Kabar Utama
Vaksinasi Covid-19 Capai 100 Juta Dosis
Realisasi vaksinasi Covid-19 di Tanah Air telah mencapai 100 juta dosis per Selasa.
JAKARTA -- Realisasi vaksinasi Covid-19 di Tanah Air telah mencapai 100 juta dosis per Selasa (31/8). Menurut Kementerian Kesehatan, capaian tersebut sesuai target Presiden Joko Widodo yang meminta agar realisasi vaksinasi menembus angka 100 juta dosis pada akhir Agustus.
Sejak program vaksinasi digulirkan pada 13 Januari 2021, sebanyak 63,4 juta orang atau 30,49 persen dari sasaran vaksinasi yang telah mendapatkan suntikan dosis pertama. Jumlah penduduk yang sudah mendapatkan vaksinasi lengkap atau dua dosis tercatat sebanyak 36,05 juta orang (17,31 persen). Sedangkan, realisasi vaksinasi dosis ketiga bagi para tenaga kesehatan terealisasi sebanyak 640,5 ribu dosis.
“Sesuai dengan peta jalan, pada 31 Agustus kemarin kita berhasil mencapai target 100 juta dosis vaksinasi Covid-19,” kata Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers, Rabu (1/9).
Nadia mengatakan, vaksinasi bagi petugas publik telah melampaui 100 persen dari target, baik untuk dosis pertama maupun dosis kedua. Sedangkan, masyarakat umum sudah ada 31 juta orang yang divaksin. Menurut Nadia, hal yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah mempercepat vaksinasi bagi warga lanjut usia (lansia).
"Yang menjadi PR kita adalah lansia karena baru 5,3 juta orang atau 24,5 persen dari sasaran 21,5 juta yang mendapatkan dosis pertama," ujar dia.
Dengan melihat laju vaksinasi saat ini, Nadia optimistis target kekebalan kelompok dapat tercapai sesuai waktu yang telah ditetapkan, yaitu pada 2022. Laju suntikan vaksin telah meningkat menjadi 10 juta dosis per 10 hari pada Agustus. Bahkan, kata Nadia, pernah mencapai 1,7 juta suntikan per hari.
Hingga saat ini, jumlah vaksin yang telah didistribusikan sebanyak 144 juta dosis. Pada Agustus, setiap daerah rata-rata mendapatkan pasokan 8 juta hingga 15 juta dosis vaksin. Berdasarkan catatan Kemenkes, hanya ada satu provinsi yang stok vaksinnya di bawah 10 hari.
Sekretaris Perusahaan sekaligus Juru Bicara Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan, Bio Farma hingga akhir Agustus telah mendistribusikan 129,89 juta dosis ke seluruh provinsi. "Pelaksanaan distribusi Covid-19 dilakukan berdasarkan pada alokasi dan permintaan dari Kementerian Kesehatan," katanya, kemarin.
Untuk itu, Bambang menjelaskan, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk mendistribusikan sesuai prioritas dan sasaran daerah yang telah ditetapkan.
Tidak proporsional
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan, ada sejumlah hal yang masih menjadi hambatan dalam percepatan vaksinasi. Salah satunya adalah pasokan vaksin yang tidak proporsional.
Menurut Gubernur yang akrab disapa Emil ini, proses vaksinasi di Jabar tidak akan selesai pada akhir tahun jika suplai vaksin yang diterima tidak proporsional dengan jumlah penduduk. Emil menyampaikan hal ini dalam video yang diunggah pada Rabu (1/9).
Ini bukan kali pertama Emil menyinggung soal pentingnya pasokan vaksin yang proporsional. Presiden Jokowi, kata Emil, menginginkan agar vaksinasi di Jabar tuntas pada Desember 2021. Agar target itu tercapai, Jabar setidaknya butuh pasokan vaksin 15 juta dosis per bulan untuk penyuntikan 500 ribu orang per hari.
"Jadi, jangan bicara kurang atau apa kalau suplainya saja tak sebanyak ini. Problemnya bukan di daerah, melainkan suplainya belum masuk," kata Emil.
Jumlah warga Jabar yang menjadi sasaran vaksinasi 35 juta jiwa. Jabar sudah menerima 18,6 juta dosis dan telah dipakai 14,4 juta dosis. Dalam urusan kecepatan vaksin, Jabar dua bulan lalu baru bisa menyuntikkan 50 ribu dosis vaksin per hari.
Namun, kata Emil, meningkat menjadi 235 ribu dosis per hari pada akhir Agustus. Bahkan, dalam acara Gebyar Vaksin pada 28 Agustus, Jabar bisa menyerap 420 ribu dosis vaksin per hari.
Emil kemudian menyinggung soal adanya provinsi yang memiliki penduduk lebih sedikit, tapi mendapatkan vaksin dalam jumlah lebih banyak. "Dan, ada provinsi besar seperti Jabar, vaksinnya sedikit yang dikasih. Maka, kalau dipersentasekan masih jauh, padahal jumlah vaksinnya saja sedikit," ujar Emil.
