sebesar 8,08 persen dan 2,01 persen atau turun dibandingkan kuartal II 2020 yang sebesar 9,39 persen dan 4,55 persen. Yudha menilai penurunan margin tak lepas dari tekanan pandemi, terutama kepada WIKA Beton dan WIKA Industri dan Konstruksi yang mempunyai sejumlah pabrik.
View this post on Instagram
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko WIKA Ade Wahyu menambahkan, Konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) tengah menggodok kondisi cost overrun atau pembengkakkan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. "Saat ini sedang tahap akhir mengkaji besarannya, mungkin diharapkan nanti besaran nilai dari cost overrun ini bisa selesai Oktober (2021)," ujar Ade.
Ade mengatakan, komposisi dan persentase pemegang saham pada PSBI masih belum berubah, yakni WIKA sebagai lead dengan 38 persen, PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 12 persen, serta PT KAI (Persero) dan PTPN VIII masing-masing 25 persen. Ade mengatakan, pemerintah berencana menggeser posisi WIKA sebagai pemegang saham mayoritas di PSBI dan digantikan KAI.
"Ini akan dilakukan perubahan PP 107 Tahun 2015 yang sebelumnya WIKA jadi lead konsorsium, nanti mungkin akan berubah pindah ke KAI, yang mana nanti juga KAI akan mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) dalam pemenuhan ekuitas untuk kereta cepat," kata Ade.
Sebagai catatan, biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung diestimasikan membengkak sekira 1,9 miliar dolar AS atau kurang lebih Rp 27,17 triliun menjadi Rp 113,9 triliun. Dikarenakan membengkaknya biaya proyek, konsorsium Indonesia pun diperkirakan harus menanggung beban tambahan sebesar Rp 4,1 triliun, yang diusulkan dibiayai oleh suntikan PMN 2022.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.