Masalah lainnya, kata dia, Jabar sebagai daerah otonom tak memiliki kuasa dalam menentukan kuota vaksin per daerah. Pemerintah provinsi hanya ditugaskan untuk mendistribusikan. "Jadi, memang tugas provinsi ini dalam pandangan saya kurang maksimal karena yang ngatur kuota kota/kabupaten itu dari pusat," katanya.
Kejar Vaksinasi Pelajar
Pemerintah daerah ingin secepatnya menuntaskan vaksinasi Covid-19 bagi pelajar. Vaksinasi pelajar terus dikebut sebagai salah satu persiapan untuk memulai pembelajaran tatap muka (PTM).
Pemerintah Kota Yogyakarta, misalnya, menargetkan vaksinasi seluruh pelajar, mulai jenjang SMP, SMA/SMK, dan madrasah selesai pada pekan ini. “Harapannya akhir pekan ini dapat selesai untuk vaksinasi pelajar," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Rabu (1/9).
Heroe yang juga ketua Harian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Yogyakarta mengatakan, vaksinasi bagi pelajar atau anak berusia lebih dari 12 tahun sangat penting dilakukan dan perlu segera dituntaskan. Dengan begitu, PTM bisa mulai dipersiapkan kembali.
Berdasarkan data, jumlah anak atau pelajar berusia 12-17 tahun yang sudah mendapat vaksinasi di Kota Yogyakarta tercatat 17.605 siswa. Sedangkan yang belum mendapat vaksinasi lebih dari 20 ribu siswa. “Program vaksinasi untuk pelajar terus diupayakan untuk dipercepat karena menjadi prioritas kami,” katanya.
Terkait kesiapan sekolah, Heroe menyatakan, seluruh sekolah sudah menjalani verifikasi protokol kesehatan dan dinyatakan siap menggelar pembelajaran tatap muka. Sejak Januari, seluruh sekolah di Yogyakarta sebenarnya sudah siap untuk tatap muka.
Proses uji coba pembelajaran tatap muka, lanjut Heroe, juga sudah dilakukan di jenjang SD dan SMP dengan hasil yang baik. “Guru dan karyawan sekolah pun sudah divaksinasi. Tinggal bagaimana kondisi umum penularan Covid-19 di Yogyakarta," katanya.
Pemerintah Kabupaten Banyumas juga ingin menggencarkan vaksinasi pelajar. Bupati Banyumas, Achmad Husein berharap, seluruh siswa yang melaksanakan PTM bisa divaksinasi Covid-19.
Kendati demikian, katanya, belum memungkinkan karena terbatasnya ketersediaan vaksin. "Saya inginnya seluruh pelajar yang sudah memenuhi syarat vaksin bisa segera divaksin. Tapi masalahnya, stok vaksinnya tidak banyak. Jadi, mau tidak mau, kita laksanakan vaksinasi pelajar secara bertahap," katanya saat meninjau pelaksanaan PTM di SMP Negeri 1 Kalibagor, Rabu (1/9).
Dalam kesempatan itu, Achmad menyatakan, akan terus menggenjot pelaksanaan 3T (testing, tracing, treatment) di wilayahnya. Kegiatan 3T tetap harus digencarkan meskipun jumlah kasus baru dan jumlah pasien meninggal sudah turun signifikan.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Irawati menambahkan, pelaksanaan vaksinasi bagi pelajar akan dilaksanakan secara bertahap, yang disesuaikan dengan ketersediaan vaksin di Dinas Kesehatan. "Pada Sabtu (4/9) besok, baru pelajar di dua SMP yang akan mendapat vaksin, yakni SMP Negeri 9 Purwokerto dan SMP Negeri 1 Sumpiuh," ucap Irawati.
Sementara itu, realisasi vaksinasi Covid-19 bagi pelajar di Kota Tangerang, Banten, masih rendah. Data Dinas Kesehatan Kota Tangerang mencatat, baru sekitar 30 persen jumlah pelajar yang sudah divaksin.
“(Vaksinasi) remaja sudah 50 ribu, total targetnya 178 ribu. Berarti kami baru masuk 30 persen untuk remaja,” kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Dini Anggraeni, Rabu (1/9).
Dini menuturkan, pihaknya akan terus menggencarkan vaksinasi bagi pelajar. Pada Rabu kemarin, Pemkot Tangerang menggelar vaksinasi dengan menyasar lebih dari 8.000 pelajar di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang. “Hari ini ada 8.632 sasaran, sekolahnya banyak setingkat SMP dan SMA. Jenis vaksinnya Pfizer,” tuturnya.
Dini mengatakan, vaksinasi pelajar diharapkan menjadi ikhtiar untuk menciptakan kekebalan kelompok. “Untuk anak-anak divaksin supaya terbentuk kekebalan dan siap menghadapi PTM,” kata dia.
Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin, sebelumnya menyampaikan, Pemkot Tangerang masih menyiapkan sejumlah hal sebelum membuka kembali sekolah. Persiapan dilakukan sambil menunggu arahan dari Pemerintah Provinsi Banten. “Pelaksanaan vaksinasi juga dalam rangka pelaksanaan PTM, yang akan kita laksanakan dalam waktu dekat,” ujar Sachrudin.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